(23) Tak peduli

906 216 269
                                    

Kamu itu sumber luka bagi ku. Namun kamu juga obat penawar dari luka itu.

-Tasya-

______________________________________

Waktu menunjukan pukul dua belas siang. Karena sudah selesai tes, jadi tidak ada aktivitas belajar mengajar. Para siswa hanya absen dan pulang pada tengah hari. Tasya DKK berencana untuk pergi jalan-jalan ke mall.

"Gais mau naik apa nih kita?" Ujar Christin. Cewek itu sedang berjalan menuju keluar sekolah.

"Naik apa yang enak? Emangnya nggak pada bawa motor?" Tanya Tasya pada semuanya. Dan dibalasan gelengan secara serentak.

"Alenta kan ada mobil. Terus tadi dia ke sini bawa mobil." Ujar ardia. Cewek itu meihat Alenta memarkirkan mobilnya diluar sekolah.

"Tapi dia mobilnya sempit." Ucap Angel sambil menekuk kedua tangannya di dada. Pandangan cewek itu tetap lurus. Tatapan yang dingin.

"Wahh berartii pernah naik dong." Tasya menoleh ke arah Angel. Manik gadis itu berbinar. Semuanya terdiam beberapa detik, menunggu jawaban dari sang empu.

"Pernah." Angel melihat sekelilingnya yang hening. Semuanya langsung teriak histeris pada saat ia membalas pertanyaannya. "Gilaa lo pada."

"Wahh, sang ketua osis naik mobil seorang playboy." Aska menaik turunkan kedua alisnya. Dia mengipas-ngipaskan lehernya dengan kedua telapak tangan miliknya.

"Cuma naik doang, ga usah lebay deh." Ucap Angel. Cewek itu menoleh ke kanan, dan mendapati Hanna sedang mengobrol dengan seorang pria. "Hanna ngomongin apaan tuh sama Noel?"

Tasya mendengar ucapan Angel, langsung menoleh ke kanan. Cewek itu melihat suami nya sedang bercanda gurau dengan wanita lain.

Sakit.

Kenapa gue harus nyaksiin.

Kenapa Hanna bisa bikin dia ketawa, sedangkan gue enggak.

"Samperin yuk Tas." ujar Aska sambil menarik pergelangan cewek yang tengah termenung. Sebenarnya Aska sedang memendam amarahnya karena pasti Tasya sangat tersakiti melihat hal itu. Bukan hanya Aska yang kesal. Semuanya kesal pada Noel.

"Ehh engga usah Aska, mungkin lagi ada urusan." Tasya melepaskan tanganny adari genggaman Aska. Cewek itu pura-pura tak peduli.

"Nggak mungkin, Hanna mantan pacarnya, siapa tau dia takhluk lagi." Ucap Christin seraya mengerutkan alisnya. Cewek itu melihat ke arah pria dan wanita yang tengah bercanda gurau di gedung sebrang.

"Haiii sayang." Teriak seorang pria dari depan. Cowok itu berlari kecil ke arah Angel dengan senyuman lebar merekah di wajahnya.

"Gue bukan siapa-siapa lo. Ngerti?" Angel menatap tajam pria di hadapannya. Dia paling tidak suka di panggil sayang oleh Alenta.

"Wissh galak banget sih beb." Sambung Alenta. Cowok itu menyentuh dagu Angel, tapi langsung di tepis oleh cewek di hadapannya.

"Jangan pegang-pegang ishh. Risih." Ketus Angel. Kedua mata cewek itu melebar, rasanya seperti ingin memakan hidup-hidup buaya dihadapannya.

"Alen, anterin kita dong." ujar Aska membuat cowok yang berada di depan Angel menoleh ke arahnya.

"Anterin kemana?" Alenta menaikan sebelah alis matanya yang hitam nan lebat.

"Ke mall." ujar Tasya.

"Mau ngapain?" Alenta mengarahkan pandangannya ke cewek yang tengah berdiri di samping Aska.

Married With Step Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang