Part 8

7.9K 798 34
                                    

"Kita mau makan malam apa nih?" tanya Jonathan ketika mereka selesai berjalan-jalan.

"Noodle.. Noodle.." Tristan memainkan jari telunjuknya yang kecil. Mendengar kode dari putranya, Jonathan tertawa. "Yayaya, ayo kita makan mie. Makanan kesukaan Tristan."

Tarin ikut tersenyum mendengarnya. Mereka berhenti di depan sebuah restauran bertuliskan Mr. Wok-Work.

Begitu memasuki restauran itu, langkah kaki Tarin terhenti. Ia menatap dua orang yang tengah duduk di meja yang tak jauh dari pintu masuk itu.

Malvin bersama Kayana.

Melihat Tarin yang terdiam, Jonathan ikut menatap apa yang Tarin lihat. Wajahnya berubah menjadi tak terbaca.

"Uncle Malmal!" pekik Tristan yang ada di gendongan Jonathan.

Malvin yang mendengar suara memanggil namanya menoleh. Ia menemukan keluarga kecil Jonathan yang berdiri tak jauh dari mejanya.

Tristan turun dari gendongan ayahnya dan berlari menuju meja pamannya. "Uncle! Titan mau makan Fried Noodle with Pork and oh! Tofu skin!" Malvin tersenyum mendengar celotehan keponakannya.

Sadar akan Tarin yang terdiam membuat Jonathan memutar rencananya. Mungkin Tarin tidak nyaman bertemu Kayana di sini.

"Kalo lo ga mau, kita bisa makan di tempat lain," tawar Jonathan.

Tarin tersadar akan lamunannya. "Kita udah liat-liatan gini. Seenggaknya harusnya nyapa kan?" tanya Tarin berbalik.

Dengan ragu, Jonathan mengikuti Tarin yang sudah berjalan lebih dahulu ke arah Malvin dan Kayana. Begitu sampai di meja itu, Malvin berdiri dan menyambut kakak iparnya itu.

Ia memeluk Tarin dan mencium pipi kakaknya. Begitu pula dengan Kayana. Tarin memeluk Kayana dan memberikan ciuman di pipinya.

"Kakak mau makan malam di sini? Kebetulan banget kita ketemu," ujar Malvin.

"Iya, soalnya Tristan mau makan mie. Jadi ke sini. Habis pulang kantor ya?" tanya Tarin melihat setelan pakaian Kayana yang terlihat rapih.

"Kita lagi mamam mamam co cwit kak!" Kode Malvin sembari bercanda membuat Kayana menatap gemas pria di hadapannya. Jutaan pria dan dia jatuh pada pria aneh bernama Malvin.

Tapi candaan itu berbeda untuk Tarin. Ia memiliki pemikirannya sendiri. "Ahh lagi ngedate ya?" tembak Tarin.

"You got it right, sister in law!" Malvin memberikan jempolnya untuk Tarin.

"Kita ke meja kita dulu ya." Jonathan yang sedari tadi diam akhirnya membuka suaranya.

Ia mengambil Tristan dan mengajak Tarin menuju meja kosong yang berada sedikit lebih jauh dari meja Malvin dan Kayana.

Selama makan malam Tarin lebih banyak diam. Ia tidak mengomentari apapun. Tarin hanya membantu Tristan makan, menyuapnya jika perlu, lalu menghabiskan makan malamnya.

Dia marah? Kenapa dia diem aja? Gue gabisa baca raut mukanya. Erang Jonathan.

"Lo tau kan Rin, lo ga perlu maksain kalau ga nyaman tadi," ujar Jonathan.

"Gue fine kok."


Fine apanya? Jelas-jelas dia diem aja sejak di sini. Padahal tadi dia baik-baik aja sebelum ke sini.


Berbeda dengan Jonathan yang sibuk menerka isi kepala Tarin, Tarin berusaha menyingkirkan fikiran aneh di kepalanya.

Turning Back At You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang