••
__________________
Emperor's Archduke
__________________
•
•
Jaemin mengerjap kecil serta melengkuh lirih merasakan sesak dan mendapati dirinya kesulitan untuk bergerak. Sedikit pengap karena aroma mint dan pinus yang memenuhi rongga hidungnya membuat Jaemin sedikit pening walau ada rasa nyaman disana. Wajahnya terbenam pada dada bidang yang keras itu membuat Jaemin menggeliat kecil menyadari seberapa erat Jeno memeluknya dan enggan membiarkannya bernafas dengan benar.
Dahi Jaemin berkerut. Ia mendengus sebal ketika berusaha mendongak dan melepaskan diri, Jeno malah semakin menariknya dalam pelukannya. Jaemin mendelik kesal sebab dirinya semakin kesulitan bernafas. Jaemin tak menyerah begitu saja. Ia masih berusaha membebaskan diri walau pada akhirnya itu sia - sia saja melawan sang pangeran mahkota.
Ia mendengus membiarkan Jeno mendusel dan makin memeluknya. Walau disisi lain Jaemin nyatanya menyukai itu tapi tetap saja, Jeno yang seperti ini tidak baik untuk jantungnya.
Lantas, Jaemin berusaha menenangkan debaran jantungnya yang menggila dengan memandang sekeliling sebisanya. Hal pertama yang ia lihat adalah hamparan mawar putih yang menjadi tempat mereka tidur saat ini. Dengan kelopak - kelopak tanpa noda yang beterbangan disekiling mereka, mengudara memenuhi cakrawala yang mulai tersinari keemasan mentari pagi. Embun basah yang membuat Jaemin menyukai udara basah menyejukkan itu. Pun kabut tipis yang membuat menutupi puncak - puncak pepohonan Silver forest serta menyelimuti rerumputan serta semak mawar yang luas itu membuat Jaemin merasakan kedamaian dan kenyamanan dalam rengkuhan Jeno.
Ia juga mendapati Draco menguap lebar seperti ular piton raksasa yang sedang memperlihatkan semua gigi - gigi taringnya untuk pamer di musim kawin. Bukannya tampak mematikan, malah membuat Jaemin terpesona. Jaemin terkekeh saat kadal besar itu bersin hingga menyemburkan percikan apinya yang nafasnya bau belerang terbakar.
Merasakan dirinya diperhatikan oleh teman barunya Draco memandang Jaemin dengan iris Aquamarine reptilnya yang mempesona. Baru ketika Jaemin tersenyum Draco ikut mendusel pada Jaemin, mengedus wajah pemuda cantik itu dan menjilatinya hingga Jaemin terkikik geli. Jaemin mati - matian menahan tawanya karena tak ingin membuat Jeno terbangun tapi Draco semakin gencar bersikap manja meminta disayangi oleh Jaemin. Agaknya ia iri dengan Jeno.
Jadi bukannya berhenti dia makin gemas menoel pipi Jaemin dengan ujung moncongnya. Jaemin jadi teringat Cerbie seketika. Astaga ia rindu sekali dengan si menggemaskan itu. Dan sekarang dia punya dua anak buas. Draco sungguh tak terhentikan.
"Draco, berhenti nanti Yang Mulia bangun"
Jaemin berbisik amat pelan pada Draco yang memandangnya tak setuju. Bibir lebar penuh giginya bergerak - gerak tak suka seperti merajuk. Hendak mengomel tapi hanya suara - suara melengkih dan merintih yang membuat Jaemin makin tersiksa menahan mati - matian tawanya yang nyaris meledak dengan tubuh bergetar hebat. Jaemin berusaha menghalau wajah Draco namun ia berjengit nyaris memekik ketika dirinya semakin direngkuh erat dan tangan kekar itu menahan wajah Draco.
Lalu Jaemin mendongak memandang Jeno yang terbangun. Pemuda itu memandang Draco sekilas dengan mata sembab khas bangun tidur sebelum mengecupi wajah Jaemin.
"Hei kawan, berhenti mencium istriku"
"Ih....Yang Mulia....lepas...sesak"
"Diam cantik atau aku akan menciummu lagi sebagai hukuman karena kau berciuman dengan kadal lucu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor's Archduke | Nomin 🍁
Fanfiction🍁ONGOING 🍁 FOLLOW SEBELUM MEMBACA Empress Kaizer atau Archduke Alvarez? Sebuah cerita tentang takdir. NOMIN BXB MPREG Contain ⚠️ Trigger warning MISGENDERING