"Kamu!"
Perempuan itu tertawa, "Kenapa? Kaget?" Ia bertanya dengan nada mencibir.
"Apa-apaan ini Afifah?!" Zahra bertanya dengan nada tinggi.
Afifah tersenyum licik, "Tenang aja bu, ibu tinggal ikuti semua permainan saya."
"Silahkan masuk Dok," Lanjut Afifah.
Dokter tersebut masuk dengan membawa suntikan yang terisi cairan di dalamnya.
Perasaan Zahra tidak enak. Cairan apa itu?
"Cairan ini manjur 'kan Dok?" Tanya Afifah memastikan.
Dokter tersenyum lalu mengangguk, "Cairan ini akan bereaksi beberapa jam kemudian setelah memasuki jaringan sel tubuh."
Afifah memberi kode, "Tunggu apalagi? Cepat dokter suntikkan ke dalam tubuh wanita itu."
Dokter melangkah ragu ketika mengenali orang yang akan dia berikan cairan berbahaya di tangannya, "Cairan ini bertahan hingga 2 tahun. Dan selama itu pula korban akan mengalami kelumpuhan."
Zahra terbelalak kaget mendengar ucapan dokter itu. Ia berusaha melepaskan diri.
"Kalo perlu buat dia lumpuh selamanya dok," Ucap Afifah.
Zahra menggeleng menatap dokter itu mengiba, "Jangan dok, saya mohon jangan."
Dokter itu sudah berada di samping Zahra dan mengarahkan jarum suntiknya ke lengan Zahra.
Zahra memejamkan matanya saat jarum itu menyentuh kulitnya. Tapi ia di buat bingung, dokter itu hanya menempelkan tanpa memasukkan jarum suntiknya.
Cairan itu terbuang sia-sia ke lantai di samping Zahra. Dokter itu mengodenya lewat tatapan mata.
Ponsel Afifah berdering. Ia memilih keluar ruangan untuk mengangkatnya.
"Dok?" Tanya Zahra bingung.
"Saya mengenal Papi mu, Rama Laksamana. Dia banyak berjasa di dalam kehidupan saya. Tidak mungkin saya tega mengkhianatinya dengan menyakiti keluarganya." Tutur sang Dokter.
Zahra tersenyum lega, "Makasih banyak, dok."
Dokter itu membalas senyuman Zahra, "Sekarang kamu tinggal mengikuti permainan wanita itu dengan berpura-pura lumpuh."
Zahra memasang senyum liciknya, "Pasti dok."
"Kalo begitu saya permisi, kamu hati-hati di sini. Saya akan menghubungi Papi mu dan menceritakan tentang apa yang kamu alami sekarang." Ujar sang Dokter.
Zahra mengangguk, "Silahkan, dok."
"Mari kita lihat, siapa yang lebih licik di sini." Batin Zahra.
🌜🌜🌜
5 jam kemudian barulah Afifah mengantarkan Zahra pulang ke rumahnya. Yang perempuan itu pikir, Zahra sudah lumpuh akibat cairan yang di suntikkan dokter kepadanya.
Keduanya pun sampai di depan rumah Zahra dan Langit. Afifah tersenyum senang, sebentar lagi Langit akan menjadi miliknya.
"Ingin berpura-pura menjadi pahlawan rupanya." Batin Zahra sambil memandang datar sektretaris suaminya.
Zahra memperhatikan gerak gerik Afifah. Perempuan itu tampak berbicara dengan Langit yang sedang menggendong putri mereka, Queen.
Tidak lama kemudian Langit menghampiri mobil yang di tumpangi Zahra. Tidak hanya Langit, tapi kedua temannya beserta Angkasa dan Elang juga ikut di belakang Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jareda's FAMILY (On Going)
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] SEQUEL DARI CERITA "Perjodohan berjamaah" _____________________________ Kehidupan Zahra, Alya, dan Andini, berubah pesat setelah menikah. Sejauh ini pernikahan ketiganya bahagia, bahkan sangat bahagia. Tetapi lama-kelam...