Hari ini aku akan berlibur setelah ujian sekolah namun aku tidak begitu bersemangat, karena ini bukan keinginan ku tapi keinginan adikku, apa kalian tau ? Aku akan mendaki bukit? OMG!!! Bayangkan jika kalian berada di posisiku, seseorang yang suka rebahan, nonton drama, dan bermain game di ajak mendaki ke bukit, itu adalah ujian paling terberat dalam hidupku, tentu aja sebelum keberangkatan hari-hari sebelumnya aku di ajak fisik oleh keluarga ku karena takut tubuhku drop, karena aku belum pernah melakukan aktivitas yang berat sebelum nya, anehnya kenapa hanya aku yang tidak suka berolahraga, sedangkan dulu ayahku pandai bermain basket, ibuku juga pandai bermain voli dulu. Semua aktivitas olahraga menurun pada adik perempuan ku, namun masalah otak aku jagonya, kadang aku bertanya-tanya apakah aku benar anak mereka? Atau aku hanya anak pungut yang di ambil dari kolong jembatan? Ah pikiran ku memang selalu traveling.
Untung saja adikku tidak keras kepala untuk tetap mendaki gunung karena memang tujuan awalnya ia ingin ke gunung bukan ke bukit, bisa-bisa aku mati di tengah jalan karena kehabisan oksigen dan kecapean, aku heran mengapa adikku memilih liburan ketempat-tempat tinggi padahal banyak tempat-tempat liburan di luar sana yang begitu menyenangkan mengapa adikku malah memilih mendaki gunung? Aku dan adikku memang banyak perbedaan aku suka keramaian namun adikku tidak, aku pintar berbicara di depan banyak orang, sehingga memiliki banyak teman sedangkan adikku sebaliknya, namun masih memiliki teman kepercayaan tidak cupu-cupu amat, adikku akan banyak berbicara ketika aku mengusiknya di rumah, aku suka ketika melihat reaksi adikku ia tidak tidak banyak mengadu namun banyak bertindak, memukulku misalnya.haha aku menikmatinya
Lihat lah setelah seberapa lama aku berjalan namun seakan tempat tujuan tak kunjung sampai, aku tidak banyak bicara di tengah tengah perjalanan menuju bukit, rasanya energiku akan habis ketika aku bicara. Tidak seperti aku yang lelah, letih, lesu justru adikku terlihat bersemangat memimpin perjalanan, bunda kedua setelah adikku, aku di belakang bunda, sedangkan ayah di urutan paling akhir karena takut aku tertinggal.
"Kenapa kak? Mau istirahat dulu ?" Setelah bertanya seperti itu bunda dan Diva menoleh kebelakang, aku tak menjawab hanya mengangguk, lalu bunda memberikan ku air minum
"Apa masih jauh?" Aku bertanya ke Diva setelah mendapat sedikit energi
"Sedikit lagi"
Hanya jawaban itu yang keluar dari mulutnya dari tadi, apa tidak ada jawaban lain, setelah sekian lama aku berjalan akhirnya sampailah ke tempat tujuan, aku tidak berbohong mengatakan kalau energi ku seketika langsung penuh melihat pemandangan indah ini. Rasanya lelahku terbayar sudah, pohon-pohon di sekitar tampak menghijau dan tumbuh dengan subur, di lihat dari atas sini kita bisa melihat persawahan yang menguning juga perkotaan nan jauh disana, kalau di lihat pada malam hari pasti akan terlihat lebih indah untung kita akan menginap dan sekarang baru jam empat sore. Angin sepoi-sepoi begitu terasa di kulit ku yang penuh keringat. Pemandangan di depan mata juga menyegarkan hati, pikiran jiwa dan raga, dari sini kita bisa melihat. Tuhan nikmat mana lagi yang engkau dustakan. Adikku benar-benar hebat mengajakku ke tempat seperti ini.
"Tuh kan apa aku bilang tempatnya tuh indah banget, apalagi kalau naik nya ke gunung di sana pemandangan nya jauh lebih indah" Setelah itu aku memeluk adikku erat-erat
"Makasih udah bawa kakak ke tempat ini" Diva tentu saja berontak meminta untuk di lepaskan "Lepas atau aku pukul" langsung ku lepaskan tanganku
"Andai aja di masa depan ada pintu kemana saja, gak perlu repot-repot naik bukit turun bukit, terus pas buka pintu udah bisa melihat pemandangan kek gini, terus kalo kita mau_" bibirku langsung di comot sampe manyun sama Diva, lucnatnya adikku. Padahal pikiran ku lagi membayangkan banyak hal "Berisik, gak usah ngomongin hal yang gak penting, disini aku butuh ketenangan" namun Daffa tak ingin jauh-jauh dari Diva, katanya takut adiknya hilang jadinya ia merasa harus mengikuti setiap langkah adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daffaku
Teen FictionSemua orang memiliki cara sendiri untuk menyembunyikan lukanya masing-masing. Karna apa yang kamu lihat belum tentu sama seperti aslinya. Nyatanya dunia tak seindah cerita novel T.T #1 kisahpersahabatan #1 absurd