MURID BARU

738 81 0
                                    

Dengan penuh percaya diri, gadis itu berjalan di koridor. Saat ini keadaan koridor sangat ramai karena bel masuk belum berbunyi. Hampir semua murid memperhatikan dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang menatap kagum, bingung, dan ada juga yang menatapnya sinis. Namun gadis berambut tergerai itu hanya acuh tanpa memperdulikan keadaan, satu tujuannya saat ini. Ruang kepala sekolah. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan sahabatnya.

"Dia..." gumam cowok itu sambil mengingat wajah murid baru yang begitu familiar. Dia kemudian menelfon rekannya guna mencari jawaban.

"Hallo?"

"Hallo Na! Kayaknya sahabat lo pindah kesini, gue lupa namanya"

Diseberang sana, Helena terdiam sejenak. Sahabat? "Ona? Yakin lo dia pindah kesini?"

"Yap, lo bisa cek sendiri nanti"

Tut.

Helena menutup panggilan secara sepihak, cowok itu menggerutu. "Kebiasaan"

****

Mendapat kabar bahwa sahabat nya yang di Amerika pindah sekolah ke SMA Nusantara, tanpa pikir panjang Helena segera menyusul ke ruang kepala sekolah, ia yakin pasti gadis itu berada disana. Terhitung sudah hampir tiga bulan mereka tidak bertemu sejak Helena meninggalkan sahabatnya itu tanpa kabar.

Awalnya Helena tidak percaya saat gadis itu mengatakan akan mengikutinya kembali ke Indonesia, ternyata gadis itu tidak main main dengan ucapannya.

Pintu kepala sekolah terbuka, seorang gadis berseragam putih abu abu muncul dari balik pintu, muka polosnya membuat Helena tersenyum senang. Jangan tertipu dengan muka polosnya ya, karena dia tidak sepolos yang kalian kira.

"Ona?" Helena melambaikan tangannya.

Langkah gadis itu terhenti, menatap bingung cewek cupu di depannya. Sok akrab pikirnya. Lantas ia melewati Helena begitu saja. Hal ini sering terjadi ketika ia berada di sekolah, siapa yang tidak ingin berteman dengan dirinya yang sangat cantik ini? Walaupun masih kalah jauh dari sahabatnya.

Helena menganga, berani sekali anak itu mengacuhkannya. Ia pun mengejar gadis itu dan menahannya.

"Lo lupa sama gue?" Helena melotot.

Tampak gadis itu menggaruk alisnya bingung. "Who are you? Aku do not know kamu" ujarnya asal-asalan.

Haish! Amburadul sekali bahasanya! Helena mengusap dadanya sabar, sahabatnya itu memang gila sedari dulu, jadi ia tidak heran lagi.

"Gue Helena, lo lupa?"

Bukannya terkejut atau memeluknya, gadis itu malah terbahak kencang sembari memegang perut.

"Kok lo ketawa sih, gue serius!" tekan Helena kesal, ia menendang kaki gadis itu pelan.

"LO TENDANG KAKI GUE? wahhh!! Parah lo!  Lagian ni ya, sahabat gue itu cantik pake banget. Lo ngaku ngaku jadi Lena? Denger ya, lo itu cuma daki nya Helena" ujar gadis itu lempeng.

Helena menepuk pelan keningnya, bagaimana dia bisa lupa kalau dia sedang menyamar. Lantas ia sedikit mendekat ke arah gadis itu. "Gue nyamar bodoh"

"Gak percaya! Oh atau Jangan jangan lo jadi butek karena pindah ke Indonesia ya? Kalau gitu gue gak jadi pindah deh, ntar muka bening gue jadi kerak gorengan kayak lo" gadis itu bergidik ngeri membayangkannya.

"Terserah lo deh Alone!" ucap Helena lalu berbalik dan pergi dari sana.

"Eh! Lo beneran Helena sahabat gue?! LELEK TUNGGU!"

Ia berlari kencang mengejar langkah Helena. Heran, dari dulu jalannya cepat sekali, makan apa sih dia? Pikirnya.

"Huh.. Huh.. Tunggu! Lo beneran Helena?" kata Ilona Xavier sahabat karib Helena--masih tidak percaya. Alone, satu kata itu yang meyakinkan dia bahwa cewek cupu ini adalah sahabatnya. Tidak ada yang memanggilnya Alone selain Helena Bowie, sahabatnya. Tapi kenapa sahabatnya berubah 360°??

My Ugly Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang