6. HILANG

1.1K 116 62
                                    

[vote sebelum membaca]

Zahra tersenyum canggung menatap Alya. Ia mengode agar Queen di jauhkan darinya. Dulu Zahra tidak terlalu suka anak kecil. Mungkin itulah sebabnya sekarang ia menjadi risih ketika berdekatan dengan Queen.

"Al, please. Lo ngerti banget apa yang gue rasain." Ucap Zahra.

Alya menggigit bibir bawahnya. Bagaimana ini?

Queen sangat lengket dengan Zahra. Tidak mungkin Alya memaksa Queen yang statusnya Anak kandung Zahra untuk menjauh dari ibunya sendiri.

"Ra," Akhirnya Langit membuka suara.

Zahra menatap lelaki di sebelah Alya, "Lo kenal gue?" Tanya Zahra. Ia ingin memastikan lelaki itu memanggilnya atau bukan. Karena Zahra yakin, ia tidak pernah berkenalan dengan lelaki ini.

Langit mengangguk, "Aku suami kamu dan ini anak kita." Tutur Langit sambil menunjuk Queen.

Zahra menggaruk kepalanya. Kenapa hari ini banyak orang aneh di sekitarnya, pikir Zahra.

"Gue masih kelas 11 SMA Mas. Mohon maap aja nih, tapi kayaknya Mas salah orang deh." Jawab Zahra.

Ketika Langit ingin membalas ucapan Zahra, Angkasa dengan cepat menahannya. Angkasa menggeleng tegas, pertanda Langit tidak boleh memaksakan keadaan.

Queen yang duduk di sebelah Zahra mendekat, lalu memeluk Zahra dari samping.

"Queen ngantuk, Mi. Mau di nina boboin sama Mami." Queen merengek sambil menggelayut manja di leher Zahra.

Ketika Zahra ingin mendorong anak kecil yang memeluknya, tiba-tiba saja hati kecilnya menolak. Ia nyaman di peluk oleh anak kecil yang selalu Zahra anggap menyusahkan.

Perlahan Zahra membalas pelukan Queen, menepuk-nepuk pelan punggung kecil anak itu. Zahra bisa melihat raut kelelahan di wajah Queen, membuatnya tidak tega untuk sekedar menolak.

Benar saja, tidak lama kemudian Queen tertidur di dekapannya.

Zahra ingin berbaring tapi tidak bisa. Akhirnya ia meminta tolong bantuan Alya, "Tolong Al, bantu gue rebahan dong."

Alya bergegas membantunya. Ia juga membaringkan Queen di sebelah Zahra. Tepat sekali, Zahra tidak bisa tertidur nyenyak jika tidak memeluk sesuatu. Berakhirlah tubuh mungil Queen, Zahra jadikan guling.

Angkasa membuka suara, "Biarin mereka istirahat." Ucap Angkasa melirik Langit yang enggan meninggalkan keluarga kecilnya.

Mau tidak mau, Langit ikut keluar bersama Angkasa, Elang, dan Alya. Sebelum keluar dari sana, Langit menyempatkan mencium kening Zahra dan Queen.

Pintu ruang pasien tertutup.

"Jadi apa keputusan lo?" Elang bertanya sambil menatap tajam adiknya.

Langit menggeleng, "Gue belum bisa milih, Bang." Gumam Langit.

Angkasa maupun Alya menatap tidak percaya ke arah Langit.

"Bangsat banget sih Ngit? Jelas jelas lebih penting Zahra yang statusnya istri lo daripada Rembulan." Maki Alya. Ia tidak habis dengan jalan pikiran Langit.

"Apa yang lo liat dari Rembulan? Sampai lo tega khinatin Zahra. Lo gak ingat perjuangan lo dulu buat dapatin Zahra gimana?" Ujar Angkasa masih berusaha menyadarkan Langit.

Langit memandang jengah ke arah mereka, "Ini urusan rumah tangga gue. Please, kalian gak usah ikut campur. Kalian udah terlalu jauh mencampuri hubungan gue sama Zahra. Mau gue selingkuh sekali pun, rasa cinta gue ke dia gak pernah hilang. Jadi tenang aja." Tegas Langit.

Jareda's FAMILY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang