XII. Elsa dan Anna (Ana)

6 3 0
                                    

Elsa cantik banget tapi, rambutnya kenapa nggak putih?
Kapan ke salonnya?
_Ana

《♡》

Hari ini adalah Senin dan Ana sedang duduk di depan cermin bersiap memakai riasan setelah memakai seragam putih abu-abunya.

Setelah menyisir dan mengikat rambut, Ana memakai toner, serum, mousturizer, sunscreen, bedak dan terakhir olesan liptint tipis berwarna peach di bibirnya. Ana menatap dirinya, mengembangkan senyum kecil lalu mengedipkan sebelah mata pada dirinya sendiri. Ia merasa sangat cantik hari ini.

"Bang! Ayo berangkat!" Teriak Ana sembari keluar dari kamarnya.

"Cahyo tadi udah berangkat sama Rega, kamu bareng Mama aja." Ujar Luna yang juga baru saja keluar dari kamar.

Mendengar ucapan sang mama, Ana langsung mengecek kamar Cahyo, dapur, kamar mandi dapur dan terakhir teras rumah. Ia mengerutkan alis melihat motor Cahyo masih terparkir manis di garasi.

"Mama bohong, nih masih ada motornya!" Seru Ana dari depan.

"Tadi katanya sih bannya bocor makanya dia minta Rega buat jemput."

"Kok Bang Cahyo nggak ngomong sih, supaya gue numpang juga sama Bang Dega. Kalau berangkat bareng Mama kan pasti telat gara-gara macet, Ck! Dihukum lagi nih kalo gini ceritanya!" Gerutu Ana tak kuasa membayangkan dirinya yang sudah cantik begini harus hormat bendera ditemani matahari yang juga tak ingin kalah cantik.

《♡》

Benar saja dugaannya. Ia terlambat.

Gerbang besar yang sudah tertutup sangat rapat itu membuat lutut Ana lemas seketika.

"Kamu terlambat lagi deh gara-gara Mama, maaf yaa." Luna tersenyum nanar menatap putri bungsunya.

"Nggap papa kok, Ma. Yaudah Ana turun, Mama hati-hati ke toko, Assalamualaikum." Ana menyalimi tangan Mama sebelum turun dari mobil dan bergabung bersama anak-anak lain yang sedang memegang besi-besi gerbang sembari memohon pada Pak Satpam yang lagi asyik menyeruput kopi sambil membaca koran.

Ana menghela napas panjang sekali lagi.

Tidak lama kemudian datanglah seorang guru BK. Semua murid yang terlambat termasuk Ana digiring ke lapangan untuk menjalankan hukuman.

Sialsialsial!

《♡》

Ana duduk di bangku kantin dengan tenang setelah menegak habis sebotol air mineral yang beberapa menit lalu ia beli. Berdiri tegak sambil hormat kepada bendera selama hampir 1 jam benar-benar menguras seluruh tenaganya.

Suasana kantin saat ini masih sepi, karena memang pelajaran masih berlangsung.
Beberapa menit kemudian, Ana beranjak lalu berjalan pelan menuju kelasnya.

Tapi, entah apa ini hari sialnya atau memang ia hanya tidak beruntung, sesampainya di kelas Ana malah tidak diperbolehkan masuk oleh guru yang sedang mengajar. Semua orang yang ada di dalam kelas hanya bisa menatap Ana dengan tatapan iba tanpa bisa berbuat apa-apa.

Jadilah Ana sekarang duduk di sisi koridor depan kelas yang mengarah langsung ke lapangan sembari menyenderkan bahunya ke pilar bangunan yang ada disampingnya.

Ana menghela napas panjang lagi. Kali ini lebih panjang dari sebelumnya.
Sudah dihukum di tengah-tengah panas yang rasanya akan membakar kulit, tidak diperbolehkan masuk ke dalam kelas dan sekarang ia malah merasa pening yang semakin lama, semakin menyiksa.

Like A NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang