(27) Sakit

608 90 283
                                    

Mengejar mu itu sulit, seperti berjalan menuju rembulan yang tak kunjung sampai

-Tasya-

___________________________________


Hari ini adalah hari konser sekolah. Semua murid sudah menerima rapornya, jadi hari ini juga event yang di katakan Angel, sedang berlangsung. Acara baru saja dimulai. Tasya sedang duduk di kursi yang di sediakan.

Dia duduk sejajar dengan sahabatnya, hanya Angel yang tak ada di sana, cewek itu sedang sangat sibuk dengan acara ini. Di samping kiri Tasya ada Hanna.

"Eh sumpaah, ini keren banget dekorasinya.," ujar Christin sambil menyeruput segelas boba. kedua bola mata cewek itu melihat kesana dan kemari.

"Iya, ruang teater kita jadi bagus begini," balas Hanna pada Christin. Walaupun Hanna sering bersama Noel, Tasya sama sekali tidak marah padanya, karena bukan Hanna yang mengejar Noel, namun sebaliknya.

Mungkin, Hanna akan menjadi orang yang tersakiti seperti Tasya, jika ia tau bahwa Noel dan Tasya bukan hanya sekedar saudara tiri.

"Hanna ikut isi acara ga?," tanya Ardia pada cewek yang sedang melihat-lihat seisi ruangan teater. Baru kali ini dia masuk kesini, maklum, anak baru.

"Hannaaaaa," teriak Ardia membuat sang empu menoleh ke arahnya. Ia terkejut karena Ardia memanggil namanya dengan nada yang tinggi.

"Apaa astagfirullah," balas Hannas sambil tertawa. Wanita itu mengeluarkan lensung pipinya. Ada banyak pria yang kagum dengan kecantikan yang dimiliki oleh Hanna.

"Ikut isi acara ga?," tanya Ardia lagi. Cewek itu memegang segelas boba di tangan kanannya. Ia menatap manik Hanna.

Hanna menggelengkan kepalanya. "Engga ikut." Ucapnya sambil tersenyum.

"Noel ikut tau," balas Tasya semangat. Cewek itu mennatap manik Hanna. Senyuman terukir di wajah cantiknya.

"Hahh dia ikut? Ngapain?," tanya Hanna terkejut.

"Kata nya mau nyanyi," ujar Tasya. "Emangnya dia bisa nyanyi?"

"Bisa pake banget, suara nya lembut banget kalo nyanyi, seriuss deh Tas. Dulu waktu kita masih pacaran, dia suka nyanyiin aku." ujar Hanna tersenyum.  Mendengar hal itu, senyuman Tasya langsung luntur. Ia sama sekali tidak menyalahkan Hanna, itu hanya masa lalu.

"Ih serius?" tanya Christin pada Hanna. Christin memiringkan kepalanya agar bisa melihat Hanna dari kejauhan. Cewek itu sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Iya serius, dia sering nyanyi dulu waktu SMP," balas Hanna sambil tersenyum. Ia mengingat masa-masa indah pada saat masih berpacaran dengan Noel. 

"Ini kok kursi sebelah aku kosong sih Tas, aku takut, tukeran tempat yu Tas." sambung Hanna. Cewek itu takut karena kursi-kursi di sebelahnya kosong.

Tasya menganggukan kepalanya. Mereka berdua langsung menukar tempat duduknya.

"Hanna, kamu nggak berusaha ngejar Noel apa?," kening Tasya berkerut. Pertanyaan ekstream itu tiba-tiba meluncur dari bibirnya, membuat semua sahabatnya membeku. Mereka menunggu jawaban dari Hanna.

Hanna menatap Tasya. Ia tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. "Aku nggak ada niatan buat ngejar Noel Tas, tapi aku masih sayang sama dia, aku ga pantes juga buat Noel," ujarnya membuat isi kepala Tasya penuh dengan pertanyaan.

"Kenapa nggak pantes?"

"Karena, dulu aku pernah di lecehin sama murid yang namanya Farrel, walaupun nggak ngelewatin batas, tapi aku pernah di cium sama Farrel, dan aku ngerasa nggak pantes aja buat Noel." Ujar Hanna membuat Tasya menatap sendu ke arahnya.

Married With Step Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang