32

4.7K 546 114
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

Jangan berkata tidak saat hati justru berkata iya. Kim Haera justru lebih memilih diam dari pada berkata jujur namun menyakitkan dan berbohong yang melukai hati. Haera sedang tidak baik-baik saja. Sudah terlalu banyak luka yang ia pendam sejak dulu hingga sekarang, tidak kunjung berkurang dan justru semakin bertambah banyak. Meskipun luka sekarang berbeda dengan luka yang Ayahnya torehkan.

Tetap saja, Haera menjadi orang yang terlukai. Menahan semua lara tiap kali membuka dan menutup mata, bayangan Jungkook terus datang meskipun Haera mengacuhkan gambaran Pria itu yang telah menetap dikepala sampai seluruh organ tubuhnya. Haera selalu berusaha meyakinkan dirinya jika ia akan baik-baik saja meski tanpa Jungkook.

"Sudah tahu apa yang harus kau lakukan?" Haera terkesiap saat Nana datang menghampirinya ditaman belakang Villa ini. "Aku mengejutkanmu ya, maaf. Apa kau sedang melamun?" Sambung wanita Park itu lagi setelah mendaratkan pantatnya di sebelah Haera.

Sebenarnya tanpa jawaban dari Haera pun, Nana sudah tahu kalau Haera tengah melamun. "Apa kau sudah lihat kabar hari ini di infotaiment?" Tanya Nana lagi yang di respon anggukan kecil dari Haera. "Kau mengkhawatirkan si berengsek itu lagi?"

"Kalau aku bilang tidak, akan terdengar mustahilkan?" Ucapnya lirih sembari melirik Nana. "Maka jawabannya adalah, Ya. Aku mengkhawatirkan Jungkook." Imbuhnya lagi yang kini sudah membenarkan posisi duduknya, Haera bersandar sambil meremat mantelnya ketika udara malam semakin terasa dingin.

Nana mengalihkan pandangannya kearah langit kelam dengan penerangan bulan. Sudah berapa lama ia menempati Villa ini? Sepertinya hampir memasuki bulan ketiga, sejak saat menginjakan kaki di pulau Jeju. Tidak ada orang yang tahu keberadaan mereka kecuali Sara. Seluruh pekerjaan Haera dengan perusahaan di tunda untuk sementara waktu begitu pula dengan Zico.

"Aku tidak akan memaksamu untuk melupakan si berengsek itu. Dan aku tidak akan mintamu untuk tersenyum dibalik kesedihanmu, lalu berkata semua nya akan baik-baik saja. Aku tidak akan mengatakan itu— atau menjanjikan semuanya akan aman. Haera, aku hanya bisa berjanji untuk tetap bersamamu." Memang Nana yang paling Haera butuhkan dari pada yang lain. Wanita Park itu selalu mendukung apapun yang Haera lakukan sama seperti Sara.

Haera hanya bisa tersenyum, "Terima kasih, Nana. Tapi aku tetap akan tersenyum— karena aku tidak menangis hanya untuk telihat lemah."

"Menangis bukan karena kau lemah Haera."

"Aku tahu. Namun bagiku, memperlihatkan kesedihanku didepan musuh sama saja dengan menjatuhkan harga diriku. Nana, kau tahu betul seberapa tinggi harga diri yang kumiliki,bukan?" Pembicaraan mereka terdengar mulai serius, dengan Nana yang kini memandang paras cantik Haera dari samping. Menunggu wanita Kim itu melanjutkan perkataannya.

The Mafia Bos! S-2 [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang