51

81 13 0
                                    

30 sep 20

-

yoora memasuki aula istana, dimana sang ayah tengah duduk dengan gagah nya di singgasana. sang kakak lelaki tengah berdiri di sisi nya dengan dagu terangkat, membawa kesan sombong menyelimuti nya. yoora menatap Taeyong dengan tatapan datar yang membuat taeyong harus mati-matian menahan tawa.

"Noona, baju anda terlalu aneh" tegur seorang lelaki yang tengah berdiri di singgana lain yang lebih rendah dari milik Taejoong. yoora menoleh lalu tersenyum "apa peduli mu dengan pakaian ku?" yoora kembali berbalik dan mengepalkan tangan nya saat Taejoong dan Taeyong tengah tersenyum mengejek nya.

ia mempercepat langkah nya dan mendapatkan serangan kecil dari seorang yang duduk di sisi lain dari lelaki tadi. "apa maksudmu masuk tak memberikan hormat pada yang mulia! dan, kenapa aura kaum terhina bisa masuk ke tanah ini?" sergah lelaki bermata biru laut bernama sivan.

yoora melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti itu, ia mengabaikan pertanyaan dari lelaki itu. ia melesat pada Taejoong lalu bergumam "maaf" seraya menarik telinga bagian bawah nya. Taejoong dan Taeyong kembali tersenyum mengejek. itu membuat yoora kesal, ia menginjak kaki Taejoong dan Taeyong berganti an.

"jaga sikap mu!" teriak sivan seraya melesat dan menarik tangan yoora. "ya! kau ini siapa! kenapa kau menarik tangan ku!" "dia adalah raja, jaga sikap mu!" Taejoong mempertahankan senyum nya lalu menarik tangan kanan sang putri yang bebas dari genggaman sivan.

ia memangku sang anak dan memeluk pinggang sang anak. "r-raja?" "pergilah, dia bukan ancaman kita" "tapi, ada aura kaum rendah di tubuh nya" "dia anak ku dan yo-ara, dia menuruni aura yo-ara." "b-bagai--" jdag...

yoora mendorong tubuh sivan dengan kekuatan nya. "pergilah! kau mengganggu ku!!!" "tapi ak---" mata nya melirik ke arah Taejoong, Taejoong mengangguk yang membuat nya ikut mengangguk dan melesat pergi. "aku akan memberikan hukuman untuk mu." gumam Taejoong yang membuat taeyong kembali menahan tawa nya.

"aku tidak menerima hukuman" yoora berdiri lalu melipat kedua tangannya di dada. "tapi kau membuat kesalahan." ucap taeyong. "ayolah, itu hanya taman kecil yang tak sengaja ku injak, aku akan mengembalikan nya ke semula." "salah tetap lah salah" "Taeyong juga menarik tangan ku, aku tidak sengaja menginjak nya karena Taeyong. aku akan menerima hukuman itu jika Taeyong juga mendapatkan hukuman yang lebih berat dari ku"

"kenapa kau membawa bawa aku? aku tak memiliki kesalahan sama sekali tentang ini." Taeyong menatap yoora dengan tatapan tajam. ia melototi mata yoora, "lelaki macam apa yang tak ingin di salah kan?" gumam yoora. Taejoong hanya tersenyum melihat kedua anak nya yang berdebat dengan masalah kecil.

"berhenti, aku akan memberikan hukuman pada kalian berdua." "berdua? yoora yang salah, kenapa aku? jika dia berjalan Dengan memakai mata nya, dia tak akan menginjak tanaman appa.!" "tapi kau menarik ku!" "kau kenapa tak berusaha untuk melepaskan tangan ku!?" "kau sang--" "berhenti." potong Taejoong. "taeyong, perbaikan tanaman ku, dan yoora, bantu oemma mu mengurus istana nya."

"mengurus? banyak maid disana" "pabbo, ini mengurus dalam arti kau harus membantu oemma mengerjakan tugas sebagai ratu. tapi appa, aku tidak ikut campur dalam masalah ini, yoora yang salah" "kau!!" "sudah-sudah, sekarang pergilah, aku akan mati muda jika mendengar ocehan kalian" "muda? bahkan appa sudah bau tanah" ejek yoora.

"ya! jangan sama kan aku dengan manusia!" "t-tapi itu memang kenyataannya" taeyong menghela nafas berat lalu pergi meninggalkan kedua orang yang berdebat tentang umur. ia berjalan ke taman, sesekali tersenyum saat beberapa maid menyapa nya.

-

kriettt...

Taejoong membuka kamar yoora, mencaru sang putri dengan langkah malas. ia kembali menutup pintu saat teringat jika sang putri ia perintahkan ke tanah sang istri. ia berjalan ke kamar nya lalu mengambil buku kesukaan nya..

"Taeyong?" lelaki yang tengah berjongkok dan membenahi tanaman yang telah ia rusak menoleh, tangan nya sangat kotor ia tepuk-tepuk kan agar tanah yang menempel pada telapak tangan nya hilang. "siapa?" "ini aku" Taeyong menoleh ke wanita yang berdiri jauh darinya. "oh nuna, ada apa kemari?" ia melesat mendekati sang kakak.

"em, bagaimana dengan keadaan disini?" "tak ada yang berganti. tetap seperti sebelum kau pergi, ah aku ingin tahu. dimana kau tinggal setelah kau pergi dari istana dryad?" "a-aku? a-aku tinggal di rumah teman ku" "bukan kah kau tak memiliki teman? hanya you-mi(ngarang, gak duli), anak dari raja ogre?" "e-em, dimana appa?"

Taejoong membuka pintu ruang makan lalu memasuki nya. mata nya membulat saat yoora tengah duduk disalah satu kursi dengan banyak makanan dihadapannya. "ya! aku menyuruh mu untuk dat---" "aku sudah kesana, kata oemma aku tak perlu membantu, aku malah di perintahkan untuk tidur dikamar. tapi aku menolak nya dan kembali kemari"

"tapi kenapa kau sangat cepat kesana, apa kau berbohong pada ku?" "aku berteleportasi" Taejoong mengangguk paham lalu ikut duduk didepan anak nya. "apa kau akan makan seluruh makanan ini?" "mungkin tidak, aku hanya ingin memakan sedikit dari ini" "lalu kenapa kau minta sangat banyak!!!" teriak Taejoong.

"maid itu yang memberikan ini! bukan aku yang meminta nya!!!" yoora menjawab dengan berteriak. mata nya melotot ke Taejoong. "seharu--" "ekhem..." suara deheman seorang lelaki memotong ucapan Taejoong.

Taejoong berdiri lalu menunduk hormat pada Myung dae. "kakek!!" yoora langsung menghamburkan pelukan pada Myung dae. ia sangat bahagia melihat sang kakek datang, meski. ia tidak menganggap nya kakek. "yoora" panggil Taejoong dengan nada memperingatkan.

yoora melepaskan pelukannya lalu menatap sang kakek dengan tatapan memuja. "wae?" tanya Myung dae seraya mengelus rambut yoora. "tidak ada, hanya merasa jika kakek hari ini sangat tampan melebihi appa" jawab nya dengan kembaki duduk di kursi, berbeda dengan yoora yang merasa bahagia dikunjungi kakek nya, Taejoong malah mengepal kan tangan nya.

"kau makan sebanyak ini?" tanya Myung dae seraya duduk di kursi depan yoora, melewati sang anak begitu saja. "tidak, aku akan memakan beberapa saja"

-

Myung dae terus menerus tertawa dengan yoora. ia bahkan melupakan pangkat nya sebagai mantan raja disana, hingga membuat semua orang yang mengenal nya terheran-heran melihat nya. entah apa yang dibicarakan, tapi itu benar-benar membuat mereka menarik perhatian semua orang.

pintu ruangan dibuka tanpa ketukan, semua lantas menoleh, tangan Taejoong mengepal, mata nya memerah, ia melesat pada wanita yang membuka pintu itu. "a-appa" "jangan panggil aku appa lagi, aku benar-benar muak dengan mu, bahkan aku sudah tidak Sudi menganggap mu anak ku" ia mengeluarkan cahaya dari tangan nya lalu akan melemparkan cahaya itu pada Yeri.

-

gw pegel kalo gw ngetik panjang lebar, mikir, trs ngeluangin waktu sama book yang gak pasti sukses nya. semua sia" dong? di wattpad gak dapet duit, gak dapet apresiasi lagi.

sad gak? xixixi. yodah lah, sekian dulu, bye bye.

Blood Sucker [KTH FF) (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang