•
•
__________________Emperor's Archduke
__________________
•
•
Untuk beberapa saat Jeno tak bergeming. Air mata masih membasahi wajahnya. Enggan berhenti sekali pun kini ia sedang menutup matanya. Jeno tercekat saat merasakan desiran lembut angin menerpa tubuhnya. Itu tak membuat Jeno merasa tenang malahan sebaliknya. Ia menggigil takut. Berharap jika ia akan berhenti melihat semua itu. Ia meraung putus asa. Menutup telinganya dengan kedua tangannya saat detak jam itu kembali terdengar. Padahal ia hanya ingin kembali. Ia ingin bangun dari mimpi ini. Jeno tak sanggup. Semua ini terlalu menyakitkan.
Tapi dia tahu benar sekuat apapun dia berteriak dan meratap tak akan ada yang menolongnya menghentikan semua ini.
Hukumannya akan terus berlanjut.
Apakah ada hukuman yang lebih menyakitkan dari melihat orang yang begitu dicintai terluka oleh diri sendiri?
Rasanya tidak.
Jadi bayangkan bagaimana Jeno harus menghadapi kenyataan itu secara bertubi - tubi. Setiap malamnya ia akan melihat hal - hal menyakitkan seperti ini. Dan paginya harus menahan dirinya untuk mendekap Jaemin dan meminta maaf pada sosok yang begitu ia cintai. Menyesali semua yang bahkan baru diketahuinya lewat mimpi sedangkan batinnya hanyalah seorang pangeran mahkota yang baru menginjak kedewasaannya. Setiap hari ia akan terguncang karena semua dosa dan kesalahannya adalah apa yang membuat Jaemin terluka. Bagaimana Jaemin berhenti mencintainya dan harus menangis karenanya, Jeno tak bisa menerima semua itu.
Tapi berpikir kembali bahwa ini adalah hukuman yang harus di tanggungnya. Jeno berkata pada dirinya sendiri. Ia bisa melewati semua ini. Jaemin bahkan berkali - kali pula harus merasakannya. Jadi ia meyakinkan dirinya. Sekalipun ia tak bisa berbesar hati seperti Jaemin, ia tahu dirinya bisa melalui semua ini meski hanya pedih dan hancur yang ia rasakan setiap harinya. Lagi dan Lagi.
Setelah bertarung dalam dirinya, Jeno berusaha untuk menarik dalam - dalam nafasnya. Tubuhnya perlahan tenang ketika ia berkata pada dirinya sendiri, ia sudah siap melihat segalanya. Ia akan menerima semua mimpi buruk ini agar ketika ia terbangun nanti Jeno akan menjaga Jaemin dari segala hal yang akan melukai pujaan hatinya.
Harapan Jeno saat ini hanya satu. Bertahan dari semua ini dan segera bangun supaya bisa menggenggam tangan Jaemin lagi. Mendekapnya erat dan menjadi kekuatan serta kehangatan untuknya.
Jadi ketika detak jam itu semakin memudar, Jeno perlahan membuka matanya.
Sekarang ia membeku. Kehilangan kata - katanya dan terkesiap mendapati dirinya berada di ruangan dimana bias mentari yang keemasan berbinar lembut diantara dedaunan willow disebelah jendela besar dimana sosok pria cantik sedang duduk di sofa dengan rona lilac dengan sebuah buku ditangannya. Sementara tangan kanannya membelai pelan perutnya yang sedikit membesar dibalik kemeja linen ivorynya serta tertutupi oleh selendang wol berwarna hitam dengan bordiran mawar putih.
Seketika itu Jeno seakan kehilangan kekuatannya. Lemas ketika mendapati Jaemin terpaku pada buku bacaannya namun tampak sekali garis halus kelelahan dibawah netra hazel yang dulunya berbinar hangat kini seakan redup. Jeno menggigil ketakutan. Bahunya bergetar hebat saat melihat Jaemin seperti itu karena dirinya. Pipi yang dulunya bersemu oleh rona itu terlihat tirus padahal Jaemin sedang mengandung.
![](https://img.wattpad.com/cover/255097428-288-k710202.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor's Archduke | Nomin 🍁
Fanfic🍁ONGOING 🍁 FOLLOW SEBELUM MEMBACA Empress Kaizer atau Archduke Alvarez? Sebuah cerita tentang takdir. NOMIN BXB MPREG Contain ⚠️ Trigger warning MISGENDERING