12. Kembali sakit

414 34 2
                                    

Amarahnya tersulut, ia bertarung dengan brutal menumpas lawan. Beberapa lawannya tumbang di tempat, ia berdecih kesal kenapa mereka masih saja mengibarkan bendera perang kalo tau akan kalah, ia tak tau berapa banyak korban keganasan nya hari ini ? Mereka tetap saja menantang, menyulut emosinya sampai ke ubun-ubun. Salahkan saja mereka yang selalu membuat masalah dengan sekolahnya, istrilah anak zaman sekarang  Lo jual gue beli. Jiwa pemuda yang sedang bergejolak, memang begitu guys, gak ada yang mau di salahkan meskipun mereka salah.


Suasana semakin ricuh tak terkendali, tak ada yang berusaha menghentikan mereka, adapun beberapa pengguna pejalan kaki langsung kabur ketika melihat peperangan ini, ughh gayanya peperangan wkwks, mereka masih sayang nyawa untuk tidak mendekati area pertempuran sengit ini. Beberapa lawannya mulai kabur dengan beberapa luka, dan sebagian lagi masih ada yang bertahan kini matanya teralihkan oleh bocah yang sedang di pukul temannya.

Ia meneliti rupa bocah itu seperti pernah melihat di suatu tempat. What the fuck?? Kenapa temannya menyerang orang lain, dengan senjata tajam. SENJATA TAJAM ???!! Wah, wah ini gak bener. Ia tak ingin melibatkan orang lain ke dalam masalah nya, mungkin otaknya sedang waras

" Lepas " Perintah nya yang yang langsung di turuti oleh anak buahnya

Bocah itu terus menutup matanya rapat dengan sebelah tangan yang memegang perut, sebelah lagi membantu menutup wajahnya.


Sejujurnya Devan bingung kenapa ia bisa bersikap seperti ini. Biasanya ia tak peduli dengan apapun yang dilakukan temannya saat tawuran ,asalkan mereka menang. Namun, saat melihat bocah ini sisi kemanusiaan nya muncul, ada rasa tak tega di relung hatinya.

"Buka mata lo" Bocah itu membuka matanya dengan perlahan, wajahnya tampak dan masih ada bekas air mata di pipinya yang masih basah. Tatapan nya memancarkan kekosongan, seperti nya ia sangat syok menyadari keadaan.



Sekarang Devan sedang berperang dengan batinnya, bagaimana caranya menenangkan bocah yang sedang syok?? Atau ia tinggalkan saja seperti yang ia lakukan biasanya bersikap acuh dan tak peduli, akhh ia benar-benar tak tega meninggalkannya begitu saja, tapi ia tak tau harus bagaimana ?? Oke Devan, tepuk saja bahunya dengan pelan begitu saja tidak tau 💡

Otaknya mendadak loading, tangannya mulai menepuk bahu bocah itu dengan kaku, namun tanpa di duga bocah memeluk dirinya dengan erat.

" Hiks.. hiks.. hiks " Terdengar suara tangis dari bocah yang ada di pelukan nya.

Sebenarnya, Devan paling tidak suka skinsip, apalagi dengan orang yang tidak di kenal. Biasanya ia akan langsung memukul orang itu. Namun, entah kenapa ia tidak menolak pelukan bocah yang belum di ketahui namanya. Seakan ia mengerti perasaan bocah ini

Daffa sadar apa yang sedang ia lakukan, ketakutannya mengalahkan segalanya ia tak peduli akan di anggap cengeng oleh orang yang sedang ia peluk. Pokoknya Daffa sedang takut ia hanya bunuh pelukan, detak jantungnya masih berdetak tak karuan.

Coba kalian bayangkan guys jika kalian berada di posisi Daffa, terjebak di tengah tawuran dan lebih sialnya lagi ia tertangkap basah oleh salah satu dari mereka dengan membawa senjata tajam. Jangan kan lari, berdiri tegak saja rasanya sudah terasa lemas, apalagi Daffa notabene nya cengeng dari lahir. Iya dong cengeng pas baru lahir kan langsung nangis kejerrr, normal kan.






5 menit kemudian






"Udah nangisnya"

"Hehe, makasih kak"ucap Daffa melepas peluknya, lalu mengelap ingusnya dengan tisu yang ada di saku Hoodie nya. Kini hidungnya terlihat jelas memerah karena warna kulitnya yang putih, matanya juga masih terlihat sembab. Sekarang Daffa cengukan, menambah nilai keimutannya. Ia tidak berusaha untuk menjadi imut, tapi mau bagaimana lagi sudah imut dari lahir coba, maunya sih manly-manly berkharisma gitu.

DaffakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang