🍁 Chapter 6 : Pain 🍁

26.9K 3.4K 680
                                    


________________________

Emperor's Archduke

________________________

Jeno memandang Jaemin yang menatapnya begitu sendu. Rasanya sungguh menyakitkan melihat wajah kesakitan dan penuh kesedihan itu, tersenyum masam seakan menyindirnya. Tapi jauh menyayat hati ketika kalimat yang Jeno takutkan itu keluar dari mulut Jaemin sendiri.

Seakan dunianya runtuh begitu saja.

Entah mengapa Jeno merasa begitu sakit seakan ia tertusuk sebanyak dua kali. Sebuah kilasan gambar sekejap terbesit dikepalanya dimana dirinya selalu menyakiti Jaemin dengan segala penolakan dan perlakuan dingin itu menampar telak Jeno.

Tapi yang lebih aneh adalah kenapa Jeno merasa begitu hancur, seakan dunianya telah berakhir. Rasa takut bercampur dengan rasa bersalah, membuat Jeno mual. Tapi ia tak tahu perasaan macam apa ini.

Harusnya ia tak sehancur itu karena Jaemin. Sampai dua hari yang lalu ia masih membencinya. Lantas mengapa sekarang Jeno ketakutan.

Ia tak bisa jika Jaemin meninggalkannya.

Berhenti mencintainya.

Ia masih tak bisa mempercayai ini.

Apa yang salah dengan dirinya. Jeno tak tahu tapi ia ingin sekali merengkuh calon istrinya itu.

Menolak setiap kalimat yang keluar dari bibir ceri itu.

Dan memperbaiki semuanya dari awal. Jeno sudah berjanji jika dirinya akan jatuh cinta pada Jaemin.

Ia akan mengejar Jaemin bagaimanapun caranya.

Jeno sedang berpikir jernih, mempertimbangkan apa yang harus dirinya lakukan. Bagaimana bisa Jaemin serta merta mengatakan itu.

Hal yang paling tak ingin Jeno dengar.

Ia menolak mempercayainya.

"Apa kau mencintai orang lain?"

Itu hal terbodoh yang pernah Jaemin dengar.

"Apa kau tak mencintaiku lagi karena aku dingin padamu? Hanya karena itu?"

Sebenarnya hati Jeno terbuat dari apa?

"Hanya karena itu? Anda bahkan tak mengerti apapun tentang saya, bagaimana cinta dan ketulusan itu, anda tolak mentah - mentah. Apa saya malaikat? Apa saya tak boleh marah dan kecewa jika perasaan saya di hancurkan berkali - kali? Apa itu kurang jelas bagi anda, atas hati anda yang sekeras batu saya harus merasa menjadi orang yang terbuang, dan ditinggalkan? Haruskah saya menceritakan hari - hari dimana anda menyakiti saya?"

"Na..."

"Saya tak ingin mengatakannya, mengingatnya atau saya akan merasa lebih menyedihkan, bagaimana saya mengemis cinta pada anda? Saya tak bisa terus melakukannya. Saya hanya manusia biasa. Saya akan pergi melihat persiapan. Tak ada gunanya bagi kita membicarakan masalah ini."

"Na..."

Jaemin menolak untuk mendengar. Ini sudah jadi keputusannya. Ia segera bangkit dari kursinya namun Jeno melakukan hal yang sama.

"Baiklah, kalau kau tak mencintaiku lagi. Kalau hubungan kita hanya sebatas partner. Setidaknya aku harus menunjukkan pada Yang Mulia kalau hubungan kita baik - baik saja. Aku akan pergi bersamamu, ku harap kau tak menolaknya. Permaisuri memerintahkan kita pergi bersama"

Emperor's Archduke | Nomin 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang