4. Pertemuan

255 27 3
                                    


" Jangan tinggalin gue" Lisa yang melihat sorot matanya berkedip lucu, bibirnya melengkung, gigi kelincinya menyembul malu-malu. Lisa baru menyadari kenapa ada cowok selucu ini yaa Tuhan. Kenapa ia baru di pertemukan dengan mahluk ini ? Kenapa gak dari dulu-dulu ? Seluas itukah sekolahnya atau ia yang terlalu cuek dengan sekitarnya sehingga baru bertemu dengan cowok ini

" Boleh pinjam hpnya gak ? Hp gue rusak. Gue gak marah kok, ini emang salah gue. Tapi, gue harus hubungi orang rumah. Gue tau ini buat lo gak nyaman, tapi plis bantuin gue, kalo lo gamau minjemin gue hp gak papa kok. Gue minjem aja sama yang lain " sambil memilin ujung bajunya

Lisa terbengong, cara ngomongnya yang malu-malu kelinci membuat Lisa gemas mau nyubit, tapi malu masa baru pertama ketemu udah maen cubit-cubitan, sengol-senggolan nanti di sangkanya cewek agresif lagi.

" Iya nih gakpapa, gue juga minta maaf karena gak bisa menghindar saat lo nubruk gue " ceplos Lisa sambil memberikan ponselnya

" Iya gakpapa, gue bisa beli lagi kok " senyum polosnya

Seenteng itukah jawaban cowok yang ada di depannya, jiwa misqueennya seketika bergejolak , gue aja beli hp harus ngemis-ngemis dulu depan bokap sambil menyiapkan beribu alasan untuk tugas sekolah

" Nama Lo siapa ? " Plis Lisa harusnya cowok yang ada di depan lo yang nanya kayak gitu. Lisa seperti kehilangan jati dirinya di depan cowok imut ini

" Daffa , nama kamu siapa ? " Yes dia nanya balik

" Lisa " menampilkan senyum terbaiknya

" Lisa, makasih ya hpnya. Gue mau tunggu dulu di depan gerbang. Gue duluan yahh " sambil mengembalikan hp,  lalu melambaikan tangan pada Lisa

" Sama-sama, Daffa " Lisa membalas lambaian tangan Daffa, sampai cowok itu tidak terlihat. Rasanya tidak rela baru bertemu tapi sudah berpisah, awokwok

" LISA!!!!! Dari tadi gue tungguin lu malah disini sambil senyum-senyum. Gila lu ya ?" teriak Risa teman seeskulnya
"Iya-iya bawel"



                                   ****



Daffa memandang lesu supir pribadinya Pak Darto yang baru datang, sepanjang perjalanan ia tak mengucapkan apapun, pokoknya ia cape pengen ketemu kasur. Biasanya ia suka bercerita atau sekedar mengobrol, karena ia tak suka keheningan.

Ketika Daffa membuka pintu rumahnya, sudah ada bunda yang menyambutnya dengan senyuman, membuat letihku sedikit terobati

" Assalamu'alaikum, bunda " Sambil mencium tangan bunda. Bundanya memang beragama islam, ayah masuk mualaf ketika menikahi bunda. Kurang apalagi ayahnya dalam memperjuangkan bunda ?

" Waalaikumsalam " setelah menjawab salamnya. Bunda langsung memeluk Daffa

" Bunda, Daffa bau jangan peluk dulu"

" Gakpapa bau kakak enak kok, mau makan dulu apa gimana ?"

" Entar aja ahh, Daffa mau rebahan " sambil menaiki tangga

" Kakak mandi dulu, jangan langsung rebahan!!" Teriak bunda, Sebenarnya ia ingin menanyakan banyak hal, tapi ia mengerti anaknya sedang butuh istirahat

" Iya bunda " Daffa menurut apa yang di katakan bunda meskipun matanya sudah minta di istirahat kan, tapi akan lebih baik kalo ia mandi dulu baru tidur.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan, waktunya untuk makan malam. Bunda menyiapkan makanan kesukaan Daffa dan Diva agar meningkatkan nafsu anak pertamanya kalau Diva sih jangan di tanya lagi, pulang sekolah tadi Daffa tak sempat makan. Jadi, ia khawatir kalo magh anaknya kambuh

DaffakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang