Children's Day with Y and JJ Part I

6 1 0
                                    

Selasa, 5 Mei 2020





"Senang bertemu kalian semua," sapa Jangjun memulai siaran.

"Sekarang sudah ada 5.000 orang, jadi aku akan memulai siaran. Hari ini adalah Hari Anak. Kemarin adalah Hari Goldenness."

"Hari ini aku datang ke perusahaan, jujur saja, ada hal yang harus aku lakukan saat datang ke sini. Aku harus mengarang beberapa lirik dan lainnya, sehingga aku harus datang ke perusahaan dan tiba-tiba sesuatu datang ke pikiranku bahwa hari ini adalah Hari Anak dan seperti yang kalian tahu, Goldenness adalah anak-anak. Kemarin mereka baru saja merayakan hari jadi mereka yang kedua dan sehari kemudian ternyata adalah Hari Anak. Karena itu aku ingin menemui kalian melalui siaran hari ini."

"Menurut kalian, apa yang akan aku lakukan hari ini? Jujur saja, aku sudah bukan anak-anak lagi. Aku ingin memperlihatkan mimpi kepada kalian. Apa yang bisa kalian lakukan sesaat kalian sudah dewasa nanti. Itulah kenapa aku sudah menyiapkan konten untuk hari ini."

"Karena aku tidak terpikir untuk melakukan siaran hari ini, oleh sebab itu aku buru-buru pergi ke toko swalayan untuk untuk memaksimalkan konten hari ini. Jika kalian penasaran, ada Chec Choco dengan susu coklat. Ada juga Choco Songi. Yang ketiga ada kulit ayam. Ini adalah kehidupan dewasa yang diinginkan saat kita masih kecil."

"Aku juga memiliki seorang bintang tamu hari ini, tapi aku akan memperkenalkannya nanti."

Jangjun lalu menuangkan susu putih sebanyak 1 liter ke dalam botol minum dan menambahkan serbuk minuman beberapa bungkus. Ia mengatakan bahwa ia ingin memamerkan kehidupan dewasa yang ia idam-idamkan.

Setelahnya, ia menutup rapat tutup botol dan mengocoknya keras hingga tercampur rata.

"Aku akan membaca komentarnya selagi mengocok susu."

"Gigimu akan keropos."

"Eiii, memangnya ada gigi yang bertahan selamanya? Jika aku rajin menggosok gigi, aku yakin gigiku tidak akan keropos. Kalian juga harus menggosok gigi kalian setidaknya tiga kali sehari."

Walaupun Jangjun mengaku sudah dewasa, tapi ia ingin meminum minuman racikannya dengan sedotan untuk menjaga suasana masa kecilnya. Tapi karena ukuran botol yang terlalu tinggi, maka ia menggabungkan dua sedotan menggunakan selotip.

"Eem, hidup itu manis," kata Jangjun setelah mencoba minuman dengan sedotan yang ia buat.

"Ini adalah salah satu keuntungan jika kalian sudah dewasa. Kalian bisa minum Jetty sebanyak yang kalian mau. Sementara yang kedua adalah kalian bisa memakan ayam hanya kulitnya saja."

Benar saja, Jangjun mengambil satu potong ayam tapi hanya memakan kulitnya saja. Ia bercerita, jika ia melakukan hal ini saat masih kecil, ia pasti akan dimarahi oleh ibunya.

"Tadi aku sempat menelpon ibuku dan mengatakan akan melakukan siaran V Live, tapi karena tadi ia sedang menyetir. Aku tidak tahu apakah ia bisa menontonnya atau tidak."

"Yang ketiga, aku memiliki seorang tamu untuk memperagakan keuntungan menjadi dewasa selanjutnya. Ia akan segera bergabung denganku."

Jangjun menaruh ayam yang hanya ia makan kulitnya dan mengambil 2 mangkok plastik. Ia membuka kotak sereal dan menuangkan isinya ke dalam mangkok. Setelahnya, ia juga menuangkan minuman Jetty ke dalam mangkuk tersebut.

"Ini dia, tamu yang kita tunggu-tunggu."

"Annyeonghaseyo, yeorobun," sapa Y lalu mengambil ayam goreng yang ada di meja dan memakannya.

"Ini adalah makanan yang bisa kami makan saat kami dewasa."

"Benar. Dulu, saat aku masih kecil, aku tidak boleh meminum Jetty satu kemasan sendirian, jadi aku harus membaginya dengan temanku."

"Dulu, aku akan memakan satu bungkus Jetty setelah makan dan membawa satu bungkus lagi ke kelas untuk di makan saat pelajaran. Aku akan memakannya dengan berpura-pura menguap dan menutupinya dengan tangan. Aku yakin kalian semua pasti pernah mengalaminya," kata Jangjun percaya diri.

"Membicarakan TMI saat masih ke kecil sepertinya tidak terlalu buruk," ide Y.

"Saat aku masih kecil, aku akan memakai tasku di kepala dan berjalan dengan kaki menendang karena cita-citaku adalah sebagai pemain sepak bola seperti Park Jisung sunbaenim."

Y dan Jangjun lalu membicarakan kekonyolan masa kecil mereka dan kegirangan jika keduanya juga merasakan dan melakukan hal yang sama.

Saat masih kecil, Jangjun sering terluka karena berlari. Ia sering melukai lututnya atau mematahkan kaki dan tangannya. Y juga pernah terjatuh dari tangga saat usianya 4 tahun.

"Apakah kalian pernah digigit anjing saat bermain dengan mereka?"

"Dulu aku pernah memiliki anjing bernama Hindori dan Dindori. Hindori adalah jenis anjing besar. Jinso seperti anjing Punsang, sangat besar. Ia tidak pernah menyalak pada ibu ataupun ayahku, ia hanya menyalak padaku karena aku sering mengerjainya. Aku akan mengejeknya dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke arahnya, tapi malang hari itu ia memutus tali lehernya dan mengejarku di dalam rumah lalu menggigitku."

"Di mana ia menggigitmu?" Tanya Y penasaran.

"Aku tidak bisa mengatakannya. Ia menggigitku di daerah yang sangat penting dan kaki depannya menginjak wajahku sehingga aku harus menutupinya dengan make up saat itu."

"Aku juga pernah. Aku tidak ingat anjing siapa, anjing sangat lucu tapi ia menyakiti mataku dan juga menggigitku. Itu membuatku sedih. Aku berpikir ia sangat menggemaskan tapi tiba-tiba ia menyerangku. Oleh sebab itu, cinta harusnya dari dalam hati, dari kejauhan. Benar sekali. Itu Maru."

Selain bermain pasir, mereka juga bermain permainan yang bernama Yo-Yo. Salah satu barang yang menjadi terkenal karena anime.

"Apakah kamu pernah mengerjai orang lewat telefon?"

"Tentu saja pernah. Dulu saat aku masih Sekolah Dasar, ada sebuah perjalanan wisata dari sekolah. Aku lalu menelpon ibuku dan berpura-pura menjadi orang lain, mengatakan bahwa aku menculik putranya. Ibuku langsung panik dan menelfonku lagi. Aku langsung mengaku bahwa itu adalah Jangjun-anaknya, ia lalu memakiku dengan kata-kata kasar. Kembalinya ke rumah, aku membawakan bunga Lili air dan menuliskan surat untuknya di batang kayu dengan pensil ajaib. Aku ingin memberikannya kepada ibuku untuk membuatnya merasa lebih baik, tapi sesaat setelah aku memasuki rumah, aku dipukul dengan kayu tersebut. Jika kalian bertanya apakah aku sering dimarahi, kalian tidak perlu bertanya karena aku dimarahi karena memang perlu untuk dimarahi."





"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Golden Child - Re-bootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang