VII. Kejadian di koridor sekolah

11 3 0
                                    

If you fall in love with someone else, I'm willing to be someone else.
_FromFacebook

《♡》

Ana berjalan menyusuri setiap koridor sekolah bersama dengan Lia.

Sebenarnya hari ini Ana terlalu pagi berangkat ke sekolah karena, Cahyo belum mengerjakan PR dan ingin cepat ke sekolah untuk menyontek PR milik sang juara kelas tapi, untungnya saat Ana sampai di kelas sudah ada Lia yang juga ternyata kepagian karena kakaknya yang iseng mempercepat jarum jam di rumahnya. Akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk jalan-jalan sekalian Lia juga ingin memberi tour singkat untuk Ana.

Ana masih terkikik geli mendengar cerita Lia, ia merasa dirinya dan Lia sama, sama-sama memiliki kakak yang suka iseng. Ana juga ikut menceritakan beberapa keusilan Cahyo yang suka mengganti kata sandi ponselnya, mencuri polpennya bahkan menyembunyikan sepatunya.

Mereka berhenti lalu duduk di salah satu bangku yang ada di pinggir koridor, beristirahat sejenak.

"Ooh yang kemaren jemput lo itu ya?" Tanya Lia.

Ana sontak menggeleng pelan, "bukan, itu temen kakak gue."

Lia tersenyum geli, "temen apa temen?" Ia lalu menyenggol bahu Ana pelan, menggoda gadis itu.

Ana ikut tertawa, "temenn, temen kakak gue itu."

"Iyain deh."

Lalu mereka terkikik bersama lagi.
"Ganteng ya temen lo," Lia sengaja menekan kata 'teman' untuk menggoda lagi Ana.

"Lo mau gue kenalin ke Bang Rega? Eh udah mulai rame, ayo balik ke kelas." Ana berdiri.

Lia langsung menatap Ana dengan tatapan binar sembari ikut berdiri, "mau dongg. Siapa sih yang nggak mau dikenalin ke cogan?"

"Yaudah, nanti kapan-kapan lo main aja ke rumah gue soalnya Bang Rega hampir setiap hari di rumah gue."

"Ngapain di rumah lo?"

"Kan udah gue bilangg dia itu temen Abang gue."

"Ooh oke deh! Kapan yaa enaknya? Entar pulang sekolah dia ke rumah lo lagi, nggak?"

"Ngebet banget!"

"Hahahahaahah!"

Mereka kembali melanjutkan perjalanan, sekolah memang sudah cukup ramai, koridor yang tadinya sepi kini mulai terisi. Beberapa orang sama seperti mereka, berjalan ke kelas, beberapa yang lain terlihat sedang menyapu halaman kelasnya masing-masing.

Ana mengalihkan pandangannya ke lapangan, bahkan di sana sudah ada Ilhon yang sedang bermain basket bersama 2 temannya dan di sisi lapangan yang lain beberapa orang bermain sepak bola. Ana tersenyum kecil melihat Ilhon berhasil memasukan bola ke dalam ring lalu mengejek kedua temannya namun, ketika laki-laki itu berbalik matanya tak sengaja bertemu dengan pandangan Ana. Sadar bahwa ia tertangkap basah, Ana langsung gelagapan sendiri, ia hendak berpaling tapi ternyata Ilhon malah tersenyum lebar padanya sembari melambai-lambaikan tangan.

Ana nyaris saja pingsan dan ambruk ke lantai jika tidak ada Lia yang menahannya.

"Eh lo kenapa? Sakit?" Panik Lia.

"Anjir damage senyuman Kak Ilhon ternyata bisa segini parahnya." Ana menempelkan tangannya di dada, raut wajahnya seperti orang bodoh.

Lia hanya bisa terkekeh geli, "lo naksir ya sama Kak Ilhon?"

"Siapa sih yang nggak naksir sama dia? Sini bawa kesini orangnya!" Seru Ana setelah menegakkan kembali tubuhnya.

"Woi! Irga!"

Like A NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang