Happy Reading~
Langit sudah mulai menggelap. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, ketiga manusia ini sudah duduk di sebuah sofa di dalam sebuah resotoran steak ternama yang ada di Jakarta. Dikelilingi oleh benda benda mewah, mereka duduk dalam suasana yang sangat amat tenang. Bahkan tidak ada satupun dari mereka berniat untuk membuka suara. Hingga pada akhirnya laki laki berusia 38 tahun itu berhasil memecahkan keheningan diantara mereka.
"Jadi gini Shani..." Ucap laki laki itu.
"Besok Minggu, resepsi pernikahan papa sama Yunia bakal diadain. Papa udah nyiapin gedungnya, cateringnya udah, pokoknya semuanya udah lengkap, kamu tinggal dateng aja. Trus-" Ucap Heri singkat padat jelas, namun tiba tiba dipotong oleh Shani.
"Pernikahan??" Tanya Shani tidak mengetahui apa apa. Sebab ayahnya pun bahkan tidak memberitahu hal itu kepadanya.
Heri dan Yunia hanya mengangguk. Menjawab pertanyaan Shani.
"Kok Shani gatau apa apa? Bahkan papa baru ngasih tau Shani pas H-1 gini?" Ucap Shani tak terima.
"Iya, emang papa sengaja. Karena papa tau kamu pasti ga setuju kan? Makanya papa kasih tau kamu deket deket hari biar kamu ikut"
Tiba tiba ditengah perdebatan. Seorang pelayan menghampiri dengan membawa pesanan mereka.
"Permisi... Tiga tenderloinnya ya sama minumannya sudah datang"
"Iya mas silahkan" Yunia pun akhirnya membuka suara.
Setelah pelayan itu meletakkan pesanan mereka, ia pun pergi. Shani langsung kembali berbicara.
"Shani gamau"
"Kamu harus ikut!" Ucap Heri paksa.
"Jadi papa ngajak Shani kesini cuma buat ngomong ini?" Ucap Shani sembari ia hendak berdiri dari duduknya.
"Silahkan kalian mau ngapain aja, tapi Shani gamau ikut!" Itu adalah kata kata terakhir yang Shani ucapkan sebelum dirinya pergi dari tempat itu. Namun tiba tiba Yunia memegang tangan Shani dan menarik kembali.
"Dengerin dulu papa kamu Shan" Ucap Yunia sembari menahan tangan Shani.
"Kamu mungkin ga setuju, tapi kita mohon banget. Masa kamu gamau dateng di pernikahan ayahmu sendiri? Ya Heri Ya?" Yunia mencari persetujuan dari Heri.
Bukannya menjawab pertanyaan Yunia, Shani justru menarik paksa tangannya lalu segera ia pergi dari restoran itu dengan cepat. Shani tidak suka kondisi seperti ini. Ia benci. Jika membahas hal hal seperti itu entah kenapa dirinya selalu teringat dengan almarhum ibunya. Bagaimana ia lihat dengan matanya sendiri, ibunya yang tak berdaya hingga pada akhirnya meninggalkan dunia ini. Dan itu semua disebabkan oleh kekerasan Heri. Shani melihat dengan mata kepalanya sendiri. Saat itu dirinya hanya berusia 5 tahun, ia tidak bisa apa apa, hingga pada akhirnya Shani mengetahui hal yang sebenarnya ketika ia beranjak dewasa. Namun apa dayanya, masalah itu ditutup begitu saja dengan uang, dengan harta.
Tersadar dari lamunannya, gadis itu menyadari ia sekarang sudah berada di luar gedung. Tadi ia kesini bersama dengan ayahnya menggunakan mobil ayahnya. Sehingga ia tidak punya kendaraan untuk pulang. Shani pun memutuskan untuk taksi yang bisa dipesan secara online dari ponselnya. Baru saja ia ingin memesan layanan kendaraan itu, tiba tiba seseorang menelfonnya.
Incoming Call From Anin...
"Halo"
"Ngapain lo berdiri kek orang ilang gitu" Ucap Anin dari sambungan telfon.
"Lo-?" Tanya Shani heran. Bagaimana Anin mengetahui dirinya sekarang?
"Kek orang linglung lo, sanss nih mobil gue dah di depan lo"
![](https://img.wattpad.com/cover/257548870-288-k89253.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love - GreShan [END]
FanfictionShani Indira, perempuan dingin dan cuek yang memiliki kecantikan dan kepintaran di atas rata rata harus berurusan dengan Gracia, siswi baru yang terus menerus mengganggu hidupnya. Namun siapa sangka jika di pertemuan mereka timbul perasaan yang tak...