15. Keceriaan tanpa batas

185 25 4
                                    


Daffa menutup pintu kamar berwarna coklat muda, kemudian berjalan menuruni setiap anak tangga satu persatu sambil bersiul-siul kecil menandakan suasana hatinya sedang bagus, mungkin karena hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah setelah selama seminggu ia absen sakit, atau ia merindukan teman-teman kelasnya.

Ternyata dalam seminggu ini banyak teman-teman sekelasnya yang mengirim pesan padanya. Entah itu berupa pesan manis sekedar untuk menanyakan kabar atau pesan pahit untuk menangih uang kas yang jarang ia bayar. Namun, tetap saja menurut Daffa itu adalah sebagian dari kepedulian mereka. Kalo Niko dkk sudah jangan di tanyakan lagi, mereka rajin menjenguknya meski Daffa tidak sakit sekalipun.

Rumahnya seperti rumah kedua bagi mereka, bermain, makan, mandi atau menginap sekalipun mereka sudah tidak ada kata canggung-canggungnya lagi. Fasilitas game juga serba ada di rumah Daffa, menjadikan tempat ternyaman untuk bermain.

Senyum nya terukir begitu indah saat tiba di meja makan. Lalu, mengembuskan napas bersiap siap-siap mengeluarkan energi cerianya yang terpendam selama seminggu tidak di keluarkan.

"SELAMAT PAGI, AYAH, BUNDA DAN ADIKKU TERSAYANG" sambil memamerkan gigi putih yang berjajar rapi.

"PAGI JUGA ANAK BUNDA YANG PALING TAMPAN" membalas tak kalah ceria, Jiwoon hanya tersenyum melihat interaksi antara ibu dan anak. Sedangkan, Diva tak mengindahkan sapaan kakaknya ia sudah terfokus pada sarapan pagi ini. Diva dengan lahapnya memakan bubur tanpa sisa, entahlah hari-hari ini nafsu makannya bertambah.

"Woahhh anak ayah udah sehat aja nih" Jiwoon ikut tersenyum melihat kembali keceriaan Daffa apalagi, memakan sarapannya dengan lahap.

"Iya dong, gak enak sakit lama-lama"

"Makanya jaga kesehatan nya, makan nya juga harus teratur jangan di telat-telat. Setelah ini bunda akan lebih sering masak sayur"

"Apa? Sayur?!!" Daffa melotot tak setuju

"Rasain tuh makan sayur, hahaha" seperti Diva ia puas kembali mengejek kakaknya

"Susu pisang juga puasa dulu, kata dokter sih gitu"

"Yahh, bunda" Daffa kembali cemberut

"Tenang kak, ini gak berlaku buat kakak aja. Tapi, kalian juga harus ikut makan sayur, no daging-daging" Diva dan Jiwoon terkejut mereka juga terkena dampak nya. Aisyah melakukan ini juga untuk kesehatan keluarga nya.

"Bunda Diva gak mau diet, badan Diva lagi masa pertumbuhan harus banyak-banyak makan daging" protes Diva

"Sayang kok aku juga sih" Jiwoon juga agak protes, tak terlalu suka sayuran. Anak dan ayah memang sama saja, Aisyah akan membiasakan dari sekarang

"Bunda juga gak bilang kan mau masak selamanya, tapi untuk sekarang-sekarang ini bunda akan lebih sering masak sayur"

Daffa kembali tersenyum mengejek Diva, setidaknya tidak hanya ia yang memakan sayur tapi, Diva sama ayah juga. Pikirannya teralihkan oleh suara mobil yang masuk perkarangan rumahnya, pasti itu Niko.

"Bun, yah. Daffa duluan dulu bodyguard aku udah stay bye nunggu di luar. Assalamualaikum" Daffa menyalami tangan kedua orangtuanya terakhir tangannya ia sodorkan ke hadapan sang adik, tentu saja Diva menyalaminya dengan malas-malasan.

"KAK, DI SEKOLAH JANGAN JAJAN SEMBARANGAN" teriak bunda

"IYA"

"NIKO, JAGAIN ANAK BUNDA KALO NAKAL CUBIT AJA PANTATNYA"

"SIAP BUNDA" balas Niko

Keluarga nya memang sudah mempercayai Niko sepenuhnya, apalagi orangtua Niko adalah sahabat dari ayahnya Daffa. Pasti kalian juga pernah punya teman yang menjadi kepercayaan keluarga mu, setiap kalian keluar main atau ada acara mendadak yang kurang yakin untuk tidak di izinkan keluar, pasti jurus andalan kalian adalah temanmu.

DaffakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang