Part 20

7.2K 661 15
                                    

"Papa!! Papa sudah sembuh?" Tristan berlari ke arah Jonathan yang tengah duduk di sofa santai. 

Ia baru selesai menjadi tour guide cilik dari Desmond. Menggantikan Tarin yang harus menjaga Jonathan.

Jonathan menyambut tubuh anaknya itu di dalam pelukan, lalu memangku Tristan. "Udah dong. Kan Tristan udah cium papa and I'm feeling better now," ucap Jonathan.

"Gimana tadi? Enak jalan-jalannya?" tanya Jonathan penasaran pada aktivitas anaknya.

Tristan mengangguk semangat. "Ya papa. First we go to the park since I wanted to play scooter."

Jonathan membantu Tristan melepaskan helm dan juga pelindung lutut serta sikunya selagi anak itu bersemangat menceritakan semuanya.

"Really? You met your friend?" tanya Jonathan lagi. Tristan mengangguk semangat.  "And I also went to Buda Castle. There were lot of people there. Uncle Desmy bought a huge bucket ice cream for me, papa."

"Oh ya? Kok ga bagi sama papa?" tanya Jonathan. "I ate all of them. By my self." Tristan menunjuk perut kecilnya, tempat sang es krim kini berada.

Tak kuat dengan gemasnya tingkah Tristan, Jonathan memberikan ciuman di pipi anak itu. Lalu mencubit pelan pipinya. "Gemes!" ujar Jonathan menahan rasa gemasnya pada sang anak.

"Tristan hebat banget bisa jadi tour guide. Kalian sering jalan-jalan ya? Dia sampai ngarahin gue naik trem mana gitu. Padahal gue belom kelar baca petanya," puji Desmond saat mereka makan malam.

"Dia biasa jalan sama Malvin. Kan Malvin juga tinggal di sini," jawab Tarin. Desmond membeo mendengarnya.

"Tadi Titan temenin uncle beli ring, mama," lapor Tristan.

"Uhuk.. uhuk.."

Makanan yang masuk ke mulut Jonathan menjadi boomerang baginya sendiri. Ia tersendak mendengar laporan anaknya.

"He said that he bought it for someone special!" tambah Tristan lagi. Tarin memasang wajah penasarannya sambil mencoba menggoda Desmond.

"Really? Ahh uncle Desmy is in love, sweetie." Tarin menggoda temannya yang duduk di seberangnya.

Dia beli cincin? Jangan-jangan buat Tarin?! Dasar cowok gila! Pekik Jonathan dalam diam.

Tapi Jonathan hanya bisa diam. Sedangkan Desmond tersenyum malu-malu.

Tch, mukanya nyebelin banget. Gerutu Jonathan.

Jonathan duduk bersebelahan dengan Desmond di meja makan ini dan rasanya sulit sekali menahan hasrat ingin menghajar Desmond. "Iya dong. Gue udah nunggu lama banget buat ngasih ini ke dia. Kan Hungaria terkenal sama hiasan batu-batunya," ungkap Desmond lagi.

Kedua tangan Jonathan menggenggam erat pisau dan garpu makannya. Ia benar-benar ingin menancapkan kedua alat makan itu ke atas kepala Desmond.

"Kok lo ga pernah cerita sih? Dia siapa?" tanya Tarin penasaran.

Desmond tersenyum lebar bahkan lebih terkesan mirip cengiran ketimbang senyuman. "Gue udah lama banget kenal dia. Emang ga pernah gue kenalin sih tapi dia ga peka sama gue. Selama ini dia punya anjing penjaganya. Sekarang waktunya gue kasih tau kalau gue ada perasaan sama dia." 

Jonathan menatap piring makanannya dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Memikirkan apa seharusnya ia menyumpal mulut Desmond dengan potongan daging miliknya atau tidak.

"Maksud lo anjing penjaga tuh dia punya pasangan?" tanya Tarin lagi. Desmond mengangguk mengiyakan.

Seringai Jonathan muncul di sudut bibirnya. Ia melepaskan garpu dan pisau dari tangannya.

Turning Back At You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang