19 - Official

9.3K 662 31
                                    

Happy Reading~

"Udah belom??"

"Belom!!"

Gadis ini masih dalam posisi duduknya dengan punggunggnya yang bersandar pada headboard. Sembari menutupi matanya dengan bantal, sesekali ia curi curi sedikit pandangan kepada perempuan di depannya yang sedang mengganti baju sehabis mandi tadi.

"Masih lama gaa?? Pegel"

"Semenit lagi"

Mendengar itu, perempuan itu langsung benar benar menghitungnya dalam hati. Ia hitung dengan telaten dari angka satu hingga seterusnya, namun belum selesai ia menghitung sampai ke enam puluh, ia merasakan ada sesuatu yang berat yang menduduki pahanya. Perlahan tangannya yang sedang memegang bantal untuk menutupi matanya itu menurun, ada seseorang yang memegang tangannya dan menurunkannya. Ia bisa melihat dengan jelas sang pacar yang sudah ada di pangkuannya dan duduk menghadap ke arahnya.

"Kamu ngintip ngintip gitu tadi kirain aku gatau heh? Ntar bintitan tau rasa" Ucap Gracia ketika tubuhnya sudah duduk di atas Shani sembari masih memegang tangan Shani yang tadi gadis itu gunakan untuk menutupi matanya dengan bantal. Sementara perempuan yang ia duduki itu hanya tersenyum pura pura tak mengetahui apa apa.

Shani menarik kembali tangannya yang sedang Gracia pegang. Setelah terlepas, ia naikkan tangan kanannya, menyelipkan jemari jemarinya dibawah anak rambut Gracia sesekali menyelipkan anak rambut yang tak beraturan itu ke telinga.

"Pacarku cantik banget" Ucap Shani masih fokus dengan kegiatannya tanpa menatap mata Gracia.

Gracia yang menjadi salah tingkah itu mengambil kembali tangan Shani yang ada di kepalanya, lalu mengikis jarak diantara mereka. Ia dekatkan posisi duduknya hingga tubuh mereka benar benar menempel satu sama lain, lalu menempatkan kepalanya pada ceruk leher Shani.

"Gombal mulu ah" Ucap Gracia.

Shani langsung mengeratkan pelukan mereka, ia letakkan kedua tangannya pada pinggang Gracia sembari sesekali mengelus pundak gadis itu.

"Padahal aku beneran muji"

Mendengar respon Shani, Gracia justru tiba tiba tertawa kecil. Sontak hal itu membuat Shani heran.

"Kok ketawa??"

"Kamu lucu deh kalo ngomong pake aku kamu" Ucap Gracia. Shani langsung sedikit menjauhkan dirinya dengan Gracia supaya bisa melihat wajah perempuan itu dengan jelas. Dan seketika suasana menjadi hening.

"Geee"

"Hmmm"

"Maaf ya... kalo lamaaaa bangeettt nunggu aku"

Gracia hanya diam mendengarkan ucapan Shani.

"Seumur hidup... aku ga pernah jatuh cinta sama orang, percaya ga? Haahaha, jujur.... hidup aku flat banget selama ini, belajar belajar belajar belajar. Sampe pada akhirnya kamu dateng... Awalnya iya sih aku mikir, ini anak ngapain sih ganggu mulu. Kamu nyebelin tau ga. Disaat semua orang takut buat ngomong sama aku, takut bikin aku marah. Cuma kamu yang berani. Ya kecuali... kamu tau sendiri"

"Tapi akhirnya aku sadar.... kamu itu ternyata utusan Tuhan buat bikin hidup aku berwarna. Makasih ya, udah datang di kehidupanku. Maaf kalo aku kesannya cuek, kasar banget sama kamu. Aku terlalu gengsi buat nunjukin rasa sayang, aku... ga terbiasa. Tapi kamu berhasil... kamu berhasil Geee, kamu berhasil hancurin kerasnya batu di hatiku kaya gini" Ucap Shani diakhiri dengan mengelus lembut pipi Gracia.

Gracia tidak bisa berucap apa apa. Matanya berkaca kaca, ia biarkan Shani mengelus elus pipinya. Ia lalu mengubah posisinya, sekarang ia sudah berada di samping Shani. Mereka sama sama bersandar pada headboard kasur. Gracia ambil tangan Shani dan mengeratkan jemarinya dengan jemari Shani.

Unexpected Love - GreShan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang