CHAPTER 21

113K 11.3K 386
                                    

KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA KULIT MANGGIS KINI~

OKEI, SALAH.

KABAR GEMBIRANYA....

MY DEVIL DOCTOR OPEN PO TANGGAL 24 NOVEMBER 2021 🥳🤧

CATET YA TANGGALNYA! 24 NOVEMBER 2021 DI GLORIOUS PUBLISHER.

ARE U GUYS READY?! I'M READY OF COURSE BWAHAHAHA.

•••

Seharian ini Alvena bingung dengan sikap Arsya yang kelewat dingin padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian ini Alvena bingung dengan sikap Arsya yang kelewat dingin padanya. Terakhir kali mereka berbicara yaitu tadi malam, ketika Arsya mengantarkan Alvena pulang sehabis perkara pelukan bersama Fillan. Alvena tak begitu tahu penyebab pasti yang membuat Arsya jadi seolah menjauh dari dirinya. Sebenarnya, apa penyebabnya? Apa karena dirinya berpelukan dengan Fillan kemarin? Ah... Tidak mungkin!

Arsya tidak mungkin mempermasalahkan hal itu. Toh, dia juga tidak memiliki alasan untuk marah pada Alvena kan?

Menghela napas, Alvena mengacak-acak rambutnya sampai berantakan dan terlihat tak karuan. Membuat seorang wanita tua di depannya jadi bingung sampai melongo karena dari tadi Alvena tampak seperti orang frustrasi.

"Dok?" Ibu-ibu tua yang duduk di hadapan Alvena memanggil, tetapi tak mendapat balasan. "Dok!" ulangnya lagi.

"Eh, i-iya bu?" Alvena tersentak.

"Jadi gimana kondisi saya? Dari tadi saya nungguin dokter ngomong udah hampir lima belas menit!" sewot ibu-ibu bertubuh gempal yang menjadi pasien Alvena kali ini.

"Eh? Maaf, ya bu... Saya emang lagi kurang sehat." Alvena mengangguk meminta maaf sambil tersenyum kikuk. "Karena cideranya sudah terlalu parah, saya harus mengambil tindakan operasi, bu."

Lima belas menit kemudian, Alvena melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran bangku sambil menutup mata.

Sekali lagi, ia memikirkan apa kesalahannya hingga Arsya tiba-tiba marah dan menjauhi dirinya. Lama berpikir, jawabannya... Tidak ada! Alvena tak menemukan jawaban apa pun yang memungkinkan untuk dijadikan penyebab marahnya Arsya.

DUBRAK!

Suara nyaring itu membuat Alvena spontan melonjak dari tempat duduknya sambil berteriak nyaring. Ia kemudian memelototi Adel dan Naufal yang masuk secara grasah-grusuh hingga pintu ruangan kerja Alvena hampir copot.

"Kalian pada kenapa, sih?" Alvena heran dengan kedua temannya yang tampak berkeringat, serta napasnya tergopoh-gopoh seperti habis lari maraton.

Naufal pun memegangi dadanya yang terasa sesak. "Anu, Na....— Si Arsya...."

My Devil Doctor ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang