🍁 Chapter 61 : Esperance 🍁

10.8K 1.2K 473
                                    

________________

Emperor's Archduke

________________

Bahkan susana hening bercampur dengan ketegangan masih menguar diudara, rakyat merasakan kegugupan ketika menghadiri pengadilan agung itu tanpa tahu apapun. Semua orang mungkin menebak-nebak jalannya pengadilan umum dimana semua orang menyaksikan sendiri dan hasilnya mereka bisa mengetahuinya dengan jelas, tapi tak ada yang tahu pasti bagaimana nanti jadinya dan apa yang terjadi.

Yang jelas semua orang merasakan tekanan serta intimidasi ketika sang kaisar berada dihadapan mereka. Entah mengapa ketika sang penguasa berada dihadapan mereka, semua orang mendadak merasa tak berkutik.

Berkebalikan dengan mereka yang kemarin. Tentu mereka takut dan terintimidasi, bukan hanya Jaehyun tetapi juga sang permaisuri, pangeran mahkota dan putri mahkota. Aura keluarga kekaisaran itu begitu mengintimidasi dengan bagaimana Jeno memandang rendah pada noble fraction dan rakyat serta Jaemin yang seperti biasa menampakkan aura kegelapan sekalipun wajahnya tanpa ekspresi atau Taeyong yang tersenyum tapi entah mengapa senyum sang permaisuri bukannya meneduhkan namun membuat siapapun bergidik ngeri.

Podium kehormatan itu sejatinya tampak menakutkan bila dipandang dari tempat duduk berundak semua rakyat. Jelas meja hakim bergitu tinggi dan menakutkan untuk para terdakwa. Tapi paling tidak keadilaan yang mereka dapatkan akan terbayarkan, sepadan dengan tekanan dari menghadapi sang penguasa.

Mereka lupa bahwa kaisar Kaizer adalah manifestasi kekuatan dewa sendiri.Hakim adil, lambang kebenaran dan keadilan. Tapi mereka sendiri hanya memahami keadilan dari permukaannya saja. Makna keadilan itu sendiri sangatlah luas, dan tak semestinya mereka meragukan sang kaisar. Hakim dewa yang paling adil serta bijaksana.

Lantas, Jaehyun duduk dikursinya didampingi oleh Taeyong. Jeno dan Jaemin duduk bersama sedikit berjarak disisi kanan. Sementara pasangan Archduke Alvarez, Rainhart dan Elviniraz duduk disisi kiri kaisar dan permaisuri di podium kehormatan. Rakyat yang semula berdiri dengan kegugupan, duduk kembali dengan rasa cemas.

Keluarga kekaisaran tak menampilkan raut ramah bersahabat seperti biasanya, dan suasana terasa begitu tegang serta mencekam. Namun Jaehyun tak ingin buang-buang waktu, karena ia tak ingin bertele-tele lalu membuat semuanya menjadi runyam dalam hal ini jika musuhnya menemukan celah dari kesalahannya lalu menciptakan huru hara yang baru. Jaehyun bahkan tak segan melayangkan tatapan sengit tajam merendahkannya pada Minhyun yang pastinya sangat geram.

"Hari ini pengadilan agung diadakan untuk menyelesaikan permasalahan yang melanda kekaisaran. Jadi semua orang bisa melihat jalannya pengadilan terbuka ini serta mengetahui dengan jelas dan langsung putusan yang akan ditetapkan. Kita bisa mulai persidangannya. Setiap surat kritik yang diberikan akademisi akan mendapat tanggapan dariku. Itukan tujuan dari unjuk rasa kalian. Lord Damaresh, silahkan"

"Baik, baginda. Pengadilan hari ini dimaksudkan untuk menyingkapi setiap surat tuntutan berisi kritik. Jadi semua orang akan memahami satu persatu surat dan bagaimana putusan yang akan keluar. Dimulai dari permasalahan utama yaitu ketimpangan yang terjadi di wilayah pinggiran yang berbanding terbalik dengan ibu kota. Pemicu dari semua kekacauan ini, Yang Mulia"

Semua orang terpaku pada Jaehyun, menanti bagaimana keputusan yang diambil kaisar dengan harap-harap cemas.

"Kalau begitu tuan Bangchan sebagai perwakilan rakyat silahkan suarakan pendapat dan kesulitan yang dialami oleh rakyat menurut pandangan anda" Bangchan tergugu beberapa saat sampai akhirnya mendekat pada podium kehormatan, mengumpulkan kalimat yang tertahan dan mempersiapkan dirinya.

Emperor's Archduke | Nomin 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang