29. Intinya Proses

28 11 0
                                    

"Oke, gue gak mau banyak ngomong. Gue cuman mau bilang gue mau hiatus dari dunia pertawuran. Daripada gue ngilang gitu aja, jarang ngumpul mending gue bilang dari sekarang" Tipe-tipe cowok to the point

"Kalo kalian diem aja, berarti gue anggap kalian gak keberatan"

Otak mereka sedang berproses seakan belum siap mendengar perkataan Devan yang begitu tiba-tiba

"Tenang aja, gue akan nyempetin waktu buat ngumpul kapan-kapan" Namun tetap belum ada yang menyahut

"Kalian tidur apa gimana? Kalo ada orang ngomong jawab dong!" Kalo di belakang pasti udah misuh-misuh ini ngegosipin.

Reza memperhatikan ekspresi Fano daritadi, ia hanya penasaran akan seperti apa reaksinya "Gimana ya, jujur aja sebenernya gue kurang setuju" Akhirnya Fano mulai speak up.

"Tapi gue maunya hiatus gimana dong" Sepertinya Fano akan kalah bila Devan begitu. Reza memukul pelan bahu Devan sambil menahan tawa

"Tenang aja gue tau apa yang kalian pikirin sekarang, gue akan tetep ikut kok tawuran kali ini tapi setelahnya i don't now" Sambil mengangkat bahu. Mereka

Di lain teman Daffa tengah cemberut karena sudah tidak di perbolehkan minum susu pisang lagi sama bunda makanya sekarang ia uring-uringan.

"Kenapa si kak mukanya kusut gitu kayak belum di setrika. Nih mending ngemil aja" Jiwon sambil membawa setoples makanan kering

Daffa menggelengkan kepala bertanda tak nafsu"Ayah kakak gak di bolehin minum susu pisang lagi, padahal kan minum susu sehat kan yah. Bunda mah aneh deh" Daffa mengadu pada jiwon "Mau susu pisang ayah ihh gak kuat dari pagi belum minum susu, pantesan badan kakak lemes" Sambil merebahkan tubuh sepenuhnya di sofa

Jiwon menjitak kepala anaknya dengan gemas "Ayahh sakit"

"Kata bunda susu pisang kandungan lemaknya tinggi, jadi harus mulai terbiasa dari sekarang" Jiwon menyaring kata-katanya sehalus mungkin

"Tapi kan kakak belum terbiasa ayah" Daffa mulai merengek kembali

"Iya makanya biasain, udah gede masih minum susu" Bukan Jiwon yang menjawab hanya Diva yang berani berkata terus terang terhadap Daffa

"Kenapa si bocil sirik aja"

"Gak sadar diri emang siapa kelakuannya yang kayak bocil" Nah loh

"Ayah aja waktu bunda suruh berhenti ngerokok gak sekaligus langsung berhenti kan. Semuanya butuh proses"
Jiwon langsung tersedak saat Daffa menyindir nya secara langsung. Ini kenapa sih anak-anak mulutnya pada pedes, ujung-ujungnya dia yang kena

"Bisa aja kamu ngeles nya, ini bunda kasih, lain kali kalo orangtua ngelarang harus nurut ya, ini juga demi kebaikan kakak" Bunda bergabung diantara mereka sambil memberi Daffa sekotak susu pisang. Daffa yang terlalu senang di kasih susu pisang hanya mengangguk mengiyakan ucapan bunda

Malamnya Niko mampir ke rumah Daffa, tadinya cuman di suruh ema nya nganterin makanan eh sekarang malah di kamar diajak curhat sama Daffa.

"Ko, bunda gue aneh deh"

"Aneh kenapa? "

"Bentar gue ambil minum dulu" Daffa langsung ngacir ke dapur meninggalkan Niko dengan perasaan kepo. Kalo sama Daffa emang harus banyak baca istighfar.

Daffa datang membawa segelas es jeruk untuk dirinya sendiri, emang lucknut tuh bocah

"Nanggung amat bawanya segelas, jangan jangan itu bawain buat gue yah. Makasih yah Daf"

"Sembarangan. Ini buat gue gak sempet minum tadi, lu juga gak minta minum kan"

"Lu juga langsung ngeleos aja tanpa nanya gue mau apa enggak"

DaffakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang