08 - Guru Privat

9K 751 12
                                    

Happy Reading~

"Shani!"

Empunya nama itu kaget ketika mendengar ada seseorang yang memanggil namanya. Ia langsung melepas genggaman tangannya dengan Gracia supaya tak ada seorang pun yang melihat hal itu. Namun ketika ia menoleh ke belakang, ia tidak melihat siapapun disana.

"Hah"

"Kenapa?" Tanya Gracia bingung.

"Ga kenapa napa"

Memanfaatkan keadaan yang ada. Shani langsung berjalan dengan cepat meninggalkan Gracia di belakang.

"Shaniiiiii"

Sementara ada seseorang dibelakang mereka yang sedang bersembunyi supaya keberadaannya tidak diketahui. Ia baru saja keluar dari ruangan osis, dan mendengar suara Shani yang sedang berbicara. Orang itu berniat untuk menyapanya. Namun ia justru melihat Shani sedang bergandengan tangan dengan orang lain.

Dia siapa?

•°•°•°•

Hari berikutnya...

*Kringgg*

Bel istirahat akhirnya tiba. Shani ingin pergi keluar kelas untuk beristirahat, namun ketika ia hendak pergi, Gracia menahan tangannya.

"Apaan?" Tanya Shani ketus.

"Aku mau ngomong sebentar"

"Gue mau istirahat, lu jangan ngurang ngurangin waktu istirahat gue"

"Bentar aja Shaniiiii, janji ga lama" Ucap Gracia memelas serta memberikan jari kelingkingnya berjanji supaya Shani mau mendengarkannya.

"Ck ah, nggak. Gue mau istirahat" Tolak Shani dengan nada ketusnya, lalu ia menarik tangannya dan segera pergi dari kelas itu.

Dasar manusia batu! Batin Gracia kesal dalam hati.

Tidak lama kemudian, jam istirahat telah usai. Para murid pun kembali ke kelas masing masing. Gracia sudah tiba di kelas lebih cepat dari biasanya, ia menunggu Shani tiba. Namun sudah hampir 10 menit berlalu tanda tanda kehadiran Shani dengan Anin pun tidak ada. Begitupula dengan guru yang sedang mengajar di kelas itu.

"Ini Shani sama Anin kemana ya? Udah jam segini belom dateng dateng" Tanya Maam Lita, guru bahasa Inggris yang sedang mengajar di kelas ini.

"Coba dong ketua kelasnya, Steven mana? Kamu tolong cariin mereka berdua ya"

"Saya aja maam!"

"Gracia? yasudah. Cepat ya nak"

"Oke maam"

Gracia akhirnya keluar dari kelas lalu hendak mencari Shani dan Anin. Ia juga memanfaatkan keadaan untuk bolos dari pelajaran yang membosankan itu.

Sebenarnya Gracia lumayan takut sekarang. Ia trauma berjalan di tempat sepi seperti ini, takut kejadian seperti kemarin terulang kembali. Namun untung saja ini adalah area lantai dua dimana banyak ruang kelas dan juga murid berada di sini, bukannya tempat lantai tiga kemarin yang sepertinya akan menjadi tempat yang sangat Gracia hindari untuk saat ini.

Gracia sempat menduga bahwa Shani dan Anin sekarang berada di rooftop untuk bolos pelajaran. Jika hal itu benar adanya, sepertinya ia harus menyerah dan kembali ke kelas, tidak mungkin ia pergi ke tempat itu sendirian lagi. Namun ternyata dugaan itu salah, baru beberapa langkah ia berjalan, Gracia sudah mendengar suara yang ia sangat yakin bahwa itu adalah suara Shani yang sedang mengomel di suatu tempat. Semakin ia mendekati suara itu, suara itu mengarahkannya ke toilet yang tidak jauh dari ruang kelas.

"Cepetan anjir, lama amat lu boker ato ngapain. Katanya mau keatas" Ucap Shani pada seseorang, di waktu yang bersamaan, Gracia memasuki toilet itu.

"Shani" Ucap Gracia saat melihat Shani di dalam sana.

Sementara Shani tidak menjawab apa apa. Ia tidak peduli dengan kehadiran Gracia disitu. Gracia yang kesal hanya didiamkan saja itu pun akhirnya terpaksa menarik lengan Shani dengan kuat sehingga Shani terkaget dan meringis kesakitan.

"Ah! Lo apa apan sih?!" Ucap Shani dengan nada tingginya.

"Orang kalo ngomong dijawab, bukan didiemin"

"Yaudah apa cepet?!" Ucap Shani yang semakin sebal dengan orang yang disebelahnya itu.

"Tapi jangan disini..."

"Nin, gue tunggu diluar ya" Lanjut Shani.

"Iya" Ucap Anin dari dalam sana.

"Sana lo keluar dulu!" Ucap Shani kepada Gracia.

"Marah marah terus ntar cepet tua lho"

"Bodo"

Akhirnya mereka berdua keluar dari toilet.

"Jadi gini... kan aku ga terlalu pinter Shan, kamu bantuin aku biar dapet ranking ya? Jadi guru les privat ku" Ucap Gracia sembari memohon kepada Shani.

"Gue? jadi guru les privat lo?? mimpi" Ucap Shani lalu hendak meninggalkan Gracia sendiri. Namun Gracia dengan cepat menahan lengan Shani.

"Bentar ih! nanti aku ganti deh, terserah kamu mau apa" Gracia masih mencoba untuk merayu Shani.

"Ngga makasih" Tolak Shani.

"Shaniiii, please bantuin aku. Kalo aku ranking 5 besar, aku bakal diijinin nonton konser Shawn"

"Lu mau nonton konser Shawn kan?" Tanya Shani sekali lagi.

"Iya"

"Belajar sendiri!" Ucap Shani lalu meninggalkan Gracia sendirian.

•°•°•°•

"Gimana?"

"Tadi ditolak"

"Yaelah"

"Makanya lu ada ada aja mintanya ke orang kek Shani begitu!" Ucap Rara kepada Gracia.

"Itukan ide kalian" Jawab Gracia membela dirinya.

"Iya juga ya..."

"Atau ngga kamu les aja dah mendingan" Ucap Angel memberikan solusi untuk Gracia.

"Ngga ah, aku udah bilang ke mama juga bakal belajar sendiri"

"Yaudah coba lu belajar sendiri aja, gausah minta tolong orang lain"

"Ah tapi susah dah, lu aja tugas masih nyalin punya orang" Lanjut Rara menyindir Gracia tentang hal kemarin dimana ia meminta tugas milik Angel untuk disalin.

"Mending kamu diem aja Ra.. ga ada solusi sama sekali" Ucap Gracia kepada Rara dengan sedikit bercanda.

"Dih, yodah gue diem. Awas aja sampe lu ngajak gue ngomong"

"Trus jadinya kamu mau gimana?" Tanya Angel.

"Aku tetap milih Shani lah" Jawab Gracia dengan enteng.

"Hah?? yakin?"

"Biasa mah ditolak gitu gada apa apanya, emangnya aku bakal nyerah apa? ckckck" Lanjut Gracia.

"Gue suka semangat lo!" Ucap Rara.

"DIEM"



































to be continued.

Chapter ini pendek dulu ya 👉🏻👈🏻, soalnya next chapter bakal panjang hehehe.
See u di part selanjutnya~

Jangan lupa vote juga kalo kalian suka!

Unexpected Love - GreShan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang