2

64 7 4
                                    

12 okt 20

-

hyera berjalan meninggalkan Yong jin. "siapa dia?" tanya sivan secara tiba-tiba datang. "Yong jin, dia hanya ingin berkenalan dengan ku." "apa identitas nya sudah kau ketahui?" "tidak, seperti ada yang menutupi hal itu. tapi aku yakin tidak ada yang negatif dari nya berkenalan dengan ku. aura nya membawa keceriaan."

"kau yakin?" "tentu." "kau akan berkencan dengan nya malam ini?" "kau gila? tentu tidak, dia hanya ingin berbincang nanti setelah kelas kita selesai"

-

perempuan yang berpakaian pramusaji itu pergi membawa beberapa pesanan hyera dan Yong jin. hyera melirik keluar jendela, dimana langit masih cerah, matahari memancarkan cahaya hangat ke wajah nya. jarum jam menunjukkan pukul 2.30. setelah menyelesaikan kelas, hyera langsung dijemput oleh Yong jin.

membawa remaja cantik itu ke cafe yang lumayan ramai di dekat persimpangan jalan. tak ada yang memulai pembicaraan, hyera sibuk dengan langit yang cerah dan Yong jin yang sibuk memikirkan topik apa yang bisa dijadikan pembicaraan awal.

tangan nya mengepal, memberanikan diri untuk bertanya, sudah membuka mulut tapi hyera memotong itu. "bagaimana bisa kau tahu tentang ayah ku?" "a-ayah? em, appa ku adalah teman appa mu. appa ku menyuruhku untuk berteman dengan mu." hyera mengangguk paham lalu menoleh ke Yong jin.

"apa yang ingin kau tanya kan pada ku?" "apa kau vampir?" mata hyera melotot, pikiran nya langsung dipenuhi oleh pertanyaan 'bagaimana bisa dia tahu?'. hyera terkekeh kecil lalu kembali menatap Yong jin. "apa yang membuat mu bertanya seperti itu?" "tangan mu dingin, bibir mu pucat, mata mu tajam dan hijau." "benar kah? apa aku benar-benar seperti vampir?"

"tidak, kau bukan seperti vampir, tapi kau adalah vampir, benar?" "t-tentu tidak. bagaimana bisa kau percaya dengan cerita yang penuh dengan omong kosong itu?." "a-a-aku percaya dengan hal sep---" "dari kaum apa kau?!" potong hyera.

"k-kaum?" hyera berdiri lalu menatap Yong jin dengan tatapan tajam. "siapa yang menyuruhmu untuk datang?" "tidak ada." "jangan berbohong atau aku ak--" "aku yang memerintah kan nya." mata hyera melotot. ia langsung berbalik lalu nafas nya tercekat.

segera ia mengambil tas dan pergi. tapi tangan lelaki itu memegang nya. "l-lepaskan aku!" "appa mu sekarat" ucapan lelaki itu berhasil membuat tubuh hyera menegang. "kalau begitu lepaskan aku! aku ingin menemui appa ku!" "raja holy, bukan appa yang lain." kini, matanya yang memanas.

"bisa kau lepaskan aku! aku tak mengenal mu, dan aku tak memiliki appa selain tuan Soo do woon!" mata nya menitikan air mata, semua orang pergi meninggalkan nya dan lelaki itu berdua. hyera menoleh ke lelaki itu "kenapa kau membuat mereka pergi?!" "kau tahu akan kekuatan ku, kau juga tahu tentang ku, tapi kau tak tahu tentang appa mu sendiri?"

lelaki itu membalik tubuh hyera dan memeluk pinggang hyera. "lepaskan aku tuan." "appa mu sekarat, peramal bilang jika keluarga yeri mengirimkan penyakit pada appa. untuk merebut istana holy. oemma Lee sibuk dengan kerajaan nya, ia bahkan tak bisa mencari darah. dan taeyong, tubuh nya tak terurus, ia depresi karena penyakit dan tugas negara." pernyataan itu membuat hyera termenung.

tangan nya bergetar. lelaki itu mengelus rambut hyera lalu mengecup kening hyera. "Aku merindukan mu." gumam lelaki itu dengan menarik dagu hyera. "aku mencari mu di semua kampus. semua tidak percaya jika kau akan kembali, hanya aku yang tetap bertahan dengan kepercayaan ku."

lelaki itu mencium bibir hyera dengan lembut, hyera tak membalas, bergerak saja tidak. tapi mata nya langsung melotot saat sivan datang dan melayangkan pukulan kepada lelaki itu. "sivan!!" "siapa kau sialan! kau mencium adik ku seanak mu sendiri, sialan!!" teriak nya dengan semakin memukuli lelaki yang sudah babak belur di buat nya tanpa perduli hyera yang berusaha menghenti kan nya.

"sivan!! dia kaisar immortal!!" teriak hyera yang membuat sivan berhenti seketika. "a-apa?" tanya nya seraya menoleh ke hyera. "dia kaisar immortal." jawab nya seraya menarik tangan sivan. "sekalipun dia kaisar, jika dia mencium mu seenak nya, aku akan membunuh nya." ia menyentak tangan hyera dan kembali akan memukuli lelaki yang berusaha untuk duduk.

"a-appa sekarat." pernyataan itu membuat sivan melotot. sivan berbalik menatap hyera dengan tatapan menuntut jawaban. "jaehyun memberi kabar itu." "appa? appa mu bertemu aku di kantor, dia bahkan masih bisa tertawa dengan para karyawan nya." "bukan Soo do woon. tapi appa Lee." "k-kaisar?" "ya, aku akan pergi dengan jaehyun, jemput Ji-won "

"aku ingin ikut." "kau bisa menyusul ku nanti, sekarang jemput Ji-won." sivan mengangguk lalu berlari pergi. hyera menatap jaehyun dengan tatapan datar, ia membantu jaehyun berdiri.

"ayo pergi" ajak jaehyun. "kekuatan ku belum penuh, aku hanya bisa melesat dan menyembunyikan aura ku." "belum penuh? kenapa?" "entah lah, sivan bilang jika aku membutuhkan tiga darah bangsawan untuk membuat kekuatan ku penuh. aku sudah mendapatkan darah sivan, dan hanya butuh dua macam lagi."

"kalau begitu ambil darah ku." "tidak, aku tidak bisa." "ayolah, kau bisa mengambil darah ku banyak atau sedikit, yoora." "y-yoora?" "nama mu yoora, Lee yoora, bukan Soo hyera." "tapi ini aku yang sekarang, bukan aku yang dulu." "kau tetap sama, tak ada perbedaan disini"

hyera tak menjawab. "Mph!!" jaehyun melukai lidah nya dan memberikan darah nya lewat ciuman.

-

up MLM lgi.

bener" gw fokus sma ni book sampe lupa nge garap book yg lain:".

tbc

Blood Sucker [KTH FF) (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang