CHAPTER 12

136K 11.7K 369
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Lo gila, Na? Segede apa nyali lu?!" Di tengah keramaian kantin rumah sakit, suara Adel ikut merasuki gendang telinga Alvena.

"Kenapa, sih? Aku tuh lagi ngobrol sama Dokter Inara, kenapa main tarik-tarik aja?" Alvena sebal sendiri. "Lagian kata Naufal, Dokter Inara bukan pacarnya Dokter Arsya kok."

"Ya, tetep aja, Alvena! Lo nggak tau, apa? Dokter Inara tuh punya perasaan sama Dokter Arsya. Dan gue juga baru denger kabar, waktu zaman SMA dulu mereka pernah hampir pacaran!" Adel heboh.

Alvena melotot. "Masa, sih? Yakin kamu itu bukan hoax?"

"Yakin!" Adel mengangguk pasti. "Katanya, sih... Dokter Inara selingkuh dan ninggalin Dokter Arsya. Parah ya... Belum pacaran aja udah selingkuh!"

Alvena makin terkejut lantas menutup mulutnya dengan satu tangan. "Kamu jangan asal tuduh, Adel!"

"Ini info terakurat dari Feli, Dokter baru dari Kanada. Dia bilang, dulu dia satu sekolah sama Dokter Arsya dan Dokter Inara, ada bukti foto kelulusan mereka juga." Adel memajukan wajahnya untuk mendekat kemudian berbisik serius, "Belum banyak yang tau tentang kabar ini. Jaga rahasia, ya!"

Adel mengacungkan jari kelingkingnya sebagai tanda janji dan mendapat balasan dari Alvena, cewek itu ikut mengaitkan jari kelingkingnya sambil mengangguk sepakat.

"Hai, guys!"

Adel dan Alvena tersentak ketika mendengar sapaan tersebut. Mereka lantas menoleh ke sumber suara lalu serentak tersenyum lebar.

"Eh, Naufal! Sini, sini gabung!" Adel menepuk-nepuk bangku di samping kirinya. "Tumben lo nggak dateng sama sahabat sehidup-sesurga lo!" celetuk Adel.

"Iya, Arsya ngilang. Dicariin nggak ketemu. Nggak tau deh lagi ngapain!" Naufal mengedikkan bahu.

"Loh, itu Arsya!" Alvena sedikit mengeraskan suara lalu menunjuk seorang cowok berjas putih yang kini berjalan masuk ke dalam kantin.

"Nah, panjang umur!" ujar Naufal refleks. Pria yang terkenal heboh dan kocak itu lantas berlari kencang menghampiri Arsya lalu tanpa iming-iming lagi, Naufal menarik lengan Arsya hingga mendekat ke meja Adel dan Alvena.

"Apaan sih lo tarik-tarik nggak jelas?" Arsya sewot sendiri. Lalu akhirnya pasrah ketika Naufal mendorongnya hingga terduduk di samping Alvena.

Sedangkan Alvena kini hanya cekikikan kecil lalu menopang dagunya menggunakan tangan sambil menatap Arsya. "Hai, Arsya!"

"Eh, sejak kapan lo sesantai itu manggil Dokter Arsya?" Adel yang mendengar sapaan Alvena mendadak heboh.

"Sejak kita tunangan!" sahut Alvena enteng, membuat Arsya yang awalnya hanya diam tak memedulikan dirinya kini beralih melirik Alvena sinis.

My Devil Doctor ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang