Terkadang orang yang terlihat paling bahagia, adalah orang yang mengalami kesedihan mendalam. Dia hanya pintar menutupi kesedihannya.
-Tasya-
Waktu menunjukan pukul tiga sore. Ini sudah waktunya pulang. Tasya sempat shok karena mendengar kabar Angel pingsan. Tapi dia menjadi lebih tenang karena ada Alenta yang menolongnya.
"Noel, Tasya mau pulag bareng dong" ucap Tasya pada cowok yang sedang memasukan bukunya kedalam tas. Cowok itu sama sekali tak merespon dirinya. "Noell ishh, kayak ngomong sama tembok."
"pulang aja sendiri, gue mau latihan basket" balas Noel datar.
"mau ikut dongg" ucap Tasya. "sekalian cuci mata ngeliat Noel main basket."
"gausah, pulang aja sana lo, jangan ganggu gue!" tegas Noel dan kemudian meninggalkan Tasya begitu saja. "fighting" sahut Alenta yang berjalan melewati Tasya, cowok itu menepuk pundak Tasya sekilas. Noel dan Alenta ingin latihan basket. Tasya ingin menumpang dengan sahabatnya, tetapi mereka sudah pulang terlebih dahulu.
"sama gue aja" ujar Alvino. "Noel mah sibuk, mending pulang bareng gue aja."
Tasya merenungi kata-kata Alvino. Dia membenarkan kata-katanya. Noel memang sibuk. cewek iyu menganggukan kepalanya. Dia bersedia pulang bersama dengan Alvino. Alvino senang karena tawarannya di terima. Dia langsung menarik lengan Tasya keluar kelas, berjalan melewati lapangan basket. cowok itu masih mengenggam erat lengan Tasya hingga Noel yang tengah asyik berpacaran dengan bola basketnya, harus kehilangan fokus karena melihat Tasya di gandeng oleh Alvino.
"di sikat tuh cewek lo sama Alvin" ujar Alenta pada Noel dan mendapat tatapan sinis darinya.
"bodo, ga peduli gue" ujar Noel seolah-olah tak peduli oleh Tasya.
"iyaa dah yang belom bisa move on dari mantan pacar" sambung Alenta meledek. "lo masih trauma hubungan masa lalu No, udah lah, yang lalu biarlah berlalu."
"lanjut latihan, atau gue keluarin dari anggota basket!" ancam Noel. Alenta berdecak kesal karena sarannya tak di pedulikan olehnya. Dia melanjutkan aktivitas basketnya dengan suasana hati yang buruk.
Alvino dan Tasya sudah berada di parkiran sekolah. Mereka akan pulang bersamaan. "nih Tas, pake helm nya." ujar Alvino sambari memberikan helm berwarna biru dongker pada Tasya.
"Kamu laper ga?" tanya Alvino pada cewek yang sudah naik di motor NMAX nya. Tasya menggangguk. "iyaa laper, tadi Tasya belum sempet makan" ujarnya.
"yaudah makan dulu ya" ujar Alvino.
Cowok itu menancapkan gas motor NMAX nya keluar area parkiran sekolah. Jalanan sangat ramai. Ibu kota begitu padat, padahal waktu masih menunjukan pukul tiga sore. Bukan Jakarta namanya jika tidak ramai di hari kerja. Banyak anak-anak SMA berlalu lalang. Mereka juga baru saja pulang sekolah. Ada yang membawa motor sendiri, ada yang membonceng temannya. Bahkan ada juga yang membonceng pacarnya.
Alvino memberhentikan motornya di tengah jalan akibat lampu jalan yang tiba-tiba berubah menjadi merah.
"mau makan apa Tas?" tanya Alvino. Wajahnya tertutup oleh kaca helm berwarna hitam jika dilihat dari luar.
"terserah kamu aja Vin, Tasya ikut aja." ujar Tasya.
"mie ayam di pinggir jalan gapapa?" tanya Alvino.
"gapapa dong, Tasya suka makan di pinggir jalan" ujar Tasya semangat. Alvino tersenyum dari balik helmnya. Perempuan yang tengah duduk di belakangnya sangalah unik. Padahal dia orang kaya, tetapi tidak sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Step Brother
Romance"Tasya, papah mau menikah lagi engga papa kan?" ucap Reyno, papah nya Tasya, Tasya hanya mengangguk dan tersenyum. Reyno sudah bercerai sejak tiga tahun lalu. "Noel, bunda di lamar Reyno, boleh ya bunda menikah lagi" ucapan Elena, bundanya Noel memb...