•H A P P Y R E A D I N G•
_____"Oh iya Len" Alan membuka suara. Namun matanya tetap pada fokus ke jalan, takut malah nabrak kalau menoleh ke Helena karena jalan lagi padat padatnya.
"Kenapa?" tanya Helena menghadap Alan.
"Ambilin dompet gue" ujar Alan.
"Dimana?"
"Dikantong celana gue" Alan menepuk kantong celananya sebelah kiri.
Heh yang benar aja?! Batin Helena. Bahkan kini mata cewek itu melotot di balik kacamatanya.
"WOI ELEN! ambil cepetan" suruh Alan mengagetkan Helena.
"Lo gila apa?!" sewot Helena.
Alan melirik Helena sekilas. "Emang nya kenapa sih cuma ambil dompet doang ribet bener" kata Alan.
"Y-ya kalo kesenggol yang lain gimana" ujar Helena ambigu.
Alan tertawa lepas.
"Yee itu mah otak lo yang gak bener"
"Lo kenapa berubah jadi asik gini sama gue Lan" tanya Helena tiba tiba. Heran aja, kadang Alan itu cuek, jutek, dingin. Kenapa sekarang jadi asik, dasar bunglon.
Tawa Alan terhenti. Cowok itu terdiam sebentar, iya juga kenapa dia jadi asik? Ia berdehem merasa canggung.
"G-gue emang gini kali orangnya. Lo aja yang belum kenal banget sama gue" jawab Alan sedikit gugup. "Emang lo kira gue orangnya gimana Len" tanya Alan balik.
Mobil berhenti saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Kini Alan bisa menatap Helena tanpa takut nabrak.
Helena berpikir sambil meletakkan telunjuknya di pelipis. "Galak, dingin, kejam, otoriter, kasar, dan masih banyak pikiran negatif lain di otak gue" ungkap Helena ringan tanpa melihat Alan yang kini menatapnya datar.
Kenapa tidak ada yang positif? Benar benar istri kurang ajar.
Alan berkedip pelan menyadari pemikirannya. Apa istri?
****
"Si cabe cabean masih ganggu lo Len?" tanya Zia pada Helena.
"Bella boneka anabel maksud lo?" tanya Helena balik tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Diluar dugaan Zia malah menganga lebar. Ia pasti salah dengar.
Iseng Rani memasukkan gumpalan kertas kemulut Zia. Anak gadis kok mangap mangap
"Cuih! Setan lo Ran, untung kagak keselek gue" Zia mendorong kening Rani dengan telunjuknya.
"Ya lo juga ngapain ngango udah kaya nolep aja tampang lo"
"Untung bukan lalat yang masuk mulut lo. Udah inalilahi lo sekarang" lanjut Rani
Zia menampar mulut kampret Rani. "Mulut lo ini kotor banget. Ngomong gak pernah disaring asal ceplos aja" semprot Zia membuat Rani memutar bola matanya malas.
"Gue mengingatkan Kenzia, kotor dari mana sih" kata Rani.
"Tau ah gelap!"
"Terang gini" Rani mencibir.
Zia beralih menatap Helena yang tak terganggu sama sekali.
"Tadi gue gak salah denger kan Len. Lo ngomong pake lo-gue?" tanya Zia dengan nada tidak percaya.
Rani ikut nimbrung. Menatap kedua gadis itu secara bergantian.
"Emang begitu kan gue ngomong" jawab Helena santai. Ia kini menatap muka cengo kedua temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ugly Wife
Teen Fiction|Note: sebagian chapter di private, silahkan follow sebelum berselancar di cerita ini| ________ Alano Prasetya cowok tampan idaman seluruh siswi SMA Nusantara harus menanggung beban besar akibat kesalahan yang dia perbuat, karena melakukan pelecehan...