SIAPA DIA ?

843 79 26
                                    

Budayakan vote sesudah/sebelum
Membaca ✨

•H A P P Y  R E A D I N G•

"Ini benar alamat yang dikasih Elen tadi kan?" tanya Rani pada Zia sambil menatap pintu apartemen di depannya.

Zia mengecek ponselnya, melihat pesan singkat yang dikirimkan Helena. "Benar kok, pencet gih bell nya" suruh Zia menyenggol pelan lengan Rani.

Rani menekan bell nya. Tak lama pintu apartemen terbuka menampilkan seorang laki laki dengan kaos putih dan celana boxer. Sontak mata kedua gadis itu terbelalak, terkejut melihat Alan ada disana, berbagai macam dugaan terlintas di kepala mereka.

"Jangan mikir aneh aneh. Masuk!" Alan langsung melenggang pergi, masuk ke kamar nya. Tadi Helena sudah meminta izin untuk membawa temannya kesini, dan juga  meminta izin untuk memberitahukan hubungan mereka. Ia setuju setuju saja, tidak ada yang perlu di sembunyikan bukan?

"Zia... gue gak salah liat kan. Itu beneran Alan? Alano Prasetya?" tanya Rani tidak percaya.

"Jangan jangan Elen dijadiin bahan pemuas nafsu kek si Bella?" ujar Zia dengan mata melotot.

Rani menutup mulutnya syok, tidak bisa dibiarkan, ia harus menolong Helena.

"Ini gak bener, kita harus bergerak cepat. Jangan sampai Elen di coblos Alan, gak bakal gue biarin cowok mesum itu sentuh Elen" ujar Rani mengebu gebu. Ia memukul sofa membuat Zia menatapnya aneh.

"Lo mau ngapain?" tanya Zia.

"Gue mau buat Alan jadi GOLPUT! biar gak nyoblos sana sini" jawabnya ngawur.

Zia menjitak pelan kepala Rani, otak nya memang sedikit oon. Golput kok dibuat, dia kira itu apaan.

"Kok gue di jitak sih" sungut Rani sambil mengusap kepalanya.

"Lo bego, gemas gue. Pengen gue buang ke jundul. Biar lo jadi sedikit bermanfaat" ketus Zia menatap Rani sinis.

"AN— mmpphh"

Zia membekap mulut toa Rani. "Ingat ini dirumah orang, jangan berisik"

"Eh kalian udah datang. Maaf ya lama. Gue baru siap mandi soalnya" ujar Helena tiba tiba datang. Ia langsung menduduk kan dirinya si sofa single.

Kedua gadis tadi menoleh ke asal suara, mereka menatap Helena lekat. Apa tadi? Siap mandi? Pikiran negatif kembali muncul di kepala mereka.

"Kalian kenapa ngeliatin gue gitu banget?" Helena merasa risih dilihat seperti itu. Apa ada yang salah? Ia meraba pipinya, ada kok tompelnya, kacamata juga dipakai. Lalu apa yang membuat mereka menatapnya seperti itu.

"Lo habis ngapain sama Alan? Ngaku!" desak Rani menunjuk Helena dengan telunjuk nya.

"Iya Len, ngaku aja gak papa, kita gak bakal bocorin kok. Aman deh" sahut Zia sambil tersenyum meyakinkan.

Helena semakin bingung, ia menggaruk kepalanya. "Tunggu tunggu, ini maksudnya apa sih. Ngaku apaan coba? Emang gue habis ngapain pake ngaku segala" ujarnya.

"Kita udah tau lo tinggal se-atap sama Alan, pasti lo abis ena-ena kan sama dia?" tuduh Rani tanpa di filter.

Tuduhan macam apa itu? Helena langsung melempar bantal sofa ke kedua temannya. Bisa bisanya mereka mikir hal kotor seperti itu, minta di geplak emang.

"Lancar bener ya mulut lo pada ngomong begitu. Gue gak ngapa ngapain sama Alan"

"Terus kenapa Alan bisa ada disini?" tanya Zia penasaran.

My Ugly Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang