Extra Part

131 8 4
                                    

Pemakaman sudah sangat sepi. Sinar matahari sudah sangat terik. Andre dan Intan masih enggan untuk pergi dari pemakaman seorang perempuan yang sangat baik. Tapi, mereka harus tetap balik ke rumah masing-masing dan harus segera mengikhlaskan kepergian sang umi tercinta. Supaya Rani tenang disana.

"Bi. Nanti Andre mau ke Bogor, ya." ucap Andre, sebelum sampai di parkiran.

"Mau apa?" tanya Rahman.

"Mau anterin Intan, sekalian main disana." jawab Andre.

"Oh, jadi kamu kangen sama keadaan sono." ujar Rahman sambil terkekeh pelan.

Andre menarik sudut bibirnya dan mengangguk pelan. Ia menoleh ke arah Sinta yang sudah menjadi istri sahnya sekarang.

"Kamu mau ikut, apa enggak? Kalo enggak, nanti aku anterin kamu dulu, baru ke Bogor anterin Intan."

"Ikut. Sekalian jalan-jalan," jawab Sinta sambil menyengir.

"Intan tinggal sendiri dong, disana?" Kali ini Dian ikut nimbrung. Sekarang, semua pandangan tertuju pada Intan.

"Iya, Mah." jawab Intan pada akhirnya.

"Kenapa gak tinggal disini aja? Bareng Mama sama Abi." tawar Dian.

"Enggak usah, Mah. Aku gak mau ngerepotin Mamah sama Abi. Aku bisa, kok, hidup disana sendiri." tolak Intan dengan lembut.

"Ya sudah kalau gitu." ucap Dian pasrah.

Mereka masuk ke dalam mobil Sinta. Sebelum berangkat ke Bogor, Andre harus mengantarkan mamah dan abinya pulang terlebih dahulu. Sebenernya Rahman menolak untuk di antar oleh Andre. Tapi Andre tetap memaksanya. Karena Rahman tidak ingin menyakiti hati Andre, akhirnya Rahman nurut untuk di antar Andre pulang menggunakan mobil Sinta.

--------------

Mobil Sinta masih terdiam di depan rumah minimalis yang dimiliki oleh Dian dan Rahman. Sebelum pergi ke Bogor, Andre menyuruh Sinta untuk meminta izin kepada orang tuanya untuk ikut Andre ke Bogor. Andre takut jika orang tua Sinta khawatir karena anaknya tidak pulang lagi setelah mengantarkan mertuanya ke peristirahatan terakhirnya.

Sinta memutuskan teleponnya. Andre menarik sudut bibirnya ketika mendengar jawaban dari orang tua Sinta. Sebelum berangkat, Andre menyuruh Sinta untuk pindah tempat duduk. Sinta menuruti nya dan Andre mulai menarik rem tangannya. Ia mulai menekan pedal gas mobil secara perlahan.

Jalanan cukup lancar, Andre sudah tiba di gerbang tol. Mobilnya masih diam karena mengantri untuk masuk ke dalam tol.

"Kak Andre, abis anterin aku, langsung pulang?" tanya Intan memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Ya ngaso dulu, lah!" jawab Andre tanpa menoleh, dan tetap fokus ke depan.

"Kalo itu aku juga tau. Maksudnya, mau nginep apa pulang?" tanya Intan lagi.

"Gak tau, liat aja nanti." jawab Andre. Mobil pertama sudah selesai membayar tol. Sekarang giliran mobilnya. Andre memasang kartu tol dan menempelkannya di tempat yang sudah di sediakan.

--------------

Setelah Intan membukakan pintu rumah, ketiganya langsung memasuki rumah itu sambil mengucap salam. Intan berbalik badan sambil tersenyum tipis. Ia menyuruh Andre dan Sinta untuk duduk di kursi ruang tamu. Ia menawarkan keduanya minum, tetapi keduanya menolak. Mereka bisa membuat minuman sendiri, Intan tidak perlu repot-repot membuatkan nya.

"Ya udah, kalo gitu, aku masuk kamar dulu, ya? Mau ganti baju, gerah, plus gatel." pamit Intan. Keduanya hanya mengangguk pelan.

ANDRE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang