(4) Alenta GAY?

939 343 91
                                    


Beberapa bagian  memang pantas untuk di buat rahasia. Tapi suatu saat rahasia itu harus dibuka kembali.


"TASYAA!!" Teriak Alvino yang melihat Tasya jatuh pingsan tepat di sampingnya. Dengan cepat, Alvino langsung membopong Tasya menuju UKS sekolah. Dia meletakan Tasya di brankar dan berlari mencari anggota PMR. Alvino berlari menuju kelasnya karena hari ini Ardia yang bertugas. "PMR dong, Tasya pingsan" teriak Alvino yang sudah berada di ambang pintu kelas. Semua mata langsung tertuju ke cowok itu.

"Gue Tugas hari ini" kata Ardia. "bu Desi saya ke UKS" sambungnya sambil mencium punggung tangan guru MTK yang bernama Desi. "iyaa sanaa cepet, kasian Tasya nunggu" ujar bu Desi.

"bu saya juga boleh ke UKS?" tanya Alenta. "saya khawatir sama Tasya bu" sambungnya. Kedua mata Noel langsung membulat mendengar penuturan sahabatnya. 'waah kecantol cewe aneh ni bocah.'

"emangnya kamu siapanya Tasya?" balas Bu Desi.

"saya pacarnya bu" ujar Alenta. Dia berhasil membuat semua orang menatap ke arahnya. Begitu juga Noel. Dia terkejut mendengar penuturan Alenta. Christin dan Davina menatap tajam Alenta. Pasalnya Tasya tidak pernah bercerita kalau dia pacaran dengan Alenta. "ohh yaudah sana, kejar pacar kamu" sahut bu Desi. Alenta langsung berlari keluar kelas menuju UKS. Dia meninggalkan semua orang yang sedang menganga karena perkataannya barusan.

Alenta harus berbohong pada Bu Desi. Jika dia tidak melakukannya, maka dia tak akan mendapat izin menjenguk Tasya. Bu Desi adalah tipe guru yag peduli dengan perasaan anak didiknya. Terutama soal percintaan. Dia tak akan menghalangi anak didiknya untuk mengejar cinta. Bu desi baik banget, lov u bu!.

Ardia langsung memeriksa Tasya yang masih pingsan. Dia mengecek suhu tubuh, dan lain-lain. Sedangkan Alenta dan Alvino melihatnya dari luar pintu kaca UKS. cantik juga si Tasya. batin Alvino.

"Tas" panggil Alenta sambil mengusap lembut pipi Tasya. Dia sudah di perbolehkan masuk ke UKS oleh Ardia. "bangun Tas, ini aku." sambungnya. Alvino dan Ardia terpana karena melihat perlakuan manis Alenta pada Tasya. Kedua sepupu itu langsung saling pandang kemudian tersenyum.

"ayaah, mamah, hiks hikss, jangan tinggalin Tasya dong hikss hiks" ucap Tasya. Dia mengigau karena trauma yang di alaminya. Alenta, Alvino, dan Ardia langsung panik karena melihat Tasya menagis sambil tertidur.

"Tasyaa, bangun Tas" panggil Alenta sambil membelai rambut Tasya. Dia meletakan bibirnya di telinga kanan Tasya "Tass, ayo bangun Tas, ini Alenta, Tasyaa bangun dong" sambungnya. Dia berhasil membuat Tasya membuka matanya. Tasya langsung menoleh ke kanan. Kedua mata mereka saling bertemu.

"Alenn hikss hikss" Tasya langsung memeluk Alenta yang berada di sampingnya. Dia menagis tersedu-sedu di pelukannya. Alenta langsung mengubah posisi nya menjadi terduduk di ranjang UKS dan membalas pelukan Tasya dengan erat. Holy shit, kok nyaman sih gila. Pikir Alenta. Kedua bola mata Ardia langsung membulat. Dia melihat Tasya memeluk Alenta dengan erat. "mereka beneran pacaran ga sih?" bisik Ardia pada sepupunya yang tengah berdiri di sampingnya. Alvino menaikan kedua bahunya. "ga tau dah gue."

"Tasya kenapa hm?" tanya Alenta lembut sambil membelai kepala Tasya.

"Tasyaa takut Len hikss hikss" ujar Tasya sambil menagis tersendu-sedu. Tasya mengeratkan pelukannya di Alenta. Biasanya yang memeluk erat dia hanyalah Reyno, papah nya. Tapi sekarang Alenta yang dia peluk.

Tasya melepaskan pelukannya. Matanya masih sembab dengan air mata yang dia tumpahkan tadi. Alenta mengusap sisa air mata Tasya dengan ibu jarinya. Mata Tasya langsung bertemu dengan wajah tampan milik Alenta. 'kenapasih Tasya ga punya perasaan sama Alenta, dia ganteng, baik, tapi Tasya selalu pikirin Noel, gabisa move on' pikir Tasya.

Married With Step Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang