(7) Step Brother

1K 250 41
                                    

Jangan pernah membenci seseorang
-Tasya-

"Pagi bunda. Papah" sapa Tasya pada Elena dan Reyno yang tengah menyiapkan sarapan pagi. Elena dan Reyno sudah melakukan pernikahan tiga hari yang lalu. Dan mereka semua sudah tinggal bersama di rumah Reyno.

"Noel mana?" tanya Reyno yang hendak memakan sarapan paginya. Sedangkan Elena sibuk mengatur posisi lauk pauk yang siap untuk di santap. "masih di kamar pah" balas Tasya. Dia ikut membantu Elena menyiapkan sarapan.

"kamu ke kamar Noel aja Tas, bangunin dia, takutnya belum bangun, biar bunda yang nyiapin sarapan" jelas Elena. Tasya meng-iya kannya. Dia menaiki tangga menuju kamar Noel. Cewek itu sudah memakai seragam berwarna putih abu-abu, lengkap dengan dasi dan rok pendek selutut. 

"Noel, cepetan bangun sayang." ucap Tasya sedikit berteriak menggoda Noel. cewek itu berdiri di depan pintu kamarnya.

"najisss, udah tunggu aja sana di bawah, nanti gue turun" teriak Noel dari dalam kamarnya. "Tasya turun yaa" lanjut Tasya dan tak mendapat respon apapun dari Noel. Dia langsung turun menelusuri tangga besar yang melingkar.

Tasya berjalan menuju ruang makan. Dia menarik kursi lalu mendudukan bokongnya. Di depannya sudah tersedia berbagai makanan lezat. "Noel nanti turun Bund" ucap cewek itu  pada bunda nya. Elena mengangguk. Dia langsung menyodorkan sepiring nasi yang berisi lauk pauk, pada Tasya.

"sini No duduk samping Tasya."  ujar cewek itu sambil menepuk-nepuk kursi di sampingnya. Dia langsung mengambil sepiring nasi untuk cowok yang tengah berdiri. Elena dan Reyno tersenyum melihat perlakuan manis Tasya pada Noel. Noel memutar kedua bola matanya malas dan langsung mendudukan bokongnya di kursi kosong samping Tasya.

"nih sarapannya." Cewek itu menyerahkan sepiring nasi pada Noel. 

"thanks" ujar Noel.

Waktu menunjukan pukul 5 : 45 pagi. Tasya dan Noel sudah bersiap untuk pergi sekolah. Ini adalah hari senin. Jadi hari ini juga Tasya berangkat ke sekolah bersama Noel.

"pah, mah. Kita berangkat ya" ujar kedua orang itu sambil mencium punggung tangan Reyno dan Elena. Elena memaksa Noel untuk berangkat bersama dengan Tasya. Awalnya Noel menolak, tapi apa boleh buat? Akhirnya dia meng-iya kannya. Toh mereka berangkatnya pagi, jadi kemungkinan kecil kalau ada yang ngeliat mereka berangkat bersama.

"pegangan, tapi jangan peluk gue." Ujar Noel. Dia langsung menancapkan gas motornya keluar melewati pagar besar berwarna hitam yang sudah di buka lebar oleh satpam.

"Noel dingin banget sumpah" ujar cewek yang terduduk di jok belakang. Dia kedinginan karena tak memakai jaket dari rumah. Noel masih fokus pada bahu jalan. Dia sama sekali tak memperdulikan ucapan wanita yang tengah di boncengnya.

"Noell dingin bangett issh." lanjut Tasya lagi. cewek itu sebelumnya selalu berangkat naik taxi. Tapi sekarang naik motor karena tadi Elena memaksanya. Noel menepikan motornya ke trotoar. Dia mematikan mesin motor lalu menoleh ke Tasya yang tengah menggigil akibat terkena terpaan udara pagi. 

"lo ganggu aja sih Tas, makannya tadi pak jaket." ucap Noel. "turun." sambungnya. Tasya tak mengikuti perintahnya. Dia takut di tinggal sendirian seperti beberapa waktu lalu.

 "terus nanti kamu ninggalin Tasya sendirian gitu?" tegas Tasya yang tak mau turun dari motor.

"yhaa engga lah." balas Noel. "yaudah gue turun duluan nih" sambungnya sambil turun dari motor ninjanya. Tasya melihat Noel turun dari motor. Dia akhirnya mau mengikuti perintah pria dingin itu. Tiba-tiba saja Noel melepaskan jaket kulit berwarna hitamnya lalu memakaikannya pada wanita yang tengah menggigil di hadapannya. "masih kedinginan ga?" tanya nya pada wanita itu. Tasya menunduk. Perasaan yang dia rasakan saat ini adalah senang. Sangat senang.

Married With Step Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang