"MAMI!"
"ZAHRA!
"BANGSAT XAVIER!"
Queen menjerit dari anak tangga bagian atas saat melihat Maminya jatuh terduduk ke lantai.
Jantung Angkasa dan Elang seperti di paksa tercabut dari tempatnya.
Entah darimana datangnya Langit, ia menendang tangan Xavier bersamaan dengan lelaki paruh baya itu menarik pelatuk pistolnya.
Berhasil.
Peluru pistolnya meleset dan malah mengenai guci mahal tepat di samping Zahra berdiri.
Melihat hal itu Xavier segera di amankan oleh teman-temannya. Mereka khawatir Xavier akan berbuat nekat lagi.
Queen berlari menuruni anak tangga menghampiri Maminya, sedangkan Langit melangkah cepat menuju Zahra.
Mereka bertiga berpelukan. Queen dan Zahra berada dalam dekapan Langit.
"Kamu gak papa?" Tanya Langit berbisik kepada Zahra sambil mengecup keningnya berulang kali.
Baik Queen mau pun Zahra masih shock dengan kejadian yang baru saja mereka alami.
"Bawa mereka ke atas, Ngit." Perintah Elang.
Langit mengangguk lalu menuntun mantan istri dan anaknya menaiki satu persatu anak tangga. Langit memeluk pinggang Zahra dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanan ia pakai untuk menggendong Queen.
Setelah sampai di kamar Zahra, Langit mendudukkan dirinya di kasur sedangkan Queen berbaring di sana bersama Zahra.
Langit mengelus surai lembut ibu dari anaknya, tangan Zahra masih gemetar di genggamannya.
Setelah melihat Queen tertidur, Langit menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah mantan istrinya. Ternyata Zahra belum tidur.
Langit sedikit menunduk mendekatkan wajahnya dengan wajah Zahra, "Kenapa belum tidur, hm?"
Zahra menggeleng enggan membuka suaranya. Ia mengubah posisi tidurnya menjadi telentang menatap Langit.
"Kamu ngapain masih di sini." Tanya Zahra.
Langit menghela nafas kasar, "Kamu gak suka aku ada di sini?"
Zahra mengangguk.
Langit menunduk dalam, "Maaf, Ra."
"Gak ada lagi yang perlu di maafin, Ngit. Kita udah selesai." Tutur Zahra.
Langit memilih mengabaikan ucapan Zahra. Ia mengambil air minum di atas meja nakas, "Nih minum dulu." Perintah Langit.
Zahra bangun dari tidurnya lalu meminum air tanpa mengambilnya di tangan Langit. Jadilah ia minum menggunakan tangan mantan suaminya.
"Udah." Ucap Zahra.
Langit membersihkan sisa air yang membasahi bibir Zahra menggunakan tangannya.
Keduanya beradu pandang cukup lama, hingga akhirnya Zahra memutuskan untuk mengalihkan pandangannya.
Hening beberapa saat.
Kemudian ponsel Zahra berdering. Terpampang lah nama Devano di layar ponselnya. Ia segera mengangkatnya.
"Halo kak?"
Langit menajamkan pendengarannya.
"Halo... Kamu katanya balik ke indo ya."
"Iya kak,"
"Ohh... Ngapain di sana?"
"Ngurus perceraian kak." Jawab Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jareda's FAMILY (On Going)
Romansa[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] SEQUEL DARI CERITA "Perjodohan berjamaah" _____________________________ Kehidupan Zahra, Alya, dan Andini, berubah pesat setelah menikah. Sejauh ini pernikahan ketiganya bahagia, bahkan sangat bahagia. Tetapi lama-kelam...