🍁 Chapter 38 : Violescent 🍁

23.4K 2.3K 896
                                    

______________________

Emperor's Archduke

_______________________

Jaemin mengerjap pelan merasakan aroma familiar yang tak semestinya. Masih dengan alam bawah sadarnya, Jaemin terheran merasakan selimut tebal dengan harum persik serta hawa yang ia rasakan ketika berada di kamarnya. Biarpun matanya terpejam, otak Jaemin sudah mengembara.

Antara linglung dan bingung karena seingatnya hal terakhir yang ia rasakan adalah bersandar nyaman pada dada Jeno, mantel bulu dengan harum menenangkan pemuda itu dan aroma basah malam hari. Dengan malas ia membuka matanya dan terheran memandang langit - langit kamarnya. Butuh beberapa saat baginya memproses yang sedang terjadi sebab Jaemin mendadak amnesia. Tapi yang pasti dirinya merasa bahagia sekali. Seakan berbunga - bunga ketika ingatannya pada malam sebelumnya sedikit demi sedikit membuat hatinya menghangat.

Sekarang pikirannya dipenuhi oleh bayangan Jeno. Hingga tanpa sadar ia tersenyum dan terkikih malu dengan rona manis melampiaskan kebahagiaan dengan meremas selimut yang ia kenakan dengan gemas.

Ah, tapi langsung tersadar jika dirinya tak boleh merasa senang dan luluh terlebih dulu, masih terlalu cepat. Lantas Jaemin menampar kecil pipinya untuk melupakan pemikiran itu jauh - jauh. Lantas terlonjak kaget saat Cerberus sudah berada disisinya dan menjilati wajahnya beringas.

"Ow. Cerbie...ah hei geli. Anak baik..kau pasti merindukanku ya?"

"unggg~"

Kekehan bercampur tawa renyah memenuhi kamar itu. Jaemin lantas bangkit dan melepas rindu dengan anjing kesayangannya itu. Cerberus pun beringas pula memeluknya sembari menggoyangkan ekornya, ketika Jaemin menciumi serta mengusak bulunya yang tak lagi berbau arang terbakar melainkan sekarang persik yang ia ketahui adalah ulah Minhee.

Dan orang itu sudah berada diambang pintu ketika jam gantung dikamar Jaemin menunjukkan pukul tujuh pagi. Melihat Jaemin telah bangun, irisnya bergetar dan seketika itu Minhee berhambur memeluk Jaemin dan terisak. Cerbie mendengus kesal melihat itu lantas memilih untuk menyingkir, bergoleran di atas tempat tidurnya dan memandang keduanya malas.

Sementara Jaemin menahan sesak karena Minhee memeluknya sangat erat sambil menangis mendayu - dayu membuat Jaemin pasrah.

"Hiks...hiks..hiks..Hyung! Aku benar - benar merindukanmu. Kukira kau tak akan sembuh...hueeee..hiks..hiks....aku sungguh mencemaskanmu! Sekarang bagaimana keadaanmu? Mana yang terluka?"

"Minhee...ugh...aku baik - baik saja..tapi kau mencekikku aku tak bisa bernafas"

Minhee tersadar dengan apa yang ia lakukan dan segera melepaskan pelukannya dan tertawa malu. Jaemin terkekeh sembari menggeleng kecil lalu mengusak rambut Minhee. Dan pemuda itu kini mengamati penampilannya lalu merengut karena Jaemin terlihat lebih tirus.

"Syukurlah kalau kau sudah sehat hyung. Aku akan membantumu bersiap. Kau yakin akan pergi hari ini?"

"Aku benar - benar sudah baikan Minhee. Jangan cemas. Minhee...itu...ee...ngomong - ngomong...kenapa aku bisa ada disini?"

"Ini kamar anda semestinya anda memang ada disini"

"Bukan itu. Aku yakin semalam aku bersama pangeran"

"Oh...kemarin anda ketiduran di perjalanan saat pangeran mengantar anda pulang. Jadi Yang Mulia mengendong anda dan Lord Archduke yang membuka kan pintu"

Emperor's Archduke | Nomin 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang