episode 8

95 20 3
                                    

Apakah kabar semuanya? Semoga kalian dalam keadaan baik-baik aja ya dan untuk yang sakit semoga kalian cepet sembuh.

Jaga kesehatan ya gais dimasa pandemi gini.

Sumpah saya yang bikin saya yang bingung pen lanjutinnya gimana😂

Semoga suka ya walaupun nanti nya ga jelas ceritanya😀

Selamat membaca..

Seperti biasa, Intan yang selalu bangun pagi untuk sholat shubuh dan berberes rumah pun sudah mulai bergerak.

Sebelum berberes rumah sebaiknya mengisi perut dulu supaya tidak pingsan nantinya.

Intan mulai menyuapi nasi goreng yang ia masak untuk ia dan Uminya. Uminya yang masih melamun itu membuat suapan Intan berhenti.

"Umi kenapa? Kok nasi gorengnya ga dimakan? Ga enak ya nasi goreng buatan Intan? Maaf deh Umi, kalo selera Intan bikin Umi ga suka"

Umi yang tersadar karna ucapan Intan pun langsung memegang sendok yang ada di piring "enggak kok sayang enak nasi goreng buatan kamu" Umi mulai memakan nasi goreng buatan Intan walau sambil melamun.

"Umi lagi kenapa? Kok Intan liat Umi ngelamun terus minggu-minggu ini?"

"Umi lagi kepikiran kakak kamu Intan. Bagaimana keadaannya sekarang? Umi kangen banget sama kakak kamu"

"Apa yang dikangenin dari kak Andre? Umi kangen dibentak-bentak sama kak Andre? Kalo aku si seneng kak Andre udah ga tinggal disini lagi, jadi Umi ga trus trusan nangis denger kata-kata kak Andre yang ga layak di ucapin ke Umi" Intan mulai kesal ketika mengingat kejadian tersebut

"Sttt, ga boleh gitu. Bagaimana sikap kakak kamu dia tetep kakak kamu. Kalian harus saling menyayangi. Umi hanya punya dua anak, kalo Umi udah meninggal, kalian tinggal berdua. Dan kalian pasti membutuhkan satu sama lain. Jadi, ga boleh ngomong kayak gitu lagi ya"

"Iya Mi, maaf"

"Yaudah dilanjut lagi makannya"

~~~~~

Andre yang sedang berdiri di jendela sambil melihat ke arah luar dengan udara pagi yang masih sejuk membuat Andre menjadi ngantuk.

"Bosen banget gue, tiap hari megahnya cangkul. Tiap hari liatnya semen, batu bata. Ga bisa apa! Sehari aja liat pemandangan yang asri, udaranya sejuk. Tapi kayaknya semuanya hanya mimpi"

"Andre"

Mendengar namanya disebut Andre pun membalikan badannya ke sumber suara. Ternyata yang memanggilnya tadi Abi. Huh merusak pemandangan aja, gatau apa kalo Andre lagi mengkhayalkan sesuatu yang baru saja ia katakan.

"Kenapa Bi?"

"Sarapan"

"Bukannya sekarang libur?"

"Emang kamu kalo sarapan kalo mau kerja doang?"

"Yaa nggak si"

ANDRE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang