36

56 12 0
                                    

"aku akan membawa tubuh mu. Wajah dan seluruh nya aku meminjamnya. Aku akan menjelaskan semua pada Taehyung." "Apa kau akan mengembalikan raga ku?" "Hei, aku akan mengembalikan nya jika aku sudah bertemu dengan Taehyung dan saera"

"T-tap..." "Ini bukan untuk ku. Ini untuk mu dan anak mu" "b-baiklah"

-

"M-maredith" "senang bertemu kembali dengan mu, kim Taehyung." "Hai jalang, aku sudah tahu semua yang kau lakukan pada yoora." Ucapan maredith sangat tajam. Maredith melepaskan jambakan nya lalu menatap Taehyung.

"Aku sungguh menyesal telah menerima mu Taehyung." "T-tapi" "semoga kau secepatnya tahu apa yang disembunyikan dunia ini tentang yoora dan calon anak mu yang telah mati." Maredith berucap seraya melirik wanita yang ada di depan nya.

"A-apa maksudmu ? Dan bukan kah kau telah..." "Ya aku telah mati, tapi bukan berarti aku bisa mempercayai semua padamu. Putri ku kau kurung di sana dan disaat dia mengerti kebahagiaan dunia kau malah mengurung nya kembali.

... Lalu, dengan yoora, aku sangat prihatin dengan nya. Dia tak bersalah, tapi dia yang mendapatkan siksaan." Maredith tersenyum kecil lalu melirik tangan nya. "Ini tubuh yoora, aku tidak bisa berlama-lama untuk meminjam nya...

...jadi, aku hanya ingin mengatakan bahwa yoora tidak bersalah apapun. Cepat atau lambat jika kau tetap menyakiti yoora, kau akan dihujani penyesalan. Aku pamit, maaf aku sudah tidak percaya lagi dengan mu. Kumohon lepaskan anak ku, buat dia kembali tertawa dengan dunia." Maredith menghilang menjadi asap hitam yang pekat.

Meninggalkan Taehyung yang dihujam rasa bingung.

-

Satu bulan kemudian.

Perut yoora sudah membuncit. Senyum nya selalu menempel akhir-akhir ini. Tak lagi mendapatkan siksaan dan dibebaskan untuk melakukan apapun, yah meskipun tidak dapat bertemu dengan beberapa orang karena ia sangat dibatasi dengan namanya 'pertemuan'.

Bagi semua orang, yoora berubah, matanya sengat tajam, aura nya sangat menyengat dan sangat jarang bicara meskipun ia sangat sering tersenyum.

-

"Kau akan kemana?" Tanya Jimin seraya mendekati yoora. "Berburu, aku lapar" "sendiri?" "Ya, mau dengan siapa lagi?" "Mungkin bersama ku" "apa boleh?" "Kita coba saja" Jimin langsung menarik tangan yoora dan melesat.

Saat sampai di gerbang, tiba-tiba barrier muncul, ya mungkin tidak sangat kuat tapi itu mampu membuat Jimin terpental. "Apa-apaan ini" gerutu Jimin yang membuat yoora terkekeh.

Saat Jimin membersihkan pakaian nya, seorang lelaki tinggi nan tampan datang dengan wajah kesal nya. "Kau akan berburu tanpa mengajak ku?!" "H-hyung" seokjin menatap Jimin kesal lalu beralih ke yoora.

"Ayo berangkat dengan ku saja, tinggal kan Jimin" yoora terkekeh geli lalu berkata "kita berangkat bersama"

-

Mereka berjalan-jalan santai untuk ke hutan, pembicaraan ringan menemani mereka. Tiba-tiba seokjin bertanya yang membuat yoora tersenyum kecut "aku sudah empat bulan tidak meminum darah" "b-benarkah?" Jimin menyahut.

"Ya, terakhir kalinya aku meminum darah saat aku terbangun di malam hari itu pun darah Taehyung" mata yoora kini berkaca-kaca, ia hampir saja tersandung karena memikirkan Taehyung.

"Yoora, ada rusa yang sangat besar disana, coba lah kau mengejar nya" titah jin, yoora mengangguk lalu tersenyum dan melesat ke arah yang ditujuh jin. "Dia sangat kuat" puji jin "itu karena kita mendukung nya"

"Apa Taehyung sudah tahu bahwa yoora hamil lagi?" "Tidak, Hyung. Yoora menyembunyikan nya, ia ingin melahirkan tanpa didampingi Taehyung, dan dia akan kembali ke istana nya sendiri"

"Bukan kah itu sama saja menjelekkan nama nya jika ia kembali ke istana nya?" "Entah lah, dia mungkin tidak akan peduli, dan mungkin ia akan mengeluarkan sisi kejam nya disaat ia tahu ada yang membicarakan tentang keburukan nya."

Jin mengangguk paham lalu berjalan mencari mangsa, langkah nya terhenti lalu menoleh ke Jimin. "Jim, selesaikan secepat nya. Yoongi menunggu kita di istana"

-

Ckelek...

Ketiga orang itu masuk di ruang kumpul, para pangeran sudah berkumpul disana. Dan jangan lupakan yoora yang bingung dengan keadaan seperti ini. Yoongi melesat ke yoora lalu menggenggam tangan yoora.

"Ini tidak baik" gumam Yoongi seraya melepaskan tangan yoora. "Ada apa, Hyung?." Tanya jungkook seraya mendekati yoora. ''aku tidak tahu apa yang akan terjadi...

...tapi perasaan ku pada yoora sangat tidak baik, entah bagaimana pun kita harus melindunginya'' suga berbalik menatap para pangeran. ''kira kira ada apa?'' kini namjoon yang bertanya.

''seperti nya akan ada masalah'' gumam hoseok seraya berdiri dari sofa. ''ada aura pekat datang, sekitar jarak tiga puluh'' ucap jimin dengan nada panik. para pangeran saling bertatapan.

ceklek...

semua langsung berbalik menatap pintu. ''tinggalkan aku dan yoora'' pinta taehyung seraya menatap yoora yang sedang menunduk. ''kita tidak akan meninggalkan yoora'' ucap jin.

''berikan aku privasi, ada hal penting yang harus ku katakan pada yoora'' ''katakan saja, kita tidak akan ikut campur dengan masalah mu, kita hanya ingin memastikan bahwa yoora tetap baik-baik saja''

taehyung menghela nafas kasar lalu menarik yoora ke pojok ruangan. ''yoora, aku memmbebaskan mu bukan berarti aku melepaskan mu, dan bukan berarti ku bebas keluar dengan siapapun''

''aku hanya berburu, aku lapar'' ''aku tidak peduli sekali pun kau kelaparan'' ''t-tap..'' ''aku akan kembali menguru--'' ''aku tidak mau'' ''JANGAN MEMBANTAH!!!'' ''AKU JUGA INGIN BEBAS!!!'' yoora ikut membentak taehyung.

taehyung yang sedari tadi akan marah kini ia benar-benar marah dan akhirnya ia menendang perut yoora dengan keras hingga yoora terpental di pojok ruangan lain nya.

yoora memuntah kan darah dari mulutnya dan sedikit meringis kesakitan saat perut nya panas dan sakit. darah menggenang di sekitar nya yang membuat semua pilar pangeran melesat mendekatinya.

''yoora, kau tak apa?''tanya jin seraya memegang perut yoora. ''JANGAN MENYENTUH NYA!!'' bentak taehyung dan akan mendekati yoora tapi ia dihadang oleh namjoon dan hoseok.

''yang ada adalah, jangan kau dekati dia'' ucap hoseok. ''dia istriku! aku berhak melakukan apapun'' ''ya kau berhak melakukan apun tapi tidak untuk menyakitinya''

^

''jungkook ambilkan peralatan medis ku''  titah jin. jungkook mengangguk lalu melesat. lama jungkook datang yang membuat jin semakin panik. ''hyung apa dia dan anaknya bisa di selamatkan" tanya jimin.

 ''aku tidak tahu, YOONGI! jangan meramal di depan ku!'' suga membuka matanya lalu menatap jin datar. jin menatap tangan yoora dan seketika mata dan tubuhnya bergetar yang membuat semua pilar pamah dengan maksud jin.

''ada apa sebenarnya? kenapa kalian tiba tiba membisu?'' tanya taehyung yang sadar dengan raut wajah para sodara nya.

''JELAS KAN PADAKU ADA APA INI!!'' bentak taehyung seraya melepaskan cengkraman namjoon. taehyung akan mendekati yoora tapi bongkahan es yang ber ujung lancip tiba-tiba ada di depan nya.

''sekarang kau lah yang bersalah,dan sekarang juga kau adalah pembunuh dimata ku'' ucap jimin. ''aku tidak paham maksud mu.'' jimin menarik kera taehyung dan memukul wajah tampan taehyung.

''kau membunuh kedua anak mu, kau adalah ayah yang boddoh'' ucap namjoon seraya melihat pertengkaran taehyung dan jimin. ''a-apa?''

''jangan mengurusi taehyung, sekarang bantu aku menyembuhkan yoora. setidaknya dia bisa diselamatkan'' ucap jin menengahi para adik nya.

tiba tiba tubuh yoora diselimuti cahaya putih yang sangat terang hingga menyilaukan mata.

Tbc

Blood Sucker [KTH FF) (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang