26. USAHA

1K 104 127
                                    

Eits sebelum kalian lanjut membaca, author mau nawarin sesuatu nih, ada yang mau masuk grup wa? Di sana kalian bisa ngingetin aku update di tambah bisa berinteraksi dengan tokoh-tokoh ceritaku.

Kalo kalian minat, tulis aja nomor kalian di kolom komentar.

Di dalam mobil, Afifah tidak henti-hentinya mendekati Queen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam mobil, Afifah tidak henti-hentinya mendekati Queen. Mulai dari mengajak Queen berbicara sampai menawari anak itu bermain game bersama di ponselnya.

Pangeran mendelik kesal, "Tante ini berisik banget sih, kalo Queen gak mau ya gak usah di paksa."

Afifah menatap tajam ke arah Pangeran yang selalu saja menjadi penghalang baginya untuk mendekati Queen.

Langit menahan tawanya ketika mendengar ungkapan kesal keponakannya.

Queen jadi teringat dengan ucapan Zahra yang mengatakan Papinya tidak boleh berduaan dengan Afifah. Tapi bagaimana caranya? Sekarang ia harus pergi ke sekolah.

"Pi," Panggil Queen.

Langit melirik dari kaca mobil, "Kenapa sayang?"

"Abis pulang sekolah, Queen bisa main ke kantor Papi gak?" Tanya Queen.

Langit tersenyum, "Boleh kok. Kapan pun Queen mau, pintu perusahaan selalu terbuka lebar untuk Queen."

Langit melanjutkan ucapannya, "Raja juga boleh ikut kok kalo mau."

Pangeran memekik senang, "Pangeran juga ikut ya, Pi."

Langit melirik sekilas keponakannya, "Khusus kamu gak boleh." Jawab Langit dengan tega.

Pangeran memasang tampang julidnya, "Kenapa? Takut kalah saing?" Sindir Pangeran.

"Kalah saing gimana?" Tanya Langit bingung.

"Papi takut kalo ketampanan yang Papi punya tersaingi sama Pangeran." Ungkap Pangeran kepedean.

Lah, pede gila.

"Cil bocil, ingus lo masih meler kemana-mana, sok sok-an mau saingin gue. Di pikir lo cakep gitu?" Cemooh Langit.

Pangeran mengangguk cepat, "Oh jelas Pangeran cakep, gak kayak Papi udah ubanan."

Langit melotot tak terima, "Heh! Ubanan apaan?! Lo gak liat warna rambut gue hitam semua." Sembur Langit.

"Paling juga Papi cat supaya itam." Balas Pangeran.

Tolong perpanjang kesabaran Langit agar tidak melempar anak Elang dari mobilnya. Dia sudah darah tinggi sekarang.

Langit menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di sekolahan Queen, Pangeran, dan Raja.

Ketiga bocah itu mencium tangan Langit sebelum turun dari mobil. Khusus Pangeran, anak itu menggigit tangan Langit lalu berlari keluar mobil meninggalkan Raja dan Queen.

Jareda's FAMILY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang