episode 22

51 9 0
                                    

One, two, three. Goo

Happy reading!!
.
.
.
.

Andre yang sedari tadi sudah sampai rumahnya belum juga masuk kedalam rumahnya.

Hari ini Andre janjian oleh kedua orang tuanya untuk makan bersama di rumah karena ini hari ulang tahun Abinya.

Andre masih mengatur nafas dan air matanya. Tidak mungkin kan, Andre masuk kedalam rumah dengan keadaan wajah yang di penuhi air mata dan hidung yang merah?. Ini ulang tahun Abinya, seharusnya Andre memasang wajah bahagia bukan menangis.

"Andre lama banget dateng nya"

"Sabar udah, bentar lagi juga Dateng"

"Aku tunggu didepan deh ya"

Dian berjalan keluar. Betapa kagetnya ia melihat seseorang yang sedang duduk di bangku teras.

"Andre"

Andre yang sudah tertawan sudah berada di rumah mengusap air matanya.

"Kamu nangis?"

Rahman yang mendengar kata 'Andre' dan kata 'nangis' akhirnya menghampiri istrinya.

"Ada apa, sayang" Rahman menoleh ke sebelah kirinya.

"Andre, kamu udah sampe dari tadi? Kenapa ga masuk"

"Selamat ulang tahun ya, Bi. Andre doain yang terbaik buat Abi" Andre mencium telapak tangan Rahman.

"Terima kasih ya, Ndre. Ya udah kita masuk yu"

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah dan merayakan ulang tahun Abinya dengan makan kecil-kecil an yang sudah dimasak Dian.

Sinta yang masih menangis dari jalan pulang sampai rumah menjadi pusat perhatian orang-orang dirumah. Dari satpam, dua pembantu nya, sampai Papah nya sendiri.

Hilman yang sedari tadi sedang duduk diruang keluarga sambil membaca koran langsung menghampiri anak nya itu yang terdengar menangis sejak masuk rumah.

"Kenapa ini, Mah"

Ajeng bingung mau menceritakannya dari mana. Ajeng takut Sinta semakin menangis mendengar ceritanya.

"Bi Intan"

"Iya Nyonya"

"Bawa Sinta ke kamar nya ya"

"Baik Nyonya"

Setelahnya melihat Sinta yang sudah jauh, Ajeng langsung menarik Hilman ke arah ruang keluarga.

"Apa yang terjadi, Mah? Kenapa Sinta sebegitu sedihnya..."

Ajeng mengumpat kan bibirnya. "Jadi tuh tadi aku ketemuan sama Andre di cafe Mentari, dan..."

"Kamu ngapain ketemu anak miskin itu di cafe Mentari??!!"

"Aku belum selesai cerita. Jangan diputus dulu dong"

ANDRE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang