24. RENCANA

1.1K 103 115
                                    

Langit berbaring di samping Zahra, mengelus pelan surai istrinya.

"Kamu kok bisa gini, Ra." Gumam Langit memandangi wajah damai sang istri.

Langit mengecup sekilas bibir Zahra kemudian tertidur nyenyak.

Hari ini lelaki itu sangat kelelahan karena mengurus Queen sekalian mencari keberadaan Zahra. Untungnya ada Afifah yang membawa istrinya pulang sehingga hati Langit kembali tenang.

Zahra sebenarnya belum tidur, ia mengubah posisi menjadi berhadapan dengan Langit yang masih mendekap tubuhnya. Ia memandangi wajah lelah sang suami, mengelus pelan pipi Langit yang terasa halus di tangannya.

Cukup lama waktu yang di habiskan Zahra hanya untuk memandangi Langit. Ia memilih beranjak dari sana menuju kamar putrinya.

Zahra memasuki kamar Queen. Ia berniat membangunkan anaknya.

"Sttt, Queen bangun dulu sayang. Bentar aja kok,"

Zahra berucap pelan sambil mengelus dan menepuk pelan pipi Queen.

Queen menggeliat dari tidurnya dengan mata yang perlahan-lahan terbuka.

"Mami?"

Queen kaget saat melihat Zahra ada di kamarnya. Setahu Queen, Maminya ini sedang tidak bisa bergerak.

"Sttt, Queen gak boleh berisik ya." Bisik Zahra mengisyaratkan agar Queen diam.

Queen mengangguk.

"Mami mau Queen janji gak bakal ceritain ini ke siapa-siapa termasuk Papi, janji ya?" Tanya Zahra memperlihatkan jari kelingkingnya ke depan Queen.

"Iya, Mi." Jawab Queen.

Zahra tersenyum, "Mami mau minta tolong sama Queen,"

Queen menyerit bingung, "Minta tolong apa, Mi?"

"Kamu tau kak Afifah kan?" Tanya Zahra.

"Tau, teman kerjanya Papi yang nolongin Mami 'kan?" Tanya Queen memastikan.

Zahra memutar bola mata malas. Nolongin ndasmu, pikir Zahra.

Zahra berdecak kesal, "Ck, mulai sekarang Queen gak boleh percaya ya sama dia." Tutur Zahra.

"Loh kenapa Mi? Kan kak Afifah baik." Jawab Queen.

Zahra menampilkan senyum terpaksanya, "Sabar Ra, anak sendiri gak boleh di katain." Batin Zahra.

"Dia jahat, pokoknya Queen jangan mau di boongin sama dia." Ujar Zahra sedikit memaksa.

Queen mengangguk, "Jahat gimana, Mi?"

Zahra menghela nafas lelah. Queen dan segala keingintahuannya selalu saja membuat Zahra pusing.

"Dia yang culik Mami." Jawab Zahra singkat.

Queen menutup mulutnya dengan kedua tangannya, "Mmpp... Mppp..." Ia berbicara tapi lupa melepaskan tangannya di sana.

Zahra meringis melihat kebodohan putri semata wayangnya. Ia segera melepaskan tangan Queen dari mulut anak itu.

"Tangannya di lepas dulu pinter." Kata Zahra.

Queen menampilkan cengiran polosnya, "Lupa Mi,"

Zahra menggelengkan kepalanya. Ia tidak mengerti lagi dengan tingkah Queen.

"Jadi gimana? Queen mau gak bantuin Mami?"

Queen mengangguk, "Mau Mi, tapi bantuin apa dulu?"

Zahra tersenyum senang, "Mami pengen kamu jagain Papi. Jangan sampai Papinya Queen berduaan sama kak Afifah. 'kan Mami ceritanya lagi sakit nih, jadi selama Mami sakit Queen yang akan jagain Papi di luar sana. Queen gak mau 'kan Papinya di ambil sama kak Afifah?" Tanya Zahra berusaha menakuti Queen.

Jareda's FAMILY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang