CHAPTER 6

166K 15.6K 676
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Suasana club malam ini terlihat sangat padat, semua orang menikmati setiap dentuman musik yang menggema di seluruh ruangan. Cahaya lampu kelap-kelip semakin menambah sensasi menyenangkan. Ratusan orang sibuk berdansa dan berjoget bersama pasangan mereka. Berbeda dengan Arsya, dia hanya duduk diam didampingi dengan alkohol sambil memerhatikan suasana club malam yang makin memanas karena kebanyakan orang.

"Sya!" sapa Alex, pria tampan blasteran Indonesia-Belanda.

Arsya tak menjawab. Dia hanya melirik Alex sekilas sambil mengangguk sekali, itulah sapaan sekadarnya dari Arsya, si es kutub yang tak bisa mencair.

Alex ikut duduk di seberang Arsya. "Udah minum berapa gelas, Sya?"

"Empat."

"Mau nambah lagi? Gue bayarin!"

"Nggak. Besok gue ada jadwal operasi."

Alex mengangguk mengerti lalu menepuk pundak Arsya keras. "Ada cewek cantik tuh. Kenalan, yuk!"

"Lo aja. Gue nggak tertarik," balas Arsya jutek, kemudian ia kembali menyeruput sisa alkohol yang ada di dalam gelas hingga habis.

Alex menatap Arsya kesal. Entah sudah berapa kali dia mengajak Arsya untuk berkenalan dengan cewek, mungkin sudah ke seratus kalinya. Tapi anak itu selalu menolak keras. Bahkan sampai mulut Alex berbusa pun, Arsya tidak akan mau.

"Lo sampai kapan mau ngejomblo mulu hah?! Betah lu begini?" Alex bertanya nyolot.

"Lebih mending jomblo, daripada mainin cewek kayak lo kan?!" semprot Arsya.

Alex meneguk air liurnya dengan susah payah. Perkataan Arsya memang selalu sadis dan menohok, sampai-sampai Alex hanya bisa membeku di tempatnya.

"Nih!" Arsya meletakkan segepok uang seratus ribuan diatas meja, hal itu langsung membuat mata Alex berbinar seraya tersenyum lebar. "Gue cabut!" Arsya beranjak bangkit dari tempat duduknya dan langsung melesat pergi meninggalkan tempat itu.

"Makasih, Arsya sayang!" Alex berteriak nyaring sambil menyembunyikan uang yang diberikan Arsya tadi. Jika tidak segera disembunyikan, mungkin uang itu akan hilang dalam sekejap karena diambil oleh Keysha, cewek baru Alex yang gila uang.

* * *

Sambil memakan nasi uduk sebagai menu sarapan, Alvena beralih sesaat menatap seseorang yang kini duduk di hadapannya. Bibir Alvena mengukir senyuman lebar ketika diserang banyaknya pertanyaan dari Adel yang ketinggalan berita. Sejak kemarin, Adel memang seharian sibuk di ruang operasi. Maka dari itu, cewek yang biasanya paling heboh dan banyak bacot tersebut malah baru histeris sekarang setelah mendengar beberapa gosip dari para perawat di lobby tadi pagi.

"JADI—" Adel menjeda, lalu matanya menyapu ke sekelilingnya. Adel memelankan suara, "Jadi kalian nggak beneran tunangan?"

Alvena mengunyah makanannya dengan cepat lalu mengangguk mengiyakan. "Iya...."

My Devil Doctor ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang