•
•
__________________
Emperor's Archduke
___________________
•
•
Senja mulai terengkuh oleh kegelapan yang perlahan menggelayut pada cakrawala Bloodmist.
Perang pada hari itu telah usai namun bukan berarti baranya telah padam. Justru pada keesokan harinya, bara itu akan terbakar dan kobarannya sekali lagi akan membumihanguskan medan pertempuran.
Tapi ini bukan tentang api.
Tidak ada perasaan yang lebih memalukan bagi seorang petarung selain mundur dengan keadaan terluka ditangan musuhnya.
Amarah, kebencian dan dendam semakin menyesaki relung dada sang pangeran mahkota Wyvern. Membakar habis hatinya hingga tidak ada lagi yang tersisa selain gelora kesumat dan gemuruh kemurkaan, hanya untuk menghancurkan segalanya sebagai penuntasan balas.
Kini ia tertunduk memandang kedua kakinya yang dipenuhi luka dan memar sementara sang putri mahkota tengah mengobati dan membalut lengannya dengan perban.
Tidak ada pembicaraan diantara mereka bahkan setelah sang putri mahkota selesai merawat semua bilur dan sayatan diseluruh tubuh sang Harimau Barat Kekaisaran Wyvern itu.
Lucas baru mengangkat wajahnya saat Jungwoo meraih tangannya. Jungwoo kemudian menggenggam tangan sang Pangeran Mahkota Wyvern, menyalurkan ketenangan dan penghiburan sebisanya. Lucas tidak menampilkan roman muka apapun dan menatap Jungwoo dalam diam. Lantas suara sang Necromancer dari luar tenda memecah keheningan diantara mereka.
"Salam untuk Harimau Barat. Yang Mulia, maafkan saya harus mengganggu waktu anda selarut ini. Baginda meminta anda untuk menghadap sekarang juga."
"Baiklah, Lord Reginald."
Lucas segera bangkit dan mengenakan jubahnya, membiarkan tubuhnya yang berbalut perban sekedar bertelanjang dada.
"Tunggulah disini, aku akan segera kembali."
Ia mengelus puncak kepala Jungwoo sebelum akhirnya melangkah keluar dari tenda, meninggalkan Jungwoo yang terpekur memandang kain yang dipenuhi oleh noda darah tunangannya dalam diam.
Lucas menengadahkan kepalanya, memandang salju yang melayang-layang diudara. Mengabaikan udara beku yang menerpa tubuh jakungnya, kemudian melangkah menuju tenda sang Naga Timur.
Begitu tiba di depan tenda sang ayahanda, Lucas memejamkan mata nya sejenak dan menghela napas panjang.
Lucas tidak tahu apa alasan sang ayahanda memanggil dirinya untuk menghadap.
Yang jelas saat ini, ia tengah membayangkan raut kekecewaan dan kemarahan yang teredam dalam ekspresi dingin ayahnya, karena pada hari itu juga mereka masih belum mendapatkan hasil yang mereka harapkan, meskipun Kaizer tidak lagi meremehkan kekuatan mereka.
Tetapi sekedar menyetarai mereka saja tidak akan cukup, ia dan ayahandanya harus jauh lebih unggul daripada gabungan Kaizer dan Alvarez sekalipun.
Esok pun, Lucas yakin jika Kaizer dan Alvarez tidak akan langsung bisa ia habisi karena mereka begitu keras kepala.
Satu-satunya kesempatan terbaik yang dimiliknya saat ini adalah Ruin. Cepat atau lambat situasi akan menjadi sangat sulit. Tidak menutup kemungkinan jika Wyvern akan terdesak sekalipun sekarang Ruin benar-benar membuat kekuatannya meningkat. Tapi hanya ini saja masih belum cukup untuk menjadikan nya layak atas takhta Lagendia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emperor's Archduke | Nomin 🍁
Fanfic🍁ONGOING 🍁 FOLLOW SEBELUM MEMBACA Empress Kaizer atau Archduke Alvarez? Sebuah cerita tentang takdir. NOMIN BXB MPREG Contain ⚠️ Trigger warning MISGENDERING