18. Rumah hantu

138 25 7
                                    

"Mau mencoba hal yang baru boleh kan. Seperti nya ini akan menyenangkan" ucap Daffa tersenyum

"Gimana kalo kita masuknya sendiri-sendiri. Yang paling cepet keluar berarti itu yang menang" usul Gama

Dua bocah gila ini benar-benar membuat Niko pusing, kenapa pake acara sendiri-sendiri segala. Kalo bersama aja ia masih takut, apalagi sendiri. apa yang sebenarnya dua bocah itu pikiran kan? ia harus banyak-banyak membaca istighfar mulai sekarang.

"Devan, gimana lo setuju?" Tanya Gama

"Gue sih oke aja" Devan nampaknya juga tertarik, ia merasa nyaman dengan teman-teman Daffa yang easy going padahal belum 24 jam Devan bersama teman Daffa tapi, ia sudah merasa nyaman sejauh ini. Devan jadi sedikit menyesal mengapa ia mempertaruhkan masa muda nya dengan bisnis dan pergaulan bebas.

"Gue suka gaya lo" Gama mengayunkan tangan berniat untuk melakukan tos bersama Devan dan di sambut baik olehnya, Devan tersenyum tulus ia akui teman-temannya Daffa memang asyik.

"Gak kita berdua gak setuju! Kita semua masuk bareng-bareng udah itu kita pulang" Niko dan Dino memang penakut apalagi soal hantu.

"Gakpapa nik, sekalian aja uji nyali. Kalo misalnya lo gak kuat, tinggal lambaikan tangan aja ke kamera" ucapannya sambil terkekeh

"Lo kira kita sekarang ada di acara tv apa" protes Dino

Niko juga sebenarnya heran yang paling penakut itu Daffa, tapi entah apa yang dilakukan Gama sehingga anak itu begitu bersemangat. Ingat Daffa itu ceroboh, ia sedikit tidak percaya Daffa berani masuk rumah hantu sendirian, tapi ekspresi nya begitu menyakinkan kalau ia tidak takut sama sekali, bukan nya apa-apa yang paling ia takutkan adalah ketika ia tidak bisa melindungi nya ketika ia sendiri juga takut.

"Gam, lo ngomong apaan sama Daffa. Kenapa tuh bocah bisa seberani itu" Ternyata ucapan Niko terdengar di telinga Daffa, padahal ia sudah bisik-bisik

"Gue tu aslinya pemberani tau cuman keberanian gue itu terpendam, awas aja kalo gue keluar paling cepet pokoknya beliin gue sate dua puluh tusuk"

Niko pun mau tidak mau menyetujui usulan Gama untuk masuk rumah hantu satu persatu. Dino hanya pasrah mengikuti ide gila Gama, sudah tak ada harapan lagi jika ia menolak. It's okay kalau mereka masuknya bareng-bareng, lah ini. Gama dan Daffa benar-benar gila, Devan juga baru akrab sebentar aja sudah ketularan gilanya.

"Jadi, siapa yang mau masuk duluan?"tanya Dino

"Mending kita Hompimpa aja deh" mereka pun mengikuti usulan Daffa

Pengunjung dari rumah hantu sudah mulai berkurang, Niko mulai gelisah karena permainan ini seperti di setting untuk teman nya bermain. Tapi, mereka tetap melanjutkan. Kata Gama semakin sepi semakin menantang, bocah gila memang. Lalu, mereka membeli dulu senter karena pencahayaan di dalam yang minim. Kecuali, Devan katanya tidak perlu membeli senter. Niko akui saat pertama kali melihat Devan aura nya berbeda, terlihat jantan dan maskulin, gak tau kalo nanti. Tapi, masih tetep gantengan dirinya, Oke!

Permainan ini di mulai dari Devan, Niko, Dino, Gama dan Daffa. Ia masuk masuk sendirian ke dalam rumah hantu yang terdapat beberapa ruangan, yang pertama yaitu kamar mayat, ia memasuki kamar itu tanpa menggunakan alat bantu pencahayaan seperti senter, lalu berjalan dengan cepat tanpa menimbulkan suara gaduh sehingga tanpa di ketahui oleh hantu yang akan menakut-nakutinya, lalu ruangan kedua yaitu ruangan yang di penuhi boneka chucky yang di gantung di ruangan itu Devan tetap tidak mendapat gangguan hanya berupa suara pendukung yang menyeramkan suasana, di ruangan ketiga Devan sempat menabrak sesuatu, lalu di kejutkan oleh hantu yang berpakaian kunti yang di penuhi darah di baju dan wajahnya, ia sempat terkejut karena hantu itu berani menyentuh nya. Namun hantu itu malah yang lebih terkejeot dengan respon pengunjung yang satu ini.

DaffakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang