17. IT'S ME

1.2K 127 156
                                    

Selama di perjalanan menuju rumah Langit, Zahra hanya melamun dan diam menatap keluar jendela.

Semua itu tidak luput dari perhatian Rama dan Anita. Andai dulu mereka tidak mengenalkan Langit kepada Zahra, mungkin putrinya sudah bahagia. Bahagia dengan lelaki pilihannya sendiri.

Rama atau pun Anita tidak pernah membayangkan semuanya akan jadi seperti ini. Apalagi ketika melihat kegigihan Langit untuk mendapatkan putri mereka, rasanya mustahil saja.

Mobil Rama sudah memasuki perumahan elite. Sebentar lagi mereka akan sampai.

Zahra menegakkan posisi duduknya, ia mengumpulkan tenaga agar bisa melawan mereka yang ada di sana. Ia memang tidak suka keributan, tapi kali ini semua demi anaknya.

Rama menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di rumah Langit. Rumah yang dulu ditempati putrinya dengan Queen.

Rama turun lebih dulu di susul Anita lalu yang terakhir Zahra.

Alya dan Andini sendiri sudah menunggu kedatangan orang tua sahabat beserta sahabatnya. Mereka menunggu di pinggir jalan. Toh, rumah Langit tepat berada di depan rumah mereka.

Rama, Anita, dan Zahra berjalan menuju ke tempat Alya dan Andini yang sedang duduk di pinggir jalan seperti orang yang meminta sumbangan.

"Ini nih si anak setan baru muncul. Tega banget ninggalin kita di sana, mana gak ada kendaraan lagi." Omel Alya.

Iya, Zahra meninggalkan mereka di kantor peradilan agama bersama Andini dan anak mereka. Mentang-mentang yang di pakai adalah mobilnya, Zahra malah seenaknya meninggalkan mereka.

Zahra terkekeh geli, "Sorry, gue lupa kalo ada kalian."

"Bangsat emang lo, Ra." Maki Andini.

Anita ikut tertawa, "Lalu kalian pulang naik apa?"

"Taksi, Mi. Astaghfirullah anak Mami ini bener-bener gak punya akhlak." Adu Alya.

Andini mengangguk, "Mana nunggu taksinya lama lagi."

Rama terbatuk agar para perempuan ini menyadari keberadaannya.

"Ayo," Ajak Rama setelah mereka menyadari keberadaannya.

Mereka berlima segera menuju rumah Langit di depan sana.

🌜🌜🌜

Raja, Pangeran, dan Damian sedang bermain bersama di taman komplek perumahan Damian.

Iya, Raja dan Pangeran mainnya sudah jauh sejak dini. Mereka memang sering mengunjungi rumah Damian begitu pun sebaliknya.

"Queen kok jarang main sama kita?" Tanya Damian.

Raja menjawab, "Queen lagi punya masalah sama orang dewasa, Dami."

"Mami Papinya Queen pisah." Ujar Pangeran to the point.

Damian menyerit bingung, "Kalo pisah berarti Queen ikut salah satunya dong."

Raja mengangguk, "Iya, Queen di ambil sama Papinya."

"Kenapa gak ikut sama Mami Zahra aja?" Tanya Damian.

"Gak bisa, Dami. Bapak tua yang pegang palu bilangnya Queen harus ikut Papi Langit." Jawab Pangeran.

Damian mengangguk paham, "Pasti Queen sedih," Ucap Damian sambil memasang wajah sedihnya.

Pangeran memandang jijik ke arah temannya, "Ih jangan drama deh."

Jareda's FAMILY (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang