episode 28

63 8 0
                                    

Sinta berlari keluar tempat pernikahannya, berdiri di tepi jalan dengan air mata berjatuhan. Waktu sudah pukul 08.00, tapi Andre dan keluarga tidak datang juga.

Sinta tidak seimbang, dan hampir jatuh. Sinta tak sengaja di tabrakan seseorang wanita yang sedang berlari. Sinta menoleh, itu Intan dan Umi!.

"U-umi, A-andre mana, Mi? Kok Umi sama Intan aja?" tanya Sinta sesak.

"Umi emang sama Intan aja, nak Sinta. Andre kesini Dateng sama Bapak dan Mamahnya, bukan Umi." jawaban itu membuat Sinta lebih terisak.

Intan menenangkan calon kakak iparnya itu. Begitu juga dengan Rani yang masih tersesak Karna diajak lari oleh Intan. Umur Rani yang tidak muda lagi, membuat dirinya cepat kehabisan napas.

Intan, Sinta, dan Rani menoleh ke sumber suara. Suara langkah kaki yang ramai membuat mereka bertiga terkejut.

Andre!!.

Hilman dan Ajeng menghampiri Sinta yang sedang berdiri di depan pintu masuk pernikahannya.

"Andre,"

"Saya kira kamu tidak datang di acara pernikahan ini. Kenapa telat? Sengaja mau bikin saya dan keluarga malu?"

"Maaf, Pak. Bukan begitu maksud saya. Tadi jalanan benar-benar macet, dan mobil yang saya pakai tidak bergerak sama sekali. Makanya saya memilih lari bersama Abi dan Mamah saya."

"Maaf, kalau sudah bikin Bapak dan keluarga menunggu."

"Iya, Pak, betul. Perjalanan menuju kesini sangat macet. Saya dan Umi saya juga terjebak disana, dan kami turun di pertengahan jalan supaya tidak terlambat datang kesini." sahut Intan membela kakaknya.

"Sudah-sudah. Intinya, sekarang Andre sudah sampai di sini. Dan sekarang kita semua masuk ke dalam, penghulu sudah menunggu kita." lerai Ajeng. Semuanya masuk ke dalam tempat yang penuh dekorasi.

Sebelum duduk di kursi depan penghulu, Dian memberikan dua buah tissue untuk mengelap keringat yang penuh di kening Andre.

"Makasih." ucap Andre setelah menerima tissue dari mamah tirinya.

Jantung Andre berdetak lebih kencang dari biasanya. Hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, ia akan menghalalkan Sinta untuk menjadi istri yang sah di mata hukum dan agama. Andre menghela napas dalam-dalam.

Acara pembukaan akan di buka oleh penghulu. Penghulu mengambil mic yang berada di samping tangan kanannya yang sudah disiapkan oleh panitia Wedding organizer.

"Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatu."

"Alhamdulillah, Alhamdulillahi robbil ‘alamin wabihi nasta’inu ala umuriddunya waddin wa’ala ‘alihi washahbihi ajma’in. Amma Ba’du."

"Para hadirin. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur akan kehadirat ilahi robbi Allah Swt. Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tak pernah pilih kasih maupun pilih sayang kepada hamba-hambanya."

"Atas kasih sayang tersebut, pada hari Minggu, tanggal 14 Februari 2021, kita semua dapat bertatap wajah dan bertemu pandang dalam rangkaian acara prosesi Akad Nikah antara Sinta Maulinda dengan Andre Nugraha."

"Hadirin yang berbahagia. Sebentar lagi akan ada dua hati yang terpaut dan terikat dalam satu janji. Janji yang akan mengubah segala rangkaian ibadah menjadi luar biasa."

"Janji tersebut akan diucapkan oleh dua insan yang bernama Sinta Maulinda dan Andre Nugraha. Sinta Maulinda merupakan putri dari pasangan Hilman Cahya dan Ajeng Maulinda. Dan Andre Nugraha merupakan putra dari Rahman Nugraha dan Rani Aprilia."

ANDRE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang