20

760 61 80
                                    

Perubahan itu memang baik, tapi jika berubah kearah yang tidak baik, masih bisakah dikatakan itu baik..?
~goresanpena~

***

Bismillahirrahmanirrahim..

Hai

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Athacha balik lagi nih, semoga suka dengan part ini

Tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komen ya

Tandai jika ada typo, terimakasih..

Happy reading..

---------

Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dengan balutan hijabnya tengah duduk sendirian. Menunggu sang anak yang masih belum pulang ke rumah.

Ini sudah pukul setengah dua belas malam, matanya masih tetap setia menatap kearah pintu, berharap anak yang ditunggunya segera muncul dari balik pintu itu. Meskipun kantuk sudah menyerangnya sedari tadi.

Suara derumam motor memasuki pekarangan rumah, dia segera berlari menuju pintu, sepertinya orang yang ditunggu telah kembali.

"El," sapanya setelah melihat sang anak turun dari motor dan membuka helmnya.

"Assalamu'alaikum Mam," dia langsung memeluk dan mengecup pipi Mama sekilas.

"Wa'alaikumussalam warahmatullaahi.. kamu kemana saja? Ini sudah jam berapa El? Kenapa selalu pulang larut malam begini?"

Paruh baya itu terus mencerca sang anak dengan banyak pertanyaan sembari berjalan memasuki rumah.

Dia yang ditanya seperti itu hanya menatap sang Mama dengan senyumannya.

"Kenapa Mama belum tidur?"

"Jangan mengalihkan, kamu jawab dulu pertanyaan Mama, kenapa baru pulang jam segini?"

"Iya, iya El minta maaf. Tadi keasikan main sama teman jadi lupa waktu. Mama kenapa belum tidur?" pasrahnya membawa sang Mama duduk di sofa.

"Mama nungguin kamu pulang, Mama takut terjadi sesuatu sama kamu, kamu bikin Mama khawatir. Mama telpon juga gak bisa."

Paruh baya itu mengusap rambut anaknya dengan lembut.

"Maaf Mam, ponsel El lowbat, besok El gak kaya gini lagi. Janji!"

"Kamu janji-janji terus, nanti juga diulangi lagi."

"Hehe! Maaf Ma."

Adzriel~ cowok jangkung itu langsung memeluk sang Mama erat. Wanita yang paling sangat disayanginya di dunia ini. Satu-satunya keluarga yang dia punya sekarang.

Cukup lama memeluk sang Mama, kembali ditegakkan badannya. Memegang kedua tangan Mama-nya.

"Ya udah Mama tidur sekarang, udah malam. El gak mau Mama sakit." Dia langsung berdiri mengiring sang Mama menuju kamar.

"Maafin El Ma. El belum jujur sama Mama." batinnya.

Sementara di tempat lain, Acha tengah sibuk mengobati luka yang terdapat di wajah Atha. Sesekali mulutnya terus mengomeli Atha.

"Aww! Pelan-pelan," ringis Atha, saat Acha menempelkan kapas yang sudah ditetesi alkohol sedikit kasar pada sudut bibirnya yang luka.

"Ini udah pelan kok, Kakak aja yang lebay." sewot Acha.

"Pertanyaan Acha masih sama ya, kenapa mereka mukulin Kakak?"

Sedari tadi Acha sudah tak terhitung berapa kali bertanya pada Atha. Siapa mereka? Dan ada hubungan apa dengan Atha? Tapi Atha terus menjawab gak ada hubungan apa-apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AthachaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang