Jangan pernah menganggap sulit sesuatu jika kamu belum memulai dan berani untuk mencoba..!!
~goresanpena~***
Bismillahirrahmanirrahim..
Hai..
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Athacha balik lagi nih, semoga suka dengan part ini
Tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen terbaiknya
Tandai jika ada typo, sebelum baca follow dulu ya, terimakasih..
Happy reading..
-------
"Mila dari SMP mana?" tanya Acha pada Mila.
Sekarang sudah masuk jam istirahat, mereka berdua tengah berjalan beriringan menuju kantin. Setelah tadi Acha dan Mila melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah di mushalla, dan sekarang Acha juga memaksa Mila untuk ikut dengannya ke kantin.
Iya, Acha memaksa Mila ikut karna Acha sudah sangat lapar sedari tadi, cacing di dalam perutnya sudah pada demo minta diisi dan Acha nggak mau jalan sendirian ke kantin takutnya nanti dia kesasar. Kan bisa bahaya jika dia kesasar nanti malah digoda sama kakak kelas yang kurang perhatian, Acha kan Dede gemes yang masih polos.
Mila yang ditarik Acha pasrah saja, lagian dia juga laper, apalagi Acha menawarkan untuk mentraktir dirinya, mana nolak dia jika ditraktir baguslah uangnya masih aman.
"SMP merah putih," singkat Mila.
"Ouh, asik nggak disana? Mila punya banyak teman ya disana? Pasti seru kalau punya banyak teman bisa pergi main bareng, liburan bareng, sayangnya Acha nggak punya teman," tanya Acha beruntun namun suaranya sedikit lirih dibagian akhir.
Mila memperhatikan Acha. "Kenapa?" tanyanya.
"Acha nggak papa," geleng Acha.
"Maksud gue kenapa lo nggak punya teman?" Mila meralat pertanyaannya, sepertinya jika bertanya sama Acha harus jelas maksud dan tujuannya.
Selama ini Acha memang tidak punya teman yang benar-benar dekat dengan dirinya. Jikapun ada yang berteman dengannya pasti hanya untuk memanfaatkan kepolosan Acha saja.
"Kata mereka Acha berisik, mereka juga sering nyuruh-nyuruh Acha ngerjain tugas mereka. Tapi, setelah Acha tau kalau mereka cuman manfaatin Acha, Acha nggak mau lagi temenan sama mereka. Mereka juga bilang Acha kaya bocah. Memangnya Acha benar kaya bocah ya? Tadi juga kakak-kakak itu ngatain Acha bocah. "
Cewek ini bener-bener polos pantas saja sering dimanfaatin, batin Mila.
"Nggak, lo nggak bocah cuman polos aja,"
"Ouh," Acha mangut-mangut. "Berarti beda ya?" tanyanya.
"Nggak, sama aja!" Mila berjalan duluan meninggalkan Acha.
"Yahh, tadi katanya nggak bocah." Acha berlari menyusul Mila.
Sesampainya di kantin ternyata kantin sedang ramai penuh dengan orang-orang yang tengah mengisi amunisi supaya siap bertempur disaat MOS nanti.
"Rame banget ya, udah kaya pasar aja." celetuk Acha, Mila tak menanggapi dia kembali melangkah memasuki kantin.
"Lo mau makan apa biar gue pesanin?" tanya Mila, sementara orang yang ditanya masih celingak-celinguk memperhatikan sekitar.
Mila memegang pundak Acha. "Eh, kenapa?" tanya Acha.
"Lo pesan apa? Gue pesanin." ulangnya.
"Acha sendiri aja, lagian Acha masih bingung mau makan apa, Mila nyari tempat duduk aja biar Acha yang pesan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athacha
Teen Fiction(Dilarang plagiat) Pernikahan akibat kesalahpahaman. dua pribadi yang baru ditemukan sudah terikat dengan pernikahan. sanggupkah mereka menjalani dan mengurus anak diusia yang masih muda? Acha remaja yang sikapnya sebelas dua belas dengan bocah, mam...