Hal kecil sekalipun jika diniatkan karna Allah dan untuk mencari ridho Allah, tetap bernilai pahala dimata Allah..!!
~goresapena~***
Bismillahirrahmanirrahim..
Hai,,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Aku balik lagi nih, semoga suka dengan part ini
Tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen terbaiknya
Tandai jika ada typo, sebelum baca follow dulu ya, terimakasih..
Happy reading..
-------
Acha asyik menatap keluar jendela menyaksikan jajaran kendaraan yang melaju. Sementara Atha, ia setia menatap lurus ke depan fokus dengan kemudi. Ia tak terusik bahkan tak melirik Acha yang sedari tadi sudah mulai bosan dengan keheninggan yang melanda mereka.
"Kak," panggil Acha.
"Maaf," Acha berpikir, mungkin Atha marah padanya. Karna itu, ia meminta maaf. Tapi Atha tetap diam, fokus menyetir tanpa menoleh pada Acha.
"Kak Atha, Acha minta maaf."
Acha memberanikan diri meraih tangan Atha. Merasa terusik, Atha menoleh. Menatap tangannya yang di pegang Acha.
"Kenapa?"
Acha juga menatap tangannya yang sedang memegang tangan Atha. "Ma-maaf Kak" gugup Acha, melepaskan tangannya.
"Kak,"
"Hm."
"Maaf, karna Acha Kakak jadi kelaparan, karna Acha terlalu semangat belanja, jadi lupa waktu." lirih Acha.
"Gak papa." Atha kembali menatap ke depan.
"Tapi, Kakak jadi marah sama Acha,"
"Gue gak marah."
"Kalau gak marah, kenapa diam aja dari tadi? Acha kan jadi takut, kalau Kakak beneran marah sama Acha."
Atha menghela napas singkat dan melirik Acha."Lain kali jangan diulangi. Ingat! berlebih-lebihan tidak baik."
"Iya Kak, InsyaAllah Acha akan..."
Drrrt drrrt
Suara ponsel Atha menghentikan perkataan Acha. Atha beralih menggambil ponsel, tertera nama Rendy. Segera Atha menggangkatnya.
"Hm, ada apa?" tanpa basa-basi Atha langsung menanyakan tujuan si penelpon.
"Lo nggak ketangkap kan kemaren?"
"Nggak,"
"Kenapa gak pernah datang ke markas?"
"Gue sibuk."
Selagi Atha menerima telpon Acha beralih menainkan ponsel.
"Kapan?"
"Nanti malam."
"Siapa di markas?"
"Banyak."
"Oke, gue kesana."
Tanpa menunggu balasan dari seberang, Atha langsung mematikan telpon.
"Siapa Kak yang telpon?"
Setelah Atha mematikan panggilan, Acha langsung bertanya dengan siapa Atha berbicara. "Teman," singkat Atta.
"Kakak mau pergi?" tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athacha
Teen Fiction(Dilarang plagiat) Pernikahan akibat kesalahpahaman. dua pribadi yang baru ditemukan sudah terikat dengan pernikahan. sanggupkah mereka menjalani dan mengurus anak diusia yang masih muda? Acha remaja yang sikapnya sebelas dua belas dengan bocah, mam...