•
•
___________________
Emperor's Archduke
___________________
•
•
Jaemin melangkah pelan menyusuri selasar istana kaisar, bukan hal aneh ketika semua orang melihat wajah sendu yang tersirat diwajah dinginnya. Seperti bagaimana hidup terus berjalan, Jaemin tak tahu lagi sudah berapa lama ia merasakan kegamangan itu. Begitu konyol saat ia memikirkan bagaimana mungkin hanya karena seseorang itu dirinya menjadi melakonis mengesalkan seperti ini. Ya jelas sekali dia tahu apa sebabnya. Satu bulan. Dan Jaemin sudah jengah sendiri. Ia berdecak dan menggelengkan kepalanya. Apa - apaan ini. Ia benci saat pikirannya bergumul tentang keadaan Jeno atau apakah Jeno memikirkannya dan merindukannya.
Dia mungkin sudah gila. Bisa - bisanya dia mendadak seperti bukan dirinya. Macam orang kasmaran yang galau juga disaat yang bersamaan. Jaemin mendesah pelan. Irisnya melirik pada pohon wisteria sebagai pusat penjuru taman dan bunga mawar putih, lambang kekaisaran dan keluarga Kaizer yang hanya tumbuh diistana dan Rose Ardent. Namun memutuskan untuk meneruskan langkahnya melewati pergola petrea putih karena tugasnya sudah berakhir mendekati penghujung hari dan senja telah datang. Ketika bias sang surya yang kemerahan jingga berpendar lembut pada pilar - pilar serta tembok megah marmer itu, Jaemin meregangkan tubuhnya yang pegal.
Mengabaikan tatapan para bangsawan dan merespon seadanya salam mereka. Karena dia bukan putri mahkota, namun kesatria pasukan kedua masa bodohlah. Apalagi yah, walau Jaemin tak mengakuinya kadang, dia uring - uringan sendiri. Tentu saja Jeno Kaizer penyebabnya walau Jaemin menyangkalnya karena dia sibuk dengan tugasnya padahal tak jarang dia mendadak termenung dan melamun. Sungguh tak bisa dimengerti.
Tentu saja Jaemin tak mengerti apa yang dirasakan batinnya kini. Dan ia frustasi karenanya. Yah, dia perlu hal yang bisa mengalihkan pikirannya dari sang tunangan atau dia akan semakin kesal nantinya. Jadi Jaemin akan pergi ke menara sang Archmage selepas tugasnya berakhir. Kini dirinya melangkah menuju ruangannya dibarak. Namun netranya mendapati Haechan bersama Mark berada di Arbor yang tak jauh dari taman maze, agaknya mereka sedang menikmati makan siang penuh romansa. Yang tiba - tiba saja membuatnya teringat pada makan siangnya dengan Jeno yang berakhir dirinya disantap oleh Jeno yang sedang kerasukan nyamuk. Jaemin berdehem berharap wajahnya tidak sedang merona merah karena wajahnya teraasa sedikit panas. Jaemin akhirnya melangkah mendekat, dan Haechan tersenyum sumringah padanya.
"Nana!"
"Chan, Lord Damaresh"
"Hei, Jaemin"
"Kau akan kembali ke barak?"
"Iya, setelah ini aku akan pergi menemui paman Chanyeol"
"Untuk?"
"Kemarin aku menghabisi pasukan hitam yang mengikuti Jeongin kemari, mereka bersembunyi dihutan jalur utama"
"Apa?!"
"Ya, dan aku sudah membereskan jasad mereka."
"Kau membunuh mereka semua, Jaemin? Kurasa kau memilih menghabisi mereka karena tak bisa mendapat informasi apa - apa dari mereka"
"Bukan. Malahan aku yakin kalau pasukan yang tersisa pun sudah habis ditangan pangeran. Dan benar tebakanku pasukan hitam itu masih ada hubungannya dengan noble fraction karena aku melihat family crest milik house Falcion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor's Archduke | Nomin 🍁
Fanfic🍁ONGOING 🍁 FOLLOW SEBELUM MEMBACA Empress Kaizer atau Archduke Alvarez? Sebuah cerita tentang takdir. NOMIN BXB MPREG Contain ⚠️ Trigger warning MISGENDERING