1. KEHIDUPAN BARU

3.7K 189 10
                                    

[vote sebelum membaca]

Zahra menggeliat dari tidurnya, dan terbangun. Ia melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul 05.45. Zahra berusaha melepaskan tangan Langit yang melingkar erat di pinggangnya.

Berhasil.

Zahra beranjak memasuki kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka, tidak lupa berwudhu. Lalu melaksanakan ibadah terlebih dahulu sebelum menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya.

Setelah beribadah, Zahra segera ke dapur. Ia tidak mau neko-neko. Zahra memasak nasi goreng seperti biasa. Sepertinya, itu sudah menjadi rutinitas bagi keluarganya untuk sarapan pagi dengan menu nasi goreng ala Zahra.

Akhirnya sarapan yang Zahra buat telah matang. Ia menyusunnya sedemikian rupa diatas meja makan. Dirasa cukup, Zahra kembali menaiki satu-persatu anak tangga menuju kamar sang buah hati.

Zahra membuka pintu. Ia mendapati Queen masih terlelap dengan memeluk boneka kesayangannya. Boneka itu pemberian dari sang kakek. Rama, Papi dari Zahra.

Zahra duduk di kasur putrinya. Menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Queen.

"Queen, bangun yuk. Sudah pagi, sayang." Ucap Zahra, tangannya mengelus surai rambut anaknya.

Queen menyeritkan dahinya, lalu menangkap tangan sang Mami. Membawanya ke bawah pipi, menjadikan bantal.

Zahra menggigit bibir bawahnya, gemas. Anaknya ini memang paling bisa membuat orang yang melihatnya gemas akan tingkah lakunya.

Zahra merendahkan posisinya, mendekat ke telinga Queen, "Bantuin Mami, yuk. Bangunin Papi. Papinya Queen belum bangun, lho."

Mendengar kata 'Papi' membuat Queen segera membuka matanya.

"Papi belum bangun, Mi?" Tanya Queen dengan nada cadelnya.

Zahra tersenyum ke arah anaknya, "Belum, nunggu dibangunin sama Queen katanya." Jawabnya.

Queen merentangkan tangan antusias, pertanda minta digendong. Zahra dengan cepat meraih tubuh anaknya.

Queen mengalungkan tangannya dileher sang Mami, "Hari ini Queen gak mau sekolah, Mi."

Zahra membawa Queen ke kamarnya, "Lho, kenapa?"

Queen cemberut, "Temen-temen Queen semuanya jahat. Katanya Queen ini anhar. Artinya anhar itu anak haram, mi. Tapi Queen 'kan bukan hewan, masa haram sih?!" Pekiknya kesal.

Zahra melotot kaget, bukannya dia tidak tahu arti dari anhar. C'mon guys, Zahra ini mama gaul. Ia hanya kaget saat mendengar ada yang berani mengatai anaknya yang tidak-tidak.

"Nanti Queen ngadu sama Papi, ya. Biar Papi yang ngurus mereka. Pokoknya Queen harus tetap sekolah, biar pinter. Jadi kebanggaan Mami-Papi ya, sayang?" Tanya Zahra.

Queen mengangguk, tapi mukanya masih cemberut.

Zahra memasuki kamarnya dan meletakkan Queen dikasur.

"Queen bangunin Papi, ya. Mami mau mandi dulu." Ucap Zahra.

Queen mengangguk, "Okey, mi."

Zahra memasuki kamar mandi, meninggalkan Queen disana bersama Langit yang masih terlelap.

Oh iya, Queen sekarang berumur 5 tahun. Ia sudah duduk di bangku kelas 1, sekolah dasar. Terlalu cepat? Memang. Saat itu Queen menangis ketika melihat Raja dan Pangeran mengenakan seragam SD. Ia juga ingin dimasukkan ke sekolah, bahkan kelas yang sama dengan sepupunya. Kakeknya, Jareda ayah dari Langit yang memang sangat memanjakan Queen, dengan tegas memerintahkan pihak sekolah untuk menerima cucunya bersekolah di sana.

Jareda's FAMILY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang